[23] Terlanjur Patah

712 64 127
                                    

Selamat membaca dan selamat emosi, bye!!

*****

Hari ini lomba paskib dilaksanakan. Seluruh siswa diharuskan ada di lapangan dan menonton perlombaan. Terlihat beberapa anggota OSIS dan paskibra yang sedang sibuk mempersiapkan acara.

Tak terkecuali Ghea. Gadis dengan seragam biru dongker –seragam paskib dan topi hitam itu sedang jalan di koridor sambil membawa satu kardus air mineral di kedua tangannya. Konsumsi untuk para peserta.

"Gimana rasanya balik ke Genara? Seneng dong," tanya Dinda yang muncul dari koridor kanan.

Ghea diam, gadis itu tak menjawab dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Eh gue lagi ngomong sama lo!" ujar Dinda menarik lengan baju Ghea dan membuat gadis itu berhenti.

"Gue sibuk! Gak ada waktu buat ngomong sama lo," balas Ghea ketus.

Dinda membulatkan matanya. "Lo gak usah songong ya. Inget gue itu OSIS!"

"Terus?" tanya Ghea menantang.

"Gue pacarnya Deven!" balas Dinda dengan suara lantang.

"Oh oke," respon cuek Ghea yang membuat Dinda menjadi kesal.

"Cowok lo tuh gak suka sama lo! Dia cuma penasaran makanya dia nembak lo, lo tuh cuma pelariannya Deven," ujar Dinda berusaha memanas-manasi Ghea.

"Bodoamat," balas Ghea singkat karena gadis itu ingin secepatnya pergi dari sana.

Ghea berbalik kemudian ia melanjutkan langkahnya. Tapi belum sempat gadis itu pergi, Dinda menarik kuat lengan Ghea hingga membuat kardus yang Ghea pegang jatuh tepat di atas kaki Dinda.

"Aduh!" ringis Dinda.

"Lo apa-apaan sih?!" tanya Ghea kesal sambil menatap Dinda yang terduduk di lantai sambil memegangi kakinya.

"Lo yang apaan?!" balas seseorang membuat Ghea menoleh.

Itu Deven. Cowok itu datang bersama Kenny, Benji dan Aldo di belakangnya. Deven berjalan menghampiri Dinda dan membantu gadis itu berdiri dengan perlahan.

"Lo gapapa?" tanya Deven pada Dinda.

Tadi Deven sedang keliling bersama Kenny untuk memastikan kesiapan acara. Tapi di tengah jalan ia bertemu dengan dua temannya yang lain. Tiba-tiba mereka mendengar suara barang terjatuh dan ringisan seseorang, lalu dengan cepat keempat cowok itu berlari menuju sumber suara.

"Gue ada salah apa sih sama lo sampai lo jatuhin kardusnya ke kaki gue?" tanya Dinda pada Ghea.

Ghea mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Jangan sok polos. Gue tau lo sengaja nabrak gue dan buat kardus itu jatuh, kok lo gitu sih?" tanya Dinda lagi membuat keempat cowok yang mendengarnya itu terkejut.

"Lo percaya gak Ben kalo Ghea ngelakuin itu?" tanya Aldo pada Benji.

Benji menggeleng tegas. "Gak mungkin lah, impossible!"

"Jadi cewek jangan kasar. Gak diajarin lo?!" tanya Deven pedas.

"Dev aku gak kaya gitu. Dinda yang narik tangan aku sampai buat kardus itu jatuh kena kaki dia," ujar Ghea membela diri.

"Lo pikir gue percaya? Cewek toxic kaya lo gak bisa dikasih hati, nanti ngelunjak," balas Deven.

"Lo cantik dan lo pinter. Tapi kalo kelakuan lo minus ya buat apa? Gak guna," ujar Deven berhasil menyayat hati Ghea dan membuat teman-temannya terdiam.

Dalam diam, Dinda tersenyum senang. Ia merasa menang karena Deven ada di pihaknya kali ini.

"Kok lo nyalahin Ghea sih? Emang lo liat langsung kejadiannya? Lo gak bisa nyalahin orang sembarang karena penjelasan dari satu pihak," ujar Benji ikutan kesal.

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang