Ryujin memainkan ponselnya, sudah 30 menit sejak Beomgyu membawa kakaknya menuju ruangan Jimin dan Ryujun masih setia menunggu kakaknya tersebut.
Sesekali gadis itu mengecek keadaan ibunya. Atau terkadabg Ryujin masih berpikir cara mendapatkan uang sebanyak yang rumah sakit perlukan dalam wakteu terdekat.
Namun tiba saja pintu terbuka, menampilkan sosok pemuda yang sering datang dalam pikirannya akhir-akhir. Beomgyu, kekasihnya yang bahkan nampak seperti seorang teman.
"Gyu? Sedang apa kau disini?"tanya Ryujin pensaran. Beomgyu menyengir menghampiri ibu Ryujin yang terbaring lemah di ranjang dan menatap nya penuh iba.
"Hanya ingin menengok calon mertua ku"ucap Beomgyu dan membuat pipi Ryujin memanas begitu saja.
Namun untung saja gadis itu dapat segera menyembunyikannya. Jika tidak, Ryujin tak dapat membayangkan bagaimana Beomgyu akan terus menggodanya hingga pemuda itu puas tertawa.
Beomgyu mendekati Ryujin. Melihat keadaan gadis itu yang nampak gelisah setelah ia berucap tadi, antara Rtujin malu atau marah Beomgyu tak dapat mengetahui itu.
Ryujin berbalik. Ia terkejut ketika kepalanya tak sengaja menabrak sesuatu yang keras? Entahlah nampak seperti dada seseorang namun siapa? Bukankah Beomgyu bera-
"Apakah sakit?"
Ryujin terkejut bukan main. Ia membuka matanya, menghadap ke atas dan dapat ia lihat wajah sempurna seorang Park Beomgyu yang selalu gadis itu rindukan.
Wajah pemuda itu yang bisa dikatakan terlwat tampan. Bahkan Ryujin sendiri sering memukul pipinya sendiru karna tak menyangka jika Beomgyu adalah kekasihnya.
Aneh. Namun nyata.
Setidaknya itulah perasaan Ryujin hingga gadis itu harus menahan amarah serta rasa cemburunya ketika melihat Beomgyu dengan Yena.
Ryujin menundukkan kepalanya. Menyembunyikan pipinya yang telah memerah layaknya kepiting rebus. Menutupnya dengan kedua tangannya hingga Beomgyu bingung dengan gadis itu.
"Kau baik-baik saja? Apakah kau sakit?"tanya Beomgyu sekali lagi samnil mencuri-curi pandang agar dapat melihat wajah Ryujin yang tertutup rambut hitamnya.
Namun hasilnya nihil. Gadis itu tetap menghindar sambil menutup kedua pipinya, membuat Beomgyu gemas sendiri melihat kelakuan Ryujin.
Beomgyu terkekeh, menatap Ryujin yang masih setia dengan rasa malunya. Sedangkan Ryujin sendiri. Gadis itu malah semakin menutupi wajahnya, tak ingin Beomgyu melihat bagaimana kini wajah dirinhnya yang sudah benar-benar memerah menahan malu.
"Bi-bisakah kau berhenti ter-tawa?!"ucap Ryujin gugup namun setidaknya gadis itu masih bisa sedikit berteriak menutupi kegugupannya.
Beomgyu terdiam, walau masih ada senyum yang tertera di wajah pemuda itu. Masih melihat tingkah menggemaskan Ryujin hingga Beomgyh sendiri yang harus mendekat dan melepas kedua tangan itu.
"Kenapa kau menutupinya? Bukankah kau akan terlihat menggemaskan dengan wajah merah itu?"ledek Beomgyu sebelum akhirnya pemuda itu kembali terkekeh. Ah lebih tepatnya tertawa.
Ryujin sendirj sudah mengumpat dalam hati, sial! Kau akan tetap membuatku malu Park Beomgyu! Dan hasilnya Ryujin harus memasuki kamar mandi dan mencuci wajahnya agar kembali normal.
****
Kini kedua pasangan tersebut berada di sebuah taman. Bukan taman runah sakit namun tak jauh dari tempat itu.
Canggung melanda di anatara keduanya, Ryujin yang masih malu terhadap kejadian tadi. Sedangkan Beomgyu yang bingung harus memulai pembicaraan mereka darimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK PAST ✔
Teen FictionRose seorang wanita cantik pemilik toko bunga yang harus bertemu dengan masa lalunya Park Jimin. mereka harus dipertemukan karena Ryujin adik Rose dan Beomgyu adik Jimin yang sedang menjalin hubungan. Hidupnya yang semula berjalan normal harus berub...