garis imajiner

17 7 0
                                    

"kamu tahu garis imajiner?"

Senja menggeleng, "memangnya apa?"

"garis imajiner merupakan garis tegak di kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Garis ini memanjang dari utara ke selatan yang menghubungkan Gunung Merapi di utara dengan pantai Parangkusumo ataupun Pantai Parangtritis di selatan melalui keraton Yogyakarta. Garis ini memiliki makna filosofis yang sangat tinggi di kesultanan tersebut. Selain itu, keberadaan garis imajiner ini menjadi keunikan tersendiri bagi kota Yogyakarta dari kota-kota lainnya." Jelas pemuda itu.

"aku baru tahu. Aku kira kamu akan nanya tentang garis khatulistiwa." Senja terkekeh.

"kalau aku nanya tentang garis khatulistiwa pasti kamu sudah tahu."

"memangnya kenapa kalau aku sudah tahu."

"gak asik, lha."

Senja dan Bumi memang sepasang kekasih yang unik. Mereka lebih sering membicarakan tentang pengetahuan dunia dibanding membicarakan tentang rencana hubungan mereka.

"kalau ngobrol ajak-ajak aku, dong." ucap Bintang.

Ya, kali ini Senja dan Bumi jalan bersama Bintang juga. Rencananya akan jalan berempat bersama Dandelion, tapi karena Dandelion sedang mengerjakan skripsi, mau tidak mau mereka hanya bertiga.

Senja dan Bumi menoleh ke arah Bintang.

"Eh, Maaf, Tang. ku kira kamu pergi." Ucap Bumi.

Bintang menatap Bumi malas, "gini nih, kalau jalan sama orang yang pacaran, serasa jadi obat nyamuk."

"mas Bintang cari pacar dong biar enggak kesepian." Senja memberi saran.

"aku mau pergi." ucap Bintang.

"kemana?" Bumi heran.

"mencari kebenaran, hidup ku isinya kesalahan terus, kali aja di sini menemui kebenaran."

"apaan si, Tang." Bumi terkekeh mendengar jawaban Bintang.

"aku mau cari makanan, siapa tahu ketemu jodoh juga."

Senja dan Bumi tertawa.

"ada ada saja." Bumi menggeleng.

"good luck Mas Bintang." ucap Senja.

Bintang mengangkat kedua ibu jarinya, pertanda "oke"

Kemudian Bintang berlalu meninggalkan Senja dan Bumi. Ia hilang diantara lalu lalang manusia.

Jalan Malioboro tampak ramai dipenuhi manusia-manusia yang tengah mencoba menghilangkan rasa jenuh. Langit tampak indah malam ini, tidak begitu banyak bintang. namun, mampu menenangkan mata.

"Al..."

Senja menoleh pada Bumi.

"kakyaknya free dive nya diundur, deh."

"kenapa?"

"minggu depan mapala mengadakan kegiatan mendaki gunung."

"gunung mana?"

"mahameru." Bumi tersenyum.

Entah kenapa, kali ini perasaan Senja tidak enak ketika Bumi mengatakan rencananya. Tapi senja menepis perasaan itu.

"Mahameru itu yang trek puncaknya sulit?" tanya Senja.

"kalo kita yakin enggak ada yang sulit."

"Bumi?"

"hmm?"

"kalau kamu enggak ikut enggak apa-apa?"

"lho? kamu kenapa, sih?"

"perasaan aku enggak enak."

"bilang saja kamu enggak mau jauh jauh dari aku." Bumi mencubit hidung Senja.

"apa, sih? aku serius."

"aku enggak bisa kalau enggak ikut. kamu tenang aja." Bumi mencoba meyakinkan gadis nya itu.

"aku menyayangimu." Senja memeluk Bumi.

"Minggu depan kamu ulang tahun kan?" tanya Bumi.

Senja melepaskan pelukannya, "iya."

"Happy Brithday, Alma! adalah kalimat yang akan aku ucapkan di puncak Mahameru nanti. Aku enggak berniat beliin kamu kue ulah tahun, Al. Tapi percayalah, aku akan kasih kamu hadiah yang enggak akan kamu lupakan seumur hidup mu. tunggu ya." Bumi tersenyum.

"apa?"

"rahasia." Bumi tersenyum.

semoga Tuhan melambatkan waktu jika aku dan kamu tengah bersama.

- Senja Almayda -

***

subhanallah baru upload lagi, sepurane yo rek :(

R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang