"...Tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk. Tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak suara sepatu kuda,"
Benji bernyanyi riang dari ujung koridor lantai tiga sampai ke depan kelas 11 IPA 1. Di sana ada Deven, Kenny dan Aldo yang sedang mengobrol. Mereka menatap iba pada temannya yang baru saja datang ini.
"Gilanya gak ada obat ni orang," ujar Aldo sambil menunjuk Benji dengan dagunya.
"Bukan temen gue," ujar Kenny sambil mengangkat kedua tangannya.
Deven menggeleng. "Gak kenal gue juga," katanya.
"Temen lo baru dateng, bukannya disambut malah gak diakuin," kata Benji.
"Enaknya disambit lo tuh," ujar Aldo sambil menoyor kepala Benji.
Benji mengusap-ngusap kepalanya. "Emang selalu ternistakan gue,"
"Muka lo bullyable sih," ujar Deven. Cowok itu berdiri bersandar pada tembok dengan satu tangan masuk ke kantong celana sekolahnya.
"Anjrit Ben muka lo tuh anjrit," ujar Kenny menimpali membuat teman-temannya tertawa.
"Permisi," ujar Ghea sopan begitu melewati Deven dan teman-temannya yang berdiri di sisi kiri dan kanan koridor sekolah.
Segalak-galaknya Ghea, secuek-cueknya Ghea, tak bisa dipungkiri bahwa dia tetap akan nervous ketika melewati lorong yang di penuhi anak laki-laki seperti sekarang ini.
"Eh Ghea," ujar Benji menghadang jalan Ghea. "Apa kabar? Udah lama nih gak ketemu Aa Ben," ujar Benji lagi sambil merapikan rambutnya ke atas.
Aldo berdecih. "Aa konon,"
"Cicing ulah gandeng," kata Benji. "Neng mau kemana neng?" tanya Benji pada Ghea.
Kenny tertawa geli. "Bisa-bisanya godain Ghea di depan Deven,"
"Tau, lo gak liat Ben? Deven udah mulai keluar tanduknya nih," ujar Aldo yang berdiri di sebelah Deven.
"Nggak-nggak Dev, aing cuma bercanda," ujar Benji mundur.
Ghea tersenyum. "Gue duluan ya,"
"Et bentar," kata Aldo menahan langkah Ghea. "Nih Deven mau ngomong katanya,"
"Gue?" tanya Deven tak tahu apa-apa.
"Iya lo lah," balas Aldo. "Katanya nanti mau ngajak Ghea pulang bareng,"
"Nggak. Kapan gue ngomong gitu?" tanya Deven lagi.
"Suka malu-malu meong deh," ujar Benji.
"Bener kok, tadi gue denger malah sekalian ngajak jalan," kata Kenny, kompor.
"Lo terima gak Ghe?" tanya Aldo.
"Maksudnya apa sih?" tanya Ghea bingung. "Lo semua kenapa?"
Kenny tertawa. "Nggak. Kita cuma bercanda,"
"Iya. Silahkan lewat ndoro," ujar Benji.
"Deven," panggilan itu membuat semuanya menoleh ke sumber suara, tak terkecuali Ghea.
Terlihat Dinda baru saja keluar dari kelasnya dan jalan menghampiri mereka.
"Empat L," ujar Benji.
Kening Dinda mengerut. "Maksudnya?"
"Lo lagi lo lagi!"
"Ngapain sih Din?" tanya Aldo malas. "Ganggu aja deh,"
"Gue ke sini buat nyamperin Deven, bukan lo berdua," balas Dinda dengan wajah sedikit di naikkan.
"Lo pikir Deven mau disamperin sama lo?" tanya Benji sensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS IN LOVE
Teen Fiction[Warning: cerita ini mengandung jahe🚧⚠️] Ketua OSIS SMA Genara menyukai seorang gadis cantik yang merangkap sebagai Bendahara OSIS di sekolahnya. Awalnya semua berjalan sesuai rencana, hingga kehadiran seseorang menjadi penghalang besar bagi hubung...