dia memilih pamit

41 7 0
                                    

Setelah Senja kehilangan Jingga, Senja lebih sering menghabiskan waktu sendirian. Seperti berjam-jam berada di perpustakaan, menulis puisi di kamarnya, tentu tanpa ditemani Almanda. Sepertinya kali ini adalah patah hati terhebat yang pernah Senja rasakan.

"Senja, boleh ibu masuk?"

Cepat-cepat Senja menghapus air matanya.

"eh ibu, silahkan."

"kamu kenapa? Ada masalah di sekolah?"

"tidak bu." Senja tersenyum.

"atau ada masalah dengan Almanda?"

"tentu tidak." Senja tersenyum.

"atau dengan Jingga?"

Senja terdiam. Senja tak mampu menahan air matanya lagi ketika ia mendengar nama Jingga.

"kamu boleh cerita sama ibu, Nja." Katrin membelai lembut rambut Senja.

"Jingga mengingkari janjinya, dia bilang akan menjaga hatinya untukku. Tapi, sekarang dia memiliki kekasih di sana bu." Senja menangis dalam pelukan Katrin.

"lepaskan apa yang harus dilepaskan, hidup akan terus berjalan apapun yang terjadi."

Senja tetap menangis.

"Senja... satu tahun lagi kamu akan lulus SMA, kamu mesti rajin belajar. Bukan kah kamu ingin masuk UGM melalui jalur undangan? Hidup ini singkat, buatlah bermanfaat." ujar Katrin.

"ibu benar, untuk apa aku menangisi lelaki yang bahkan tidak peduli terhadap perasaanku."

Apakah serumit ini jika bercinta?

***

Senja duduk di kantin sambil menikmati makannya seorang diri. Almanda tidak masuk sekolah hari ini, ibunya sakit.

"Senja?!"

"Timur?"

"boleh duduk?"

"tentu." Senja tersenyum.

"kenapa akhir-akhir ini sering menyendiri? Ada masalah dengan Almanda?"

"ah tentu saja tidak, Timur." Senja tersenyum.

"atau dengan Jingga?"

"manusia itu egois ya, Timur? Datang karena sepi, meninggalkan karena tak sehati, menjatuhkan karena terlalu baik di hati."

"hanya manusia yang tidak memiliki akal yang mampu melakukanya."

"aku akan membuat Jingga kembali." Senja tersenyum.

"Senja... siapapun yang pamit sebagai masa lalu, takkan lagi menjadi teka-teki masa depan."

Senja menatap Timur.

Timur benar. Untuk apa Senja susah susah membuat Jingga kembali jika Jingga saja sudah memilih untuk menjadi masa lalunya.

***
Senja menikmati sore ini di taman kota sambil menikmati eskrim yang sengaja ia beli. Senja masih teringat apa yang dikatakan Timur di sekolah "siapa pun yang pamit sebagai masa lalu, takkan lagi menjadi teka-teki masa depan." Senja belajar banyak hal dari peristiwa ini. Senja belajar untuk lebih mengutamakan kebahagiaan orang tuanya, belajar untuk menghargai waktu, belajar untuk tidak terlalu percaya pada ucapan seseorang dan banyak lagi.

Tujuan Senja kali ini adalah berusaha masuk Universitas Gadjah Mada melalui jalur undangan. Satu tahun lagi ia akan lulus dan pastinya Senja harus lebih giat lagi belajar.

"Senja? Apa kabar?"

Senja seperti tak asing mendengar suara itu.

Senja menoleh.

"Fa... Fajar...?"

Fajar lalu duduk di sebelah Senja.

"sedang melamun tentang hal apa?" Fajar tersenyum.

"eh aku tidak melamun, aku hanya sedang melihat matahari terbenam."

"sudah berhasil melupakan aku?"

"dari dulu." Senja tersenyum.

Senja memang sudah mampu melupakan Fajar. Tapi kenangan bersama Fajar takkan pernah Senja lupakan.

"sudah memiliki pengganti ku?" Fajar tersenyum

"pertanyaan macam apa ini?" Senja ikut tersenyum.

"becanda."

"bagaimana kuliah mu di Padang?" tanya Senja.

"alhamdulillah lancar."

"Fajar? Apakah hanya karena jarak sebuah hubungan bisa hancur?"

"dudu jarak sing misahke, tapi dewe sing lebih milih wong liyo."

Senja menundukkan kepalanya.

"kamu tahu apa yang dikatakan Johny Deep?" tanya Fajar.

Senja menggeleng.

"Jika kamu mencintai dua orang dalam satu waktu. Pilihlah yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai yang pertama, kamu tidak akan pernah jatuh cinta pada yang kedua." ujar Fajar.

Senja menatap Fajar.

Senja tersadar setelah mendengar ucapan Fajar. Apa mungkin itu yang membuat Jingga lebih memilih Cessa? tanya Senja dalam hati.

Rasa sakit yang teramat sakit adalah ketika seseorang membuat terasa istimewa kemarin, kemudian membuatmu begitu tak diinginkan hari ini.

- Senja Almayda -

***
piye karantina klean rek? stay safe and healthy rek :*

R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang