《8》

942 92 3
                                    

Rose berjalan gontai menuju ruangan Jimin. Setelah bertemu Seulgi tadi pikirannya kacau, ia tak dapat berpikir jernih.

Otaknya dipenuhi drngan rasa bersalah terhadap Seulgi. Bagaimana Rose secara perlahan mengambil kebahagiaan wanita itu dulu dan sekrang hal itu terulang lagi.

Andai saja saat itu Jimin tidak datang ke toko bunga miliknya. Andai Jimin todak membuat Rose merasa nyaman. Dan andai Jimin tidak menaruh rasa pada dirinya, maka semua ini tak akan terjadi.

Sesampainya di depan ruangan Jimin. Pandangannya masih kosong, namun Rose dapat melihat presensi Ny. Park berada di dalam ruangan tersebut.

***

"Kau gila Jimin! Eomma tak akan pernah menyetujui kau bersama wanita sialan itu!! Kau memutuskan hubungan dengan Seulgi karena wanita itu kan?!"

"Ibu tolong dengarkan penjelasan ku dulu. Rose tidak seperti yang ibu kira, memang benar bahwa ayahnya yang membunuh appa tapi tet-"

"Sudah eomma katakan tidak!! Kau tidak tau bagaimana rasanya ditinggalkan Jimin! Walupun kejadian itu sudah 5 tahun lamanya tetapi masih terasa!"

Samar-samar Rose mendengar perdebatan antara Jimin dan ibunya. Sedih rasanya mendengar hal itu, ia dibilang menjadi wanita sialan yang bahkan tidak mengerti apapun.

Banyak sekali sepertinya salah yang ia punya. Ia menjadi anak sorang pembunuh, perebut Jimin dari Seulgi, dan menjadi wanita sialan.

Dengan perlahan air mata Rose jatuh, ia menangis tanpa bersuara. Dadanya terasa sakit mendengar semua fakta tentang dirinya. Ia wanita sialan, ia jalang,  ia seorang pelakor, dan ia anak seprang pembunuh.

Layaknya seperti itu sebutan yang cocok untuk dirinya. Walaupun Rose tau bahwa ayahnya tidak sepenuhnya bersalah namun tetap saja. Ayahnya membunuh dan dibunuh.

Pandangannya bertemu drngan manik mata Ny. Park, Park Bo Young ibu Jimin melihat Rose tajam. Ada tatapan kebencian didalamnya.

Jimin melihat arah pandangan ibunya. Melihat Rose berada di luar ruangannya drngan liquid bening yang sudah mengalir deras.

'Oh tidak, tolong jangan menangis. Sialan!'

Park Bo Young melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan Jimin. Dengan wajahnya yang sudah masam melihat kehadiran Rose yang sangat membuat rasa sakitnya kembali.

Sudah cukup gadis itu mengambil suaminya jangan sampai Jimin menjadi korban kekejaman keluarga itu.

Mungkin saja suaminya dibunuh oleh ayahnya, namun ayah dan anak sama saja bukan? Ia tak ingin Jimin menjadi korban selanjutnya. Masa bodoh dengan teriakan putra sulungnya yang menyuruhnya berhenti melangkah.

Tekadnya sudah kuat, ia akan melindungi keluarganya. Bahkan mungkin ia akan menemui keluarga gadis itu.

Memberinya semua uang yang mereka mau agar tidak mengganggu keluarganya lagi.

"Kau! Beraninya kau berada di sini?! Tidak cukup membuat suamiku meninggal?! Apakah kau ingin mengambil Jimin juga?!"ucap Park Bo Young kepada Rose yang kini sudah berada di hadapannya.

Rose terdiam, menundukkan kepalanya. Ia terus mendengar cacian dari ibu Jimin. Tidak ada satu pun pujian yang dapat Rose dengar.

DARK PAST ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang