[4] Pulang Bareng?

1.5K 332 430
                                    

"Ghe, lo ada cemilan lagi ga? Gue minta dong," tanya Jisha, gadis itu sedang asik menonton vlog salah satu beauty vlogger luar negeri di laptop milik Ghea.

"Ada, ambil aja di kulkas," ujar Ghea yang membuat Jisha meletakkan laptopnya di atas kasur lalu menuju ke dapur.

Mereka sedang berada di apartemen Ghea. Niatnya setelah pulang sekolah Jisha hanya mampir sebentar untuk meminjam crayon, tapi nyatanya sudah hampir tiga jam ia berada di sini.

Tak lama kemudian, Jisha kembali dengan dua bungkus snack di tangannya.

"Kulkas lo penuh banget, cocok jadi surga dunia buat para cewek ambyar," ujar Jisha.

Saat membuka kulkas tadi, mata Jisha langsung berbinar. Di sana terdapat berbagai macam jenis cemilan, mulai dari snack, roti, ice cream, susu kotak serta beberapa bahan makanan. Ghea juga akan dengan senang hati membebaskan Jisha makan apa saja yang ada di dalam apartemen miliknya. Jadi jangan salahkan Jisha kalau ia betah berlama-lama ada di sini, salahkan kulkas Ghea.

"Lo gak takut tinggal di apart segede ini?" tanya Jisha.

"Ya mau gimana lagi," jawab Ghea sedih. "Bang Dicky di Malang. Bokap sama nyokap gue, mereka sibuk kerja."

Ghea adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak laki-lakinya menetap di Malang karena kuliah di sana. Sedangkan kedua orang tuanya, mereka ada di luar negeri sibuk memantau perkembangan bisnis mereka yang ada di sana. Seberapa banyak Ghea bertemu dengan keluarganya saja dapat di hitung jari.

Jisha memandang sahabatnya sedih. "Ghe, jangan sedih. Kalo lo kesepian, lo bisa telfon gue kok. Nanti gue bakal langsung ke sini buat nemenin lo,"

Ghea tersenyum. "Makasih ya, lo selalu nemenin gue,"

"Uuu... Sini-sini peluk," ujar Jisha, Ghea tertawa kemudian menerima pelukan dari sahabatnya itu.

"Udah udah engap," kata Ghea melepas pelukannya. "Kasian tuh Allie Glines lo kacangin," katanya lagi menunjuk laptopnya yang menyala.

"Oh iya. Aduh sist maaf ya," Jisha mengambil laptop Ghea kemudian menaruhnya di atas paha.

"Lo lagi suka banget make up sama skincare-an gitu ya?" tanya Ghea pada Jisha.

"Iya dong, mempercantik diri. Karena biasanya yang good looking bakal lebih di hargain,"

Ghea tertawa mendengarnya. "Lo udah cantik kok Sha. Lagian juga banyak cowok yang lebih suka sama cewek natural,"

"Iya natural. Naturalnya itu yang cantik, putih, bersih, mulus, glowing, gak kusam." kata Jisha, menggebu-gebu. "Lo sih enak, pake kaos putih sama legging item gini aja udah cantik kemana-mana. Apalah gue yang cuma jadi remahan nastar begini,"

"Jangan insecure, lo cantik dengan diri lo yang apa adanya," ucap Ghea menasehati. Lagi pula sahabatnya ini juga tergolong dalam gadis cantik SMA Genara.

"Iya nyai iya," balas Jisha kemudian kembali fokus menonton.

*****

"Mpok Nini beli sekuteng,"

"Cakep!" Kenny mengangkat jempolnya pada Benji yang tengah pantun.

"Belinya di Jalan Sunda,"

"Lanjut," kata Aldo, penasaran.

Benji yang tadinya berdiri, jadi duduk di sebelah Deven. "Aduh ini si abang ganteng, pilih Ghea atau neng Dinda?"

"Mantul. Mantap betul," kata Aldo, cowok itu tertawa melihat ekspresi kesal Deven.

Mereka sedang ada di rumah Kenny. Sekedar nongkrong, mengacak-acak atau menghabiskan stok cemilan Kenny untuk tiga hari kedepan.

"Gue tim Ghea garis keras," ujar Kenny sambil memukul dada kiri menggunakan kepalan tangan kanannya.

Aldo menganggukkan kepalanya dua kali. "Yoi. Ghea memang terbaik, walaupun rada galak macam singa lapar,"

"Ghea?" Benji terlihat seperti orang yang sedang berpikir. "Aku sih yes,"

Ketiganya langsung menyerang begitu mengetahui bahwa Deven pulang bersama Dinda tadi.

"Berisik monkey," komentar Deven.

Benji melempar kulit kacang pada Deven. "Nyenyenye,"

"Ghea cantik ya," ujar Kenny tiba-tiba.

"Bahh," Benji tertawa. "Every day, every time, every where. Ghea selalu cantik dalam situasi dan kondisi apapun,"

"Gas Ken, pepet. Gue dukung lo deh," ucap Benji, ia sudah pindah duduk di samping Kenny sekarang. Tukeran tempat dengan Aldo.

"Jangan cuy," kata Aldo. "Kasian nih pak ketos kita. Udah capek-capek mendaki lautan menyebrangi gunung buat deket sama Ghea,"

"Kebalik dodol. Mendaki gunung menyebrangi lautan," ucap Kenny meluruskan.

"Gitu tuh, kalo TK-nya gambreng." kata Benji asal.

"Ambil aja," ujar Deven, pundung.

"Ada yang gerah tapi bukan body," kata Aldo, cowok itu sedang memakan kentang goreng bersama Deven, sepiring berdua.

"Hareudang, hareudang, hareudang... panas panas panas," Benji mengompori.

Kenny tertawa. "Nggak man. Yakali gue nikung temen sendiri, lo tenang aja,"

"Sebenernya lo suka gak sih sama Ghea?" tanya Benji.

Deven melempar kentang goreng pada Benji, persis yang dilakukan cowok itu tadi padanya "Kepo,"

"Sialun kau," ujar Benji.

"Sekolah dulu yang bener," kata Deven. "Cewek mulu lo,"

"Lo main tik tok?!" tanya Kenny mengangetkan.

"Anjing Kenny," Aldo mengusap dadanya. "Ada apaan si?"

"Benji main tik tok," ucap Kenny, cowok itu berusaha merebut hp Benji.

"Mengadi-ngadi aja lo," ujar Benji sambil menjauhnya ponselnya dari jangkauan Kenny.

"Lo serius?" tanya Deven.

"Iya tadi gue liat," jawab Kenny.

Aldo tertawa. "HEH! GUE ADUIN BAPAK LO YA!"

"Sebenernya lo sering kan main tik tok sama anak cewek di kelas," tambah Aldo, membuat suasana makin jadi. "Gini nih. Aku suka body goyang mamah muda, mamah muda. Ngaku lo setan!"

"Gak heran sih," kata Deven. "Keliatan muka jametnya," katanya lagi sambil memandang wajah Benji.

Kenny tertawa ngakak. "Pedes bener tuh mulut,"

"Sabar, orang ganteng di sayang pacar," Benji pura-pura menahan emosi.

"Lo beneran main tik tok?" tanya Deven, lagi.

"Nggak Dev, suwer," jawab Benji.

"Ngaku Ben, udah lo ngaku aja deh," kata Aldo.

"Sekarang tuh boong dosa, jadi lo ngaku aja mendingan," kata Kenny, terus memaksa Benji untuk mengaku.

"Dari dulu juga kalo boong dosa malih!" ucap Benji kesal.

Kenny menunjuk Benji dengan dagunya. "Jadi sekarang lo main tik tok atau nggak?"

"Nggak, sumpah nggak," kata Benji.

Aldo menatap menyeledik. "Bener?"

"Iya, terserah mau percaya apa nggak," kata Benji, cowok itu pasrah.

Teman-temannya tertawa melihat ekspresi wajah Benji, seperti melas melas minta di gampar.

"Do," panggil Deven pada Aldo.

Aldo menghentikan tawanya lalu menoleh. "Apaan?"

"Bikin tik tok yuk!"

➖➖➖➖➖

A/n : Kalau ada kritik dan saran, ketik di kolom komentar aja ya, jangan ragu. Oh iya semangat puasanya temen temen, tinggal beberapa jam lagi kalian pasti kuat. Nunggu buka puasa gak se-lama nunggu doi kalian peka kok.

• Jangan lupa vote and komen!

Salam manis dari author yang gak kalah manis...

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang