******Jisoo merasakan kepalanya yang masih terasa pusing tetapi dia merasa lebih baik ditelinganya yang sudah tidak lagi berdenging nyaring. Jisoo berusaha mengingat setelah sebuah bola mendarat di wajah bagian kanannya. Mengedarkan pandangan Jisoo yakin saat ini dia berada di ruang UKS. Hari pertama yang menyenangkan pikirnya. Jisoo hendak berdiri sebelum sebuah suara menghentikannya.
" Minum obat ini dulu biar pusingnya berkurang. " Jisoo hanya mengangguk dan mengambil obat yang Irene sodorkan kearahnya
" Kamu boleh pulang kalau orang tuamu sudah menjemputmu. "
" Terima kasih. Ehm, kak maaf apa boleh saya kembali ke gedung olahraga sebentar saja ?" Irene memandang Jisoo datar
" Kenapa ?"
" Ehm, sepertinya saya menjatuhkan sesuatu disana kak. Saya bisa kesana sendiri kok kak. "
" Saya antar tapi saya tidak mau jika harus menggendongmu lagi. " Jisoo terdiam mencerna kata - kata Irene
" Te..terima kasih kak, maaf sudah merepotkan. " Jisoo merasa gugup dan tersipu setelah paham apa yang dikatakan Irene sebelumnya.
" Hemm, bisa jalan sendiri kan ?" Jisoo tersenyum dan mengangguk.
Selama perjalanan dari UKS ke gedung olahraga tidak ada yang memulai pembicaraan hanya sunyi. Yang biasanya Jisoo selalu bisa memulai pembicaraan dalam situasi apapun tidak kali ini. Dia hanya diam tertunduk sambil terus mengekor dibelakang Irene dan tak menyadari Irene yang tiba - tiba berhenti didepannya dan menyebabkan dia menabrak Irene.
" Maaf, maaf kak. "
" Ada yang memanggilmu. " Jisoo mendongak menatap Irene bingung, hingga Jisoo menyadari benar alat bantu dengarnya hilang membuat dia hanya bisa mendengar dengan satu telinga.
" Chu kamu ga kenapa - napa kan ?" Seulgi mencoba mengatur nafasnya setelah berlari mengejar Jisoo
" Ga kok bear cuma pusing aja. Kamu kok disini ga ada kelas ?"
" Lagi jam istirahat Chu. Kamu kenapa ga dengar aku panggil daritadi ?"
" Ehm,," Jisoo melirik kearah Irene yang hanya diam membuat Seulgi ikut melirik Irene
" Alat bantu dengarku jatuh tadi ini aku mau cari bear. Maaf ya. " Irene yang mendengar terkejut tapi seperti biasa dia tidak menampakkannya hanya wajah datar dan dingin yang dia perlihatkan
" Ya udah aku bantu cari. Nanti kalau hilang kasihan ibu harus beli yang baru. Oiya, terima kasih sudah menolong adikku. " Seulgi membungkuk memberi tanda terima kasih pada Irene sebelum menarik tangan Jisoo membuat Jisoo terkejut dan buru - buru membungkuk kearah Irene
" Terima kasih kak bantuannya. " Jisoo mulai mengikuti langkah Seulgi
10 menit sebelum bel istirahat berbunyi Jisoo dan Seulgi masih belum bisa menemukannya, mereka terlihat lelah mencari disekitar tempat Jisoo terkena bola tapi nihil semua area bersih tidak ada apapun. Jisoo menghela nafas lelah, dia akan merasa sangat bersalah jika benar - benar hilang. Apalagi jika harus membuat ibu panti mengeluarkan uang extra untuknya. Jisoo duduk bersandar di pohon yang tak jauh dari lapangan basket outdoor, menghela nafas lagi sambil tertunduk lesu.
" Udah bear kamu kekelas lagi aja nanti terlambat lho gedung ini ga kecil. " Jisoo masih melihat Seulgi yang terus berusaha mencari
" Tapi Chu. "
" Biar aku cari sendiri aja, aku udah free kok. Kata kak Irene udah boleh pulang tadi. Jadi biar aku sendiri aja. "
" Ya udah. Kalau udah ketemu langsung pulang naik angkutan umum aja jangan jalan, panas ntar kamu tambah pusing. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Child ( Completed)
FanfictionIni adalah cerita hidupku ~~ JS #Lisoo #gxg * I don't own the video or pic, * credit to the owner