10

2K 218 10
                                    



Monday Mood










*****


Lisa mengobati luka diwajah Jisoo yang meringis kesakitan. Dari arah kamar sang ibu memperhatikan putrinya yang tampak sedih. Berjalan mendekati putrinya dan duduk disampingnya memberi usapan lembut dibibir Jisoo.

" Ini kenapa ?"

" Hanya salah paham bu. "

" Salah paham ?"

" Jennie adik Irene yang melakukannya bu. " Ibu memandang Lisa yang mengucap nama Irene sebelum kembali menatap putrinya yang tertunduk sendu

" Nak, ibu harap salah paham itu akan cepat selesai. Jangan benci kakak - kakakmu, apapun kesalahan mereka dengarkan alasan mereka. Jangan biarkan rasa sakit dihatimu membuatmu buta dan membenci orang yang sebenarnya kamu sayangi lebih dari hidupmu sendiri. Ibu yakin Jisoo adalah putri ibu yang terbaik. "

Lisa merasa terkejut ketika ibu menyebut kata kakak - kakakmu, apakah itu berarti Irene, Wendy dan Seulgi adalah kakak Jisoo. Tapi bukankah Irene punya keluarga, ini sangat membingungkan pikirnya. Ibu mengusap pucuk kepala Jisoo dan berkata sebelum pergi kembali kekamarnya

" Berbagi terkadang meringankan beban kita, bukan karena kita lemah. "

Setelah ibu pergi hanya tercipta keheningan diantara Jisoo dan Lisa. Lisa yang tidak tahu harus bagaimana melihat Jisoo yang masih diam tertunduk.

" Seulgi adalah kakak asuhku sebelum dia memutuskan pergi dari panti asuhan. Aku tidak membencinya karena itu, aku hanya membencinya dengan caranya yang hilang begitu saja mencampakkan kami. Wendy dia sahabat Seulgi dan juga temanku dulu. Tidak ada alasan aku membencinya tapi aku tidak mengerti kenapa dia juga menghilang begitu saja dariku. Disaat aku tidak bisa menghubungi mereka justru temanku yang lain dengan mudahnya setiap waktu bisa menghubungi mereka dan ketika aku meminta kontak mereka, mereka mengatakan jangan pernah berikan pada Jisoo, menyedihkan. "

" Irene, orang yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Bahkan dulu aku sangat manja dengannya, bertingkah seperti bayi. Dia menghilang bagai ditelan bumi bagiku tanpa kabar apapun ataupun perpisahan. Dan lagi - lagi, justru temanku yang selalu memberitahuku bagaimana keadaannya, tentang dunia model yang dia ambil. Dan aku harus memasang senyum palsu didepan mereka tapi justru itu membuat hatiku semakin terluka. "

" Haa, aku tak akan pernah menyalahkanmu jika akhirnya kamu juga memilih pergi dariku. Bahkan rasanya untuk menangispun aku sudah tidak bisa. "

" Sayang, aku bukan mereka. Aku tidak akan mencari alasan agar bisa pergi darimu tapi aku akan mencari seribu alasan agar aku tetap bisa berada disampingmu. Aku tidak akan pernah bosan jika setiap waktu harus mengatakan ini, aku akan terus mengatakan aku mencintaimu Jisoo dengan segala kekuranganmu dan aku akan menerima kelebihanmu sebagai bonus. "

" Jisoo, aku tidak tahu alasan apa dibalik mereka melakukan itu. Selama aku mengenal mereka, mereka adalah sahabat terbaikku. Aku tidak membela mereka tapi seperti ibu bilang cobalah dengarkan dari sisi mereka. Aku bisa lihat, walaupun sakit, kecewa tapi hatimu masih menyayangi mereka. "

" Entahlah Lis. Aku hanya lelah itu saja, aku ingin tidur. Besok pagi tolong antar aku membeli ini. Kamu kalau mau inap tidur dikamarku, aku akan menemani Hayul dan Ella. "

Jisoo bangkit meletakkan alat bantu dengarnya dimeja makan meninggalkan Lisa yang masih diam memperhatikan Jisoo. Ada rasa bersyukur Jisoo bisa sedikit terbuka padanya membuatnya mengerti alasan dibalik rasa takut Jisoo dengan orang baru dihidupnya. Lisa memandang ponselnya yang menampilkan nama Seulgi. Lisa melangkah keluar berdiri dibalkon sebelum mengangkat.

The Lost Child ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang