Sebelum kalian lanjut, boleh aku minta sebutkan satu nama/tokoh yang kalian suka di cerita ini? Tulis di kolom komentar ya.
*****
"Cepet turun. Badan lo gak enteng," ujar Deven.
Kini mereka -Ghea dan Deven sedang ada di depan pintu masuk apartemen Ghea. Deven mengantar Ghea pulang dengan alasan ia harus bertanggung jawab pada anak osis perempuan yang tidak membawa kendaraan karena sudah malam. Padahal sebenarnya ia modus.
"Sabar," kata Ghea lalu turun dari motor Deven. "Udah sana lo pulang," kata Ghea lagi mengusir.
"Ga ada makasih-makasih nya banget lo," ujar Deven protes. Cowok itu mematikan mesin motornya, lalu melepas helm dan menaruhnya di tanki bensin depan.
"Tawarin mampir kek apa kek gitu," kata Deven lagi.
"Ga ada," ujar Ghea cuek sambil memalingkan wajahnya, tidak tahan dengan wajah tengil Deven.
"Ghe," ujar Deven membuat Ghea kembali menoleh padanya. "Tadi lo abis gibahin gue ya?" tanya Deven.
"Nggak. Gr banget lo," elak Ghea.
"Jujur, lo abis ngomongin gue kan? " tanya Deven mendesak.
Ghea mendelik kesal. "Sinting lo. Gue sibuk, ga ada waktu buat gibahin lo,"
"Udah deh lo ngaku aja, susah banget,"
"DEVEN!" Ghea berteriak. "Gue lagi gak pengen berantem. Jangan sampe muka lo gue tonjok,"
Deven tertawa mendengarnya. "Iya-iya nggak,"
"Pulang sana. Udah malem, cari gara-gara aja lo," kata Ghea pada Deven.
Deven mengangguk. "Jadi cewek tuh jangan galak-galak. Nanti cowok pada takut buat deketin lo," pesan Deven.
"Bodoamat," balas Ghea.
Deven menghela napasnya kemudian menatap Ghea. "Jangan salah paham ya. Gue sama Dinda tadi gak-"
"Iya-iya terserah lo deh." Potong Ghea cepat. "Lo mau ngapain juga bukan urusan gue. Gue bukan siapa siapa lo," kata Ghea lagi.
"Lo mau jadi siapa siapa nya gue?" tanya Deven serius.
Ghea mengerjap. "Udah sana pulang. Nanti bunda lo nyariin," kata Ghea mengalihkan perhatian.
"Sekarang lo emang bukan siapa siapa gue. Tapi gak tau kalo besok," ujar Deven lalu cowok itu memakai kembali helmnya.
"Gue pulang ya," ujar Deven lagi menghidupkan mesin motornya.
Ghea mengangguk kaku. "Iya hati-hati,"
"Bye calon pacar," pamit Deven lalu cowok itu melesat begitu saja meninggalkan Ghea yang terpaku di tempatnya.
"Dasar ketos gila," ujar Ghea tersenyum sambil memegang dadanya yang berdetak tak karuan.
*****
Malam hari ini cukup terang, beberapa kedipan bintang di langit membuat suasana semakin nyaman. Tak terkecuali untuk seorang laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolahnya ini. Deven, ia baru saja sampai di rumahnya.
Deven melihat ke halaman rumahnya, di sana terdapat tiga buah motor terparkir. Dengan melihat sekilas saja Deven sudah tahu itu motor siapa. Siapa lagi kalau bukan milik ketiga temannya? Benji, Kenny dan Aldo. Akhirnya Deven masuk ke rumah setelah memarkirkan motornya di garasi.
"Deven kamu baru pulang?" tanya Resha ketika melihat anak semata wayangnya itu masuk ke rumah.
"Ya iyalah bun. Pake nanya," jawab Andra, ayah Deven.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS IN LOVE
Dla nastolatków[Warning: cerita ini mengandung jahe🚧⚠️] Ketua OSIS SMA Genara menyukai seorang gadis cantik yang merangkap sebagai Bendahara OSIS di sekolahnya. Awalnya semua berjalan sesuai rencana, hingga kehadiran seseorang menjadi penghalang besar bagi hubung...