rasanya seperti aku mencintaimu namun kamu mencintainya

32 6 0
                                    

Hari ini Senja sengaja tidak masuk kuliah karena tiba tiba saja ia terserang maag. Mungkin karena ia berada jauh dari orang tuanya jadi hanya makan ketika benar benar sudah lapar. Menghemat uang juga, katanya. Tapi Senja tidak berpikir bagaimana keadaan perutnya jika ia jarang makan. Huh, padahal ia mengambil jurusan kedokteran.

Senja merasa bosan berada di kos seharian, ia mencoba membuka ponsel dan mengirim pesan pada Almanda.

Senja : hai Nda! Apa kabar? Salam rindu.

Tidak menunggu lama, akhirnya Almanda membalas pesan yang dikirimkan Senja.

Almanda : halo Nja! Aku baik baik saja. Bagaimana kabarmu?

Senja : aku pun baik

Almanda : syukur lah, aku senang mendengarnya
Almanda : kamu sudah tahu kabar Jingga?

Senja : aku malas mengetahui tentang dia

Almanda : yasudah enggak akan aku bahas

Senja : eh, apa?

Alamanda : kamu bilang, kamu enggak mau tahu tentang Jingga

Senja : Ndaaaaaaa

Almanda : baiklah baiklah, jingga sudah menikah

Senja terkejut membaca pesan tentang Jingga yang dikirimkan Almanda.

Senja : mana mungkin, dia kan masih kuliah

Almanda : aku tidak berbohong Senja. Aku tahu dari ibuku. Dia menikah dengan gadis asal Depok.

Hati senja hancur ketika ia mengetahui Jingga telah menikah dengan perempuan selain dirinya. Buru buru Senja mencari akun sosial media milik Jingga. Senja melihat foto Jingga dengan perempuan yang bernama Cessa. Tapi, ia tidak melihat foto saat mereka menikah. Senja juga melihat unggahan foto yang ada di akun milik Cessa, tapi sama saja, tidak ada foto saat mereka menikah.

Mungkin mereka belum sempat mengunggahnya, tapi semoga itu hanya isu belaka, ucap Senja dalam hati.

Sampai beberapa menit berlalu, Jingga mengunggah foto pernikahannya bersama Cessa dengan caption "we can smile now💗" hati Senja sakit, air mata tidak bisa dibendung lagi, tangisnya pecah, ia tak menyangka Jingga akan menikah di kala Senja belum mampu melupakannya.

Senja tak kuat lagi, ia memilih keluar dari kos nya menuju jembatan tempat yang dulu Bumi tunjukkan. mungkin kalian berpikir senja cukup gila karena tidak masuk kuliah karena sakit tetapi sekarang ia malah pergi keluar. Tapi senja benar benar tidak tahan lagi ingin berteriak sekencang-kencangnya.

"I LOVE YOU BUT I HATE YOU TOO!!" teriak Senja dari atas jembatan.

Senja menangis sejadi jadinya, ia tak peduli seberapa banyak orang yang memperhatikan nya, Senja hancur.

"kamu tahu kenapa Tuhan menjauhkan dia darimu?"

Senja menoleh.

"karena Tuhan tahu dia bukan yang terbaik bagimu. Dan Tuhan tau kau pantas memiliki lelaki yang jauh lebih baik darinya. Bahkan Tuhan sudah menyiapkannya untukmu." ucap lelaki itu.

"kenapa kamu enggak masuk kelas hari ini?" tanya nya.

Senja terdiam.

"apa hanya karena patah hati kamu menjadikannya alasan tidak masuk?" tanya nya lagi.

"TIDAK BUMI! AKU TERKENA MAAG PAGI TADI, JADI KAMU JANGAN SOK TAHU!" ucap Senja dengan nada marah.

Bumi mengalihkan tatapannya dari Senja ke arah pantai.

"kamu membencinya?" tanya Bumi.

"aku tidak pernah benar benar bisa membencinya." ucap Senja dengan suara pelan.

"ingat Alma, senja tak pernah membenci awan kelabu yang sering menutupinya." Bumi tersenyum.

"kamu tahu apa yang lebih menyeramkan daripada melupakan?" tanya Senja.

"dipaksa melepaskan."

"kok kamu tahu?"

"aku pernah berada di posisimu sekarang."

"lalu, apa yang kamu lakukan?"

"tentunya aku tidak melakukan apa yang kamu lakukan."

"aku serius, bumi."

"bernyanyi."

"ha? Bernyanyi? Bernyanyi hanya akan membuat semakin susah melupakannya, bumi."

"tidak semua lagu dapat membuatmu mengingatnya kembali. Mau ku nyanyikan?"

Senja mengangguk.

Bumi mengajak Senja duduk di bangku yang memang tersedia di pinggir jembatan, lalu Bumi meminjam gitar dari seorang pengamen dan Bumi berjanji akan membayarnya.

"kamu dapat gitar darimana?" tanya Senja.

"sudah, kamu tak perlu tahu. Kamu nikmati saja lagu yang akan ku nyanyikan khusus untukmu." bumi tersenyum.

Senja mengangguk dan memperhatikan bumi.

Lalu bumi memainkan gitarnya dan mulai bernyanyi.

"sandarkan lelahmu dan ceritakan, tentang apapun aku mendengarkan
Jangan pernah kau merasa sendiri, tengoklah aku yang tak pernah pergi
Bagiku kau tetap yang terbaik, entah beratmu turun atau naik
Kadang kala tak mengapa, untuk tak baik baik saja
Kita hanyalah manusia
Wajar jika tak sempurna
Saat kau merasa gundah, lihat hatimu percayalah
Segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk.
Kita perlu kecewa
Untuk tahu bahagia
Bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan
Kadang kala tak mengapa, untuk tak baik baik saja
Kita hanyalah manusia
Wajar jika tak sempurna
Saat kau merasa gundah, lihat hatimu percayalah
Segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk."

"terima kasih yak Bumi, aku senang mengenalmu." Senja menangis.

"aku senang bisa membuatmu senang."

Senja menangis dalam pelukan Bumi untuk pertama kalinya.

"menangis saja! Menangislah bila air mata dapat menenangkan hatimu yang kalut, seperti katamu bukan? Dunia ini adalah panggung sandiwara. Bahkan yang terlihat tulus pun nyatanya hanya modus." ucap Bumi.

"mas? Gitar saya sudah belum? Saya mau lanjut bekerja nih." ucap pengamen yang gitarnya dipinjam oleh Bumi.

"eh iya mas, maaf ya lama. Ini mas gitarnya, terimakasih." Bumi mengembalikan gitarnya dan memberi uang Rp10.000

Senja tertawa ketika melihat adegan itu.

"nah gitu dong, tertawa. Aku kan ikut senang. Bumi tersenyum.

"senang karena melihat ku tertawa?"

"iya aku senang karena melihatmu tertawa dan aku senang karena aku yang membuatmu tertawa."

Senja tersenyum, ia bersyukur bertemu orang sebaik dan selucu Bumi.

Bahkan senja pun tak mampu mempertahankan kekalnya Jingga.

- Senja Almayda -

***

Selamat hari Pancasila!

R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang