[7] Sebenarnya

1.3K 283 386
                                    

Seorang gadis berjalan di lorong SMA Genara dengan senyumnya. Rambutnya yang ia biarkan terurai itu tertiup angin kecil sehingga menambah kesan cantik pada dirinya. Tak jarang beberapa orang yang kenal dengannya menyapa dengan ramah. Begitulah enaknya jadi cantik.

"Ghea," panggilan itu membuat Ghea menoleh. Ia melihat Deven menghampirinya.

"Gimana?" tanya Deven.

Kening Ghea mengerut tak mengerti. "Gimana apanya?"

Deven berdecak. "Yang kemarin," ujarnya.

Yang kemarin? Ghea mengingat kejadian kemarin saat dirinya sedang bersama Deven. Kemarin mereka berdua hanya makan bersama, membeli properti, lalu... Senyumnya mengembang.

"Iya," kata Ghea malu-malu.

Deven tersenyum. "Iya apa?"

"Iya gue mau,"

"Mau apa?" tanya Deven menatap lurus Ghea.

Ghea berdecak. "Iya gue mau jadi pacar lo Deven Aldaro Samudra," ujar Ghea kesal.

Sedetik kemudian Deven dan Ghea tertawa. Sekarang dua musuh bebuyutan ini sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

"Nanti pulang sekolah bareng aku ya," ujar Deven tersenyum.

Ghea mengangguk. Pipinya terlihat bersemu mendengar Deven merubah cara bicara yang sebelumnya gue-lo menjadi aku-kamu.

"Ada yang berbunga tapi bukan taman," ujar Benji. Cowok itu sengaja lewat bersama Aldo dan Kenny begitu melihat Deven dan Ghea berduaan di koridor.

Aldo menyenggol lengan Deven. "Traktir bisa kali,"

"Bisa lah, masa gak bisa," ujar Kenny.

"Iya nanti gue traktir lo semua," kata Deven.

Benji bersorak senang. "Jajanin kita semua makanan kantin ya Dev,"

Aldo menggeleng. "Segitu doang mah gampang buat Deven. Cari yang lebih mahal dong," kata Aldo menunjuk Deven dengan dagunya.

"Apa ya?" Benji terlihat berpikir. "Makan-makan di Hanamasa aja gimana?"

"Masih kurang," ujar Kenny mengompori.

"Traktir gue MacBook pro terbaru deh," ujar Benji.

Deven menatap Benji remeh. "Segitu doang?"

"Beliin gue apartemen anjrit!" ujar Benji emosi.

"Nah baru mantep," kata Aldo lalu cowok itu tertawa di tempatnya.

Ghea tersenyum. "Yaudah deh. Gue duluan ya," katanya.

"Siap bu ketos," ujar Benji sambil mengambil posisi hormat pada Ghea.

"Aku duluan ya," pamit Ghea pada Deven.

Deven mengusap rambut Ghea pelan. "Iya hati-hati pacar,"

"DEVEN BANGUN!!! UDAH JAM BERAPA INI?!!" teriak Resha -bunda Deven, membuat cowok yang sedang mimpi indah sampai berbunga-bunga itu terbangun dari tidurnya.

"Shit!"

*****

"Tuhan... Maafkan diri ini, yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya," ujar Benji bernyanyi begitu melihat Dinda lewat depan kelasnya.

"Jangan gitu lah Ben, kalo mantan yaudah mantan aja. Jangan terlalu berharap banyak," ujar Aldo.

"Yaudah maap atuh euy namanya juga gagal move on," kata Benji.

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang