16

1.8K 200 7
                                    




*****




" Cukup ayah !!"

" Bahkan sekarang kamu sudah berani membentak ayahmu sendiri ?"

" Kak sudah Jisoo pamit pergi jangan ribut ya. "

" Ngga Ji. Udah cukup yah, kalau dulu ayah bisa doktrin Irene sekarang udah ga yah. Irene udah tahu mana yang baik dan buruk buat Irene. "

" Apa baiknya dia buat kamu ?"

" Dia bisa kasih Irene kasih sayang yang ga pernah ayah tunjukkan lagi sejak ibu meninggal. Ayah hanya sibuk dengan dunia ayah sendiri dan lupa kalau ayah masih punya dua putri yang masih butuh kasih sayang ayah. Ga cuma ayah yang kehilangan ibu tapi kami juga. "

" Diam Irene kamu tidak tahu apa - apa. "

" Kalau gitu kasih tahu Irene yah biar Irene paham, Irene bukan lagi anak kecil sekarang. "

" Sudah cukup Irene !!!" Tuan Bae berteriak dengan lantang membuat suasana langsung hening tak ada yang berani membuka mulut ataupun hanya bernafas juga merasa takut

" Pergi !!" Jisoo tersentak dan mencabut alat bantu dengarnya yang berdenging membuat rasa sakit ditelinganya

" Sial. " Jisoo mengumpat sambil menunduk memegang telinganya berharap rasa sakit ditelinganya segera hilang

" Ji, sakit ?" Jisoo hanya mengangguk masih terus memegang telinganya yang masih terus berdenging

" Kita periksa ya ?" Jisoo menahan tangan Irene yang berusaha menariknya

" Jisoo pulang aja kak. Kak Irene temanin Jennie aja. Nanti juga sembuh sendiri kak. "

" Kakak pulang ya Jen, maaf. Saya permisi tuan. " Jisoo membungkuk hormat pada tuan Bae yang sama sekali tak menghiraukannya

" Kakak antar Ji. " Irene yang akan melangkah terpaksa berhenti setelah mendengar ancaman ayahnya

" Kamu bukan putri ayah jika keluar dari pintu itu Bae Joohyun. " Jennie dan Irene menatap tak percaya kearah ayah mereka, Irene tersenyum sinis bagaimana bisa sosok yang dulu selalu dia kagumi berubah seperti ini.

" Ayah... "

" Cukup kak. Jisoo mohon, jangan membuat Jisoo merasa bersalah kak. "

" Tapi Ji. "

" Jisoo sekarang paham kak, Jisoo minta maaf. " Irene menahan lengan Jisoo yang menggeleng memohon pada Irene

" Dia yang menolong Jennie yah. Dia yang memberikan darahnya pada Jennie walaupun resiko yang dia hadapi juga besar. Dia berani menaruh nyawanya dibelakang dan mementingkan nyawa putri ayah. Dan ini balasan ayah padanya ?"

" Apakah Jennie memintanya ? No. Apakah ayah juga memintanya melakukan itu ? No. Dia sendiri yang mau so, jangan menjadikan itu sebuah alasan. Atau dia ingin meminta uang sebagai imbalannya ? Berapa banyak sebutkan ? Atau jika dia mau ayah bisa mengembalikan darah yang diambil dari tubuhnya. "

" Ayah. " Jennie menangis tak percaya mendengar ucapan ayahnya yang sangat mengiris hati

" Irene tak percaya ini. Dimana hati ayah ? Jika dia tidak memberikan darahnya saat itu apa ayah pikir ayah bisa melihat Jennie saat ini ? Ayah pikir gampang mendapatkan darah untuk Jennie ? Sementara ayah dimana saat itu huh ?"

Walaupun rasanya sakit dihatinya Jisoo berusaha menahan airmatanya. Jisoo memejamkan matanya menetralkan kembali emosi dalam dadanya. Apakah orang ini benar ayahnya juga seperti yang di perkirakan Chaeyoung, ingatan itu tiba - tiba kembali dipikiran Jisoo. Tersenyum miris membayangkan jika benar sosok pria ini adalah ayahnya, yang saat ini justru menghina dan merendahkan harga dirinya.

The Lost Child ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang