[3] Jangan Cemburu

2K 373 578
                                    

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muke tak mandi,"

Suara itu menodai gendang telinga murid Genara yang apes pagi ini. Tawa kecil langsung tercipta di lorong utama sekolah. Keempat murid laki- laki itu berjalan dengan santai sambil memerhatikan sekelilingnya yang sudah mulai ramai.

"Jadi gini kerjaan lo tiap pagi, gak mandi?" tanya Aldo.

"Nggak dong," jawab Benji dengan bangganya. "Gue gak mandi aja ganteng, apalagi mandi. Nanti Deven minder lagi jalan deket gue," Benji tertawa, halu.

"Pantes aja," ujar Deven yang berjalan di belakang Benji, cowok itu menggemblok ranselnya di sebelah kiri dengan tangan kanan yang dimasukkan ke saku celana sekolahnya.

Kenny menatap Deven yang berjalan di sebelahnya. "Pantes apa?"

"Bau kambing," kata Deven, cowok itu berkata seperti manusia tak berdosa.

Aldo dan Kenny tertawa ngakak sedangkan Benji pura-pura menatap Deven dengan tatapan sinis, perlu diperhatikan bahwa Benji ini memang sedikit julid.

"Ken. Jus, jus apa yang bikin nyaman?" tanya Aldo.

Kenny menggeleng. "Gak tau, emang jus apa?"

"Jus to be with you eaaa," ucap Aldo membuat teman-temannya tertawa.

"Gue bisa gue bisa," ucap kenny tak mau kalah. "Ayam, ayam apa apa yang tulus dari hati?"

"Apa tuh Ken?" tanya Benji.

"Ayam falling love with you hiyaaak," lagi, mereka tertawa karena kerecehan ini.

"Gue ada nih," kata Deven tiba-tiba membuat ketiga temannya menoleh, jarang-jarangkan denger Deven gombal. "Awan, awan apa yang serius?"

"Awan apa?" tanya Aldo.

"Awana be with you forever," jawab Deven.

"Hiyakk. Masuk Pak Eko, ga dikunci," mereka tertawa. Memang Deven ini, diam-diam menghanyutkan.

"Gue dong gue," ucap Benji yang belum mendapat giliran. "Monyet, monyet apa yang bau?"

"Lo!" ucap Deven

"Benji," jawab Kenny.

"Nah iya, udah pasti Benji jawabannya," tambah Aldo.

"Anak dajal lo semua," kata Benji kesal membuat teman-temannya kembali tertawa.

Keempatnya melanjutkan langkah menuju kelas. Tepat di belokan tangga lantai dua, dari arah berlawanan Deven melihat Ghea jalan tergesa sambil membawa buku dengan cover warna merah muda. Mata keduanya bertemu, hanya sebentar karena suara Benji mengalihkan perhatian mereka.

Benji merapikan kerah seragamnya. "Ghea, mau kemana nih? Buru-buru banget," kata Benji.

"Kepo," balas Ghea singkat, gadis itu ingin melanjutkan langkahnya tapi di tahan oleh Benji.

"Daripada sendiri, mending gue temenin," tawar Benji. "Yuk Ghe," katanya lagi langsung menggandeng tangan Ghea.

Ghea menepisnya. "Apaan sih! Pergi lo, gue buru-buru," gadis itu maju sambil menabrakkan bahunya sedikit pada Benji.

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang