Chapter 7 || Suckid

110 59 79
                                    

Tata sampai di tempat perkemahan dengan wajah lesunya. Di depan api unggun, ia melihat kedua sejoli sedang berbincang. Cewek itu seperti tidak asing dengan keduanya.

Perlahan tapi pasti, Tata mendekati keduanya, "Aileen, Keenan?!" Pekiknya.

Tanpa sepengetahuan Tata,  ternyata Aileen, Kyra, dan teman-teman Bevan datang ke perkemahan untuk meramaikan.

Aileen membekap kasar mulut cewek manja itu, "Jangan berisik, nanti ketauan malah di suruh tidur!"

Tata mengerucutkan bibirnya, menggemaskan.

"Kok kalian kesini?" Tata keheranan.

"Kepo lo, Tata. Mana si Abang cinta lo itu?" Tanya Keenan dengan nada mengejek. Namun hal itu diabaikan oleh Tata.

"Ciee Ileen sama Abang Keenan, ciee ..." Tata mencolek dagu Aileen sembari menggodanya.

"Apaan sih!" Aileen bersidekap, "By The Way, mata lo kok sembab?"Sambungnya mengalihkan pembicaraan.

"Tata gak apa-apa, kok!"

Aileen memicingkan matanya, "Lo gak bisa bohong sama gue, Tata."

Cewek yang sedang di interogasi itu pun lantas berlari memasuki tendanya tanpa menghiraukan pertanyaan yang di ajukan.

"Udah biarin aja, ayo duduk lagi." Ajak Keenan sembari menarik lengan Aileen.

Aileen membulatkan matanya, "Modus lo!"

"Kenapa bintang adanya kalo malem?" Tanya cowok itu seraya menatap langit.

"Emm ... Karena biar malemnya jadi terang?" Tanya Aileen balik tanpa menatap cowok di sampingnya.

"Iya, apa lagi ada kamu disini, jadi makin terang hati aku," gombalnya.

Aileen mencubit lengan cowok itu, "Jayus lo, ah!" Keenan menangkup kepala cewek itu agar bersandar pada bahunya, "Sumpah lo modus banget, kak!"

"Yang penting sama lo, Baby Leen."

Cewek itu lagi-lagi menyubit lengan Keenan, "Galak banget si lo!" Ringis cowok itu.

"Dari pada lo, tukang modus!" Balasnya.

Melihat Aileen yang sedang lengah, Keenan lantas merampas ponsel cewek itu yang berada pada genggamannya.

"Ish, siniin hp gue!" Desisnya. Keenan menjulurkan lidahnya, "Kak, ih!"

"Kalian ngapain berduaan disini?!"

Mampus!

"Hehehe. Santuy, Bev!" Keenan menggesekkan ujung sepatunya pada tanah, "Sorry deh, ini gue mau ke tenda. Iya kan, Leen?" Sambungnya ketika melihat raut wajah Bevan yang memerah.

Aileen hanya mengangkat bahunya acuh, cewek itu lantas memasuki tendanya tanpa menghiraukan keduanya.

Meskipun belum lama saling kenal, keduanya terlihat sangat akrab. Aileen yang dingin mulai sedikit meluluh. Jangan sampai saja Keenan melakukan suatu hal fatal yang akan membuat  Aileen kembali membeku.

Di sisi lain, di dalam tenda Tata meringis kesakitan, kepalanya benar-benar pusing.

Diva yang melihat teman se-tendanya kesakitan pun mulai panik. Ia keluar tenda untuk mencari bantuan dari panitia.

"Kak Bevan! Tata sakit, cepet tolongin!" Pekiknya cewek itu.

Bevan menaruh jari telunjuk pada bibirnya, "Jangan berisik!"

"Paling dia caper lagi, udah diemin aja," ujar Bevan enteng. Diva terkejut dengan respon Bevan yang acuh, "Ketos gimana sih, gak bertanggung jawab! Gue minta tolong Kak Reno aja!"

Bevan menarik lengan Diva, "Gak udah ngadu, ayo ke temen lo sekarang!" Sinisnya.

Ketika sampai di tenda, Tata sedang meringkuk dengan selimut yang di tutup sampai menutupi lehernya, "Bang ... Bang Bevan ... Mau pulang ..," Rengek cewek manja itu.

Cowok itu mengalihkan pandangannya, "Harusnya lo gak usah ikut ke sini. Lo lemah, gak pantes ada di osis!"

Reva yang baru saja datang menarik kerah baju Bevan, "Apa-apaan lo ngomong gitu? Mentang-mentang lo ketua bukan berarti lo bisa ngomong seenaknya, Bevan. Lo harus jadi contoh yang baik!"

"Ini masalah pribadi lo sama adek kelas lo itu, jadi jangan pernah bawa-bawa nama osis. Gak semua anggota osis harus berbadan sekuat tentara." Jelasnya.

Bevan mengepalkan tangannya, "Kok lo jadi belain dia, sih?!"

"Gue gak ngebelain siapa pun, gue netral. Lo nya aja terlalu sensitif." Sinis Reva lantas meninggalkan tempat itu.

Cowok itu mengacak rambutnya frustrasi, "Lo mau nya apa sekarang, Thalia?" Tanya Bevan dengan nada serendah mungkin.

"Tata mau pulang, hiks ... hiks ..,"

"Lo bisa gak sih gak childish?!"

"Hiks ... Hiks ...,"

Kyra menghampiri tenda Tata dengan tergesa-gesa karena tidurnya terganggu dengan suara berisik.

"Stop bentak-bentak temen gue, kalo gak suka bukan gitu caranya, bilang baik-baik kan bisa!" Sinis Kyra.

Bevan mengangkat sebelah alisnya, "Minggir, ini urusan osis. Gue yang harus urus dia!" Ucap Bevan tak kalah sengit.

"Gue kasih kesempatan sekali lagi, sampe Tata kenapa-kenapa, lo berurusan sama gue. Camkan itu!"

"Hm, bukan masalah." Jawab Bevan angkuh.

Tata menarik-narik lengan baju Bevan dengan lemas, "Bang, ayo anter Tata pulang, mau peluk bunda, hiks ...,"

"Gue masih harus urus acara ini sampe besok pagi, lo di anter yang lain aja," ujarnya dingin.

Kyra menatap tajam manik mata Bevan, seakan memberi ancaman.

"Ayo, Ta. Balik sama gue sama Aileen aja, ya?" Ajak Kyra.

Cewek manja itu menggelengkan kepalanya cepat, "Nggak, maunya sama Abang Bevan." Lirihnya.

"Abang bangsat lo itu ketos, Tata. Yang katanya harus STAY disini terus!" Sindir Kyra dengan menekankan kata stay.

"Lagian ngapain sih lo masih aja ngejar-ngejar dia yang udah jelas-jelas nolak kehadiran lo? Ayolah Tata, sadar! Masih banyak yang nungguin lo dan lebih pantes buat lo!" Kyra sengaja berkata demikian agar Bevan merasa tersindir, yang paling utama agar cowok dingin nan kasar itu sadar diri.

Bevan menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar, "Siap-siap cepet, gue anter!"

Cewek manja itu mengembangkan senyumnya, rasanya pusing di kepalanya hilang seketika.

***

"Bang, ada jaket gak?" Tanya Tata ketika sudah sampai di mobil milik Bevan.

Tanpa mengeluarkan suara, Bevan langsung mengambil jaket cadangan miliknya di jok belakang.

"Makasih," ujar Tata lalu memeluk jaket milik cowok dingin itu.

"Ta," panggil Bevan pelan. Tak ada jawaban.

"Ta," ulangnya sekali lagi dengan sedikit keras. Karena tak mendapat respon juga, cowok itu melirik ke arah samping. Benar saja, cewek itu sudah tertidur pulas.

Bevan meminggirkan mobilnya sekilas, mematikan ac, lalu mengambil minyak kayu hijau di dashboard. Membalurkannya pada dahi, leher serta lengan cewek itu.

"Big sorry, Thalia."

⚡⚡⚡

Holla, I'm back!
Gimana? Greget gak sama Bevan?
Gemesh gak sama Keenan yang ngegombalin Aileen? Mereka cocok gak?

Sekarang kalian tim siapa?
#TataBevan
Atau
#AileenKeenan

15/6/2020
Ig : @nisaazzhrx_

Stand By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang