"Lima menit!" Perintah cowok itu. Tata menautkan alisnya, "Apanya?"
Bevan mendengus kasar, "Siap-siap terus ambil tas," ucapnya datar.
Cowok itu lantas berjalan ke luar uks, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Hari yang paling menyebalkan, kenapa juga ia harus bertemu cewek super menyebalkan itu.
"Bro!" Bahu cowok itu ditepuk oleh seseorang. Keenan, Keenan Zeroun. Sobat karibnya yang termasuk playboy akut.
"Mau kemana, lo?" Tanya Bevan, ia mulai curiga karena temannya itu berjalan sendirian tak seperti biasanya.
Yang ditanya terkekeh, "Biasa, nyari asupan. Heran kan lo gue sendirian?"
Bevan menganggukkan kepalanya, sebab temannya itu selalu memohon untuk ditemani ketika pdkt. Huh.
"Abang Bev, ayo!" Ujar cewek menyebalkan itu. Keenan menatap Tata dari atas sampai bawah, cowok itu terkagum-kagum.
Tata yang mulai risih menyembunyikan dirinya dibelakang tubuh Bevan, "Siapa nih, Bev? Cakep bener." Tanya Keenan.
Bevan memicingkan matanya, "Jangan macem-macem, lo!" Ujarnya dengan nada mengancam. Lantas menarik lengan Tata dan membawanya ke parkiran.
"Pake!" Ujar Bevan seraya menyodorkan helm. Tata lagi-lagi mengembangkan senyumnya.
Perjalanan berlangsung dengan awkward . Di pertigaan jalan, Bevan menghentikan laju motornya.
"Kok berhenti?" Tata kebingungan.
Cowok itu menghela napas kesal, "Rumah lo lurus, kanan, apa kiri?"
Tata ber-oh ria, "Lurus!" Dahi cowok itu mengkerut, jalannya searah dengan rumahnya. Sial.
"Stop, stop!" Tata mengentikan Bevan. Hal itu justru membuat cowok itu mengumpat dalam hati.
Tak memakan banyak waktu, mereka kini sudah sampai di pekarangan rumah Tata.
"Mau mampir ke rumah Tata nggak?" Tanya cewek itu sembari mengatupkan bibirnya.
Bevan menautkan kembali helm yang sedari tadi digunakan oleh Tata, "Gak." Singkatnya.
"Pinjem handphone nya dong Bang Bevan, sebentaaaaaar aja ..." Pintanya dengan nada manja.
Cowok itu menatap cewek dihadapannya dengan sinis, "Buat apa?"
Tanpa aba-aba Tata langsung merebut benda pipih itu dari tangan Bevan. Cewek itu lantas tertawa cekikikan.
Tata terlihat fokus mengetikkan sesuatu pada benda pipih tersebut.
Drrt ... Drrt ...
Ponsel cewek itu bergetar dari dalam saku rok nya. Lagi-lagi, cewek itu cekikikan.
"Sering-sering telepon Tata, ya!" Pintanya dengan nada yang dibuat semanja mungkin.
Tata cantik🤗
Bevan geli sendiri saat melihat nama kontak yang di ketik sendiri oleh cewek itu.
"Gue balik." Pamitnya dengan nada dingin.
Tata melambaikan tangannya tanpa mendapat balasan dari cowok itu. Bevan memandang Tata tanpa minat lantas memutar balikkan motornya.
Eh ternyata!
"Abaaang! Kok masuk ke situ?!" Teriak Tata tat kala melihat kakak tingkatnya itu memasuki rumah yang berada di seberang rumah miliknya.
"Stop panggil Abang, gue bukan Abang lo. Dan lo gak usah urusin gue, ini rumah gue!" Itulah kalimat terpanjang yang pernah Bevan ucapkan pada Tata.
Tata benar-benar shock. Kakak kelas impiannya ternyata tetangganya!
Cewek itu berlari menghampiri Bevan yang sedang membuka pagar rumahnya, "Tata gak nyangka loh kita tetanggan, besok berangkat bareng ya ke sekolah, selamat istirahat Abang Bevan!" Ujar Tata bersemangat. Senyum tak pernah pudar dari bibirnya.
***
Pagi-pagi sekali Tata sudah terbangun dari tidurnya, cewek itu bersiap-siap dengan cepat, tak lupa mempercantik dirinya.
"Tata cantik banget ya ampun," cewek itu bermonolog saat melihat pantulan dirinya dari cermin.
Selesai dengan aktivitas sebelumnya, kini disinilah Tata, di meja makan keluarganya. Belum ada seorang pun yang turun. Cewek itu sengaja turun ke meja makan lebih pagi, ia ingin menyiapkan dua bekal, untuknya dan untuk Bevan pastinya.
Seseorang mengelus rambutnya dari belakang. Ternyata Rika--Bundanya.
Rika mengernyitkan dahinya keheranan, "Loh banyak banget sampe dua kotak makan?"
Tata tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya, "Buat temen Tata, Bun. Hehehe." Tak heran bila Tata bersikap manja pada siapapun, cewek itu adalah anak tunggal dari keluarga Brawijaya yang terkenal dengan perusahaan pertambangan terkenal di dunia.
Rika tersenyum menggoda seraya mencolek pipi anak gadisnya, "Temen apa temen?"
Tata tersipu malu, pipinya sedikit memerah, "Ah Bunda, itu kakak kelas Tata. Udah ah Tata mau berangkat." Cewek itu mencebikkan bibirnya.
"Oh iya, Bun. Tata gak berangkat sama Pak Bani," Pak Bani--Supir pribadi keluarga Brawijaya.
Rika yang tengah mengaduk susu itu menatap gadisnya, "Loh, terus sama siapa?"
Cewek itu tersenyum canggung, "Sama Bang Bevan, kakak kelas Tata itu, ternyata dia tetangga kita, Bun."
"Oh, ya? Bagus deh. Sana berangkat!" Perintah Rika. Tata lantas menyalimi punggung tangan bundanya.
***
Tok ... Tok ... Tok!
"Assalamualaikum Abang Bevan, ini Tata!" Panggilnya dari luar pagar. Padahal di rumah itu tersedia bel. Itulah Tata, jalan pikirannya sulit di tebak.
Diluar dugaan, wanita paruh baya lah yang membuka pagar.
Tata tersenyum canggung, "Kak Bevannya ada, Tante?
Wanita paruh baya itu tersenyum ramah, "Temen sekolahnya Bevan, ya? Ayo masuk, Bevan lagi siap-siap."
Bagaimana Tata yang manja dan bar-bar itu bisa bersikap sopan dan kalem pada calon mertuanya. Eh.
Cewek itu melihat sekeliling rumah kakak tingkatnya, luar biasa desainnya. Tata berdecak kagum. Rumah Bevan juga tak kalah luas dengan rumah milik Tata.
"Ekhem ..." Deheman seseorang membuat cewek itu tertegun.
Tata memasang senyum termanisnya, "Pagi Abang Bevan, ayo berangkat!" Ujar cewek itu seraya mengamit lengan kakak tingkatnya itu.
"Lepas!" Desisinya.
Bevan menghampiri Jihan--Mamanya, "Ma, Bevan berangkat dulu." Pamit Bevan seraya menggendong ranselnya.
"Itu temen mu udah nungguin," Jihan mengelus surai hitam putra sulungnya.
Bevan menghela napas kasar, "Ayo!" Ujarnya sinis.
Mereka kini sudah berada di atas motor sport milik Bevan, "Nanti ada pengumuman osis, lo jangan malu-maluin!"
Mata cewek itu berbinar, "Tata lolos, gak?"
⚡⚡⚡
Jangan lupa vote, comment n share, ya!
Semoga suka, ily.
27/05/2020
Ig : @nisaazzhrx_
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
Teen Fiction"Apa motivasi masuk osis?" "Mau ke kamu." Bagi Tata, Bevan adalah cinta pertamanya. Ia jatuh cinta ketika pertama kali menatap mata Bevan. Ia belum pernah jatuh cinta sedalam ini pada laki-laki selain ayahnya. Dengan sepenuh hati, Tata berusaha melu...