suroboyoku :*

33 5 0
                                    

"Nda, kita jadi ke Surabaya hari ini?"

"tentu, Timur hari ini adalah HUT Surabaya yang ke-727, aku ingin sekali mengikuti parade."

"aku rindu Senja."

"apa?!" Almanda terkejut dengan apa yang Timur katakan.

"ah, tidak. maksudku aku sudah tak sabar menghadiri parade."

Aku tidak bodoh, Timur, ucap Almanda dalam hati.

Almanda dan timur berangkat menggunakan sepeda motor, mereka berdua menghabiskan waktu selama 2jam perjalanan. Sampai akhirnya mereka sudah berada di kota pahlawan ini. Mereka berdua mengikuti Parade budaya dan bunga bernama Surabaya Vaganza. Atraksi seni ini dipertunjukkan di sepanjang tugu pahlawan sampai balai kota. Pemkot juga menggelar tampilan kesenian di taman kota. Tepatnya di taman paliatif, taman harmoni, taman wonorejo, taman cahaya, dan taman Suroboyo.

Sebenarnya masih banyak acara acara yang diselenggarakan di Surabaya. Tapi Almanda dan Timur hanya ikut parade dan menyaksikan tampilan kesenian di taman Suroboyo.

"Timur? aku haus, kita beli minum, yuk." ajak Almanda.

"tentu."

Setelah membeli minum dan beberapa makanan ringan, mereka berdua duduk di bawa pohon dan masih menikmati suasana ramai sekaligus menyenangkan ini.

"Senja sedang apa ya, Timur?"

"memangnya aku ini apa? bisa mengetahui kesibukan orang lain."

"aku kan cuman nanya." Almanda mengalihkan tatapannya dari Timur.

***

Pukul 14:00 WIB. Senja tengah duduk di salah satu taman Yogyakarta seorang diri. Ia tengah memikirkan betapa serunya merayakan HUT Surabaya dengan menghadiri parade bersama Almanda. Tapi apalah daya ia harus tetap berada di Yogyakarta selama beberapa tahun ke depan.

"kamu tahu kenapa Tuhan menciptakan satu hati?"

Senja terkejut.

"apaan, sih, Bumi? Aku kaget."

"maaf, aku tidak bermaksud membuat mu terkejut Alma." Bumi tersenyum lalu duduk di sebelah Senja.

Senja hanya memberi tatapan sinis.

"eh, kamu belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa Tuhan menciptakan satu hati?"

"karena kalau dua itu ginjal."

"tentu salah." Bumi tersenyum.

"lalu yang benar?"

"karena Tuhan mau aku hanya menyimpan namamu di hatiku, hanya namamu." Bumi masih tetap tersenyum.

"BASI!"

"kamu cantik kalau sedang kesal."

"aku sudah tahu, banyak yang bilang aku cantik dalam keadaan apapun." Senja tersenyum.

"jadi aku bukan orang pertama yang mengucapkannya?"

"jelas bukan."

"kamu asal Surabaya kan?" tanya Bumi.

"memangnya kenapa kalau aku asal Surabaya?"

"hari ini adalah HUT Surabaya."

"sudah tahu."

"aku pikir kamu belum tahu, makannya aku kasih tahu."

Hening.

"Alma? Mau ikut dengan ku jalan jalan sore?"

"ha? kemana?"

"ikut saja."

Bumi menarik tangan Senja dan membawanya ke tempat yang akan ia tuju.

"kamu akan membawa ku kemana?"

"sudah tidak usah takut, kau aman jika bersama ku." Bumi tersenyum.

Beberapa menit berjalan, akhirnya mereka sampai di atas sebuah jembatan yang langsung menghadap ke arah pantai.

"ini indah sekali, Bumi." Senja kagum.

"aku sering ke tempat ini jika sedang bosan, aku tahu kamu sedang bosan. makannya aku membawa mu kesini."

"Bumi?"

"hmmm?"

"kenapa ya, aku susah sekali melupakannya? Padahal ini sudah satu tahun aku mencoba melupakannya."

"sometimes, the only reason why u won't let go of what's making u sad is because it was the only thing that make u happy."

Senja terdiam.

"sudah jangan terlalu dipikirkan, bisa bisa kamu gila." Bumi tersenyum.

"enak saja kamu, buktinya selama satu tahun aku tidak gila."

"belum."

"BUMI!" Senja mencubit lengan Bumi.

"aw, sakit tahu."

"kau menyebalkan."

"kamu suka kopi?" tanya bumi.

"suka."

"kamu suka senja?"

"suka banget."

"jika kamu pecinta kopi dan senja, maka izinkan aku mencintaimu tanpa jeda."

Senja salah tingkah dengan ucapan bumi yang membuat hatinya jungkir balik.

"bisa saja, Dina." Senja tersenyum.

"eh, kok, Dina?"

"kan aku pernah bilang aku akan memanggil mu Dina." Senja menjulurkan lidahnya.

"kamu menyebalkan, mau aku cium?"

"ih, jijik!"

"becanda." Bumi tersenyum.

"Dina? Kalau ada perempuan yang bilang 'enggak perlu ganteng asal setia' apa tanggapan mu?"

"itu omongan wedok yang baru bangun tidur enggak 'nyeduh kopi' dan nyawanya 'terpaut waktu' HAHAHAHAHA." Bumi tertawa.

"anak indie banget ya, kamu."

"kalau ada cowok bilang 'aku enggak akan ninggalin kamu' apa tanggapan mu?"

"iku contoh kalimat e wong lanang sing kurang kopi, HAHAHAHAHAHA." senja tertawa.

"tapi aku serius pas aku bilang aku enggak akan ninggalin kamu."

"BODO AMAT!" Senja menjulurkan lidahnya.

Bumi hanya menatapnya dengan tatapan sinis, ini baru pertama kali menemukan perempuan seaneh Senja.

Tanpa terasa hari mulai gelap, cakrawala sudah dihiasi warna merah bercampur orange dari matahari yang mulai tenggelam dengan indahnya. Kapal kapal yang ada di tengah pantai menjadi siluet yang sangat cantik.

"SUGENG AMBAL WARSA SUROBOYO!" teriak Senja

Bumi tersenyum.

"SUGENG AMBAL WARSA SUROBOYO! AKU TRESNA MARANG SALAH SAWAJINING PENDUDUKMU!" teriak Bumi.

Senja menatap Bumi.

"kasih spoiler dong." ucap Senja.

"kamu." lalu Bumi meninggalkan Senja.

"EH! BUMI TUNGGU AKU!"

***

Chapter ini spesial karena hari ini emang hut Surabaya :)

Sugeng ambal warsa Suroboyo ku<3

R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang