21

3K 185 21
                                    

******



Jisoo terlihat mondar mandir didalam kamarnya terkadang duduk diujung kasurnya dan kembali berdiri berjalan mondar mandir lagi membuat ibu asuhnya yang baru masuk kedalam kamarnya tersenyum melihat kelakuan anaknya. Diraih lengan Jisoo dan membawanya duduk ditepi ranjangnya. Terlihat Jisoo berusaha tersenyum memamerkan giginya yang justru terlihat seperti sebuah senyuman yang dipaksakan.

" Kamu kenapa nak ?"

" Jisoo gugup bu. "

" Anggap saja seperti makan malam biasa nak tidak ada yang berbeda. "

" Daritadi sudah mencoba begitu bu tapi susah malah tambah gugup. "

" Atau mau dibatalkan saja ?"

" Eh jangan bu. Kan Jisoo juga udah ngga sabar bu tapi Jisoo juga ngga bisa boong kalau beneran gugup. "

Jisoo menghela nafas menundudukkan badannya dengan lemas

" Sudah jangan rusak make up dan tatanan rambutmu kalau tidak mau melihat Irene marah. Jangan sampai dress kamu juga kusut bisa - bisa Jennie bikin sakit telinga kamu. "

" Iya bu. Pengen banget kabur wuaaa tapi Jisoo juga yang mau. "

" Haha dasar Jisoo. Sudah ibu mau balik bantu dibawah dulu, awas macam - macam. "

Jisoo hanya mengangguk dan berdiri kembali mondar mandir didalam kamarnya untuk kesekian kalinya. Dilihat pantulan dirinya didalam cermin, dress yang Jennie pilihkan untuknya special yang dia kenakan saat ini terlihat sederhana tapi sangat menawan dengan riasan make up yang Irene berikan tidak terlalu tebal tampak lebih natural diwajahnya. Kedua saudaranya yang terlihat lebih sibuk dan sangat bersemangat membantunya mempersiapkan diri karena dirinya justru terlihat tidak dapat fokus hanya karena merasa gugup.

Jisoo mencoba mengatur nafasnya beberapa kali mengalihkan pandangannya kearah pintu kamarnya yang diketuk dan terbuka menampakkan ayahnya yang tersenyum kearahnya sebelum mendekat kearahnya dan memberi sebuah pelukan yang dia harapkan bisa memberi Jisoo sedikit rasa tenang.

Lisa menunggu Jisoo yang belum kunjung turun juga. Ingin menjemputnya tapi justru Tuan Bae sendiri yang menjemput putrinya dari kamarnya. Tampak kakak laki - laki Lisa yang mengobrol dengan Irene dan Jennie seperti biasa ( ini jujur lupa udah pernah kasih nama apa belum kakaknya si Lisa 😅 mianhe ).

Lisa seketika berdiri dari duduknya ketika Jisoo turun dari tangga menuju kearah mereka, ini kedua kalinya Lisa melihat Jisoo dengan dress formal tapi kali ini tampak lebih berbeda. Ayah dan ibu Lisa tampak tersenyum menyambut Jisoo, Irene menepuk lengan kakak Lisa dengan pelan sambil berbisik.

" Dia calon adik iparmu, tutup mulutmu atau Lisa akan menendangmu. "

Jennie tertawa tertahan mendengar kata - kata Irene yang membuat kakak Lisa menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung.

" Aku kok ngga pernah ketemu adikmu yang satu ini Irene ? Kalau tahu bisa duluan aku yang jadiin dia pacar. "

" Berani taruhan, kak Jisoo bakal nolak kakak. "

" Sialan Jennie, mukaku ngga jelek, aku juga lebih mapan dari Lisa. "

" Kakak lupa satu hal. "

" Apa ?"

" Kakak kalah charming dari kak Lisa, hahaha. "

Kakak Lisa hanya tersenyum kecut memandang Jennie dan Irene yang terang - terangan mentertawakannya saat ini. Merasa heran sendiri dengan adiknya yang perempuan justru menjadi magnet bagi kaum hawa yang notabene sama dengannya.

The Lost Child ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang