[19] Happily

726 81 94
                                    

Cuma mau bilang jangan lupa vote dan komen, enjoy!

*****

"Heran sama cewek-cewek yang suka posting selfie terus captionnya 'abaikan muka'. Terus gue suruh liat apaan? Amal jariyah lo?"

Ujar Benji kesal menatap ponselnya. Cowok itu sampai meremas ponselnya sambil sesekali meniup benda pipih ditangannya itu.

"Ngapain lo tiup-tiup gitu Ben?" tanya Kenny.

"Gue lagi ngusir seluruh jin dan para jajarannya dari sini," balas Benji membuat Aldo tertawa.

"Jin kok ngusir jin," ujar Deven pedas.

Deven, Kenny, Benji dan Aldo kini sedang duduk santai di dalam kelas. Entah kenapa hari ini tidak ada pelajaran sama sekali, hanya ada 1 guru saja tadi yang masuk untuk menagih absen. Selebihnya mereka dibiarkan jamkos sampai sekarang, sampai menjelang jam istirahat kedua. Nikmat bukan sekolah di Genara?

"Kantin lah," ujar Aldo berdiri dan diikuti oleh ketiga temannya.

"Ryl nanti kalo ada guru yang masuk bilangnya kita ke toilet ya," ujar Benji pada Sheryl.

Sheryl menggeleng pelan melihat teman sekelasnya itu. Terutama Deven, sebagai ketos bukannya memberi contoh yang baik tapi malah sebaliknya. Deven memang tak se goodboy yang kalian kira.

"Iye," balas Sheryl.

Keempat cowok itu keluar kelas. Mereka jalan dengan tingkah dan gayanya masing-masing. Deven yang cool, Kenny yang manis, serta Benji dan Aldo yang slengean.

"Cewek, mau jadi pacar abang gak?" goda Benji pada 2 orang adik kelas yang berpapasan dengan mereka.

"Nggak kak makasih," tolak gadis itu halus.

"Pacaran sama aku simple loh. Gak ada motor, kita maling,"

Aldo tertawa ngakak mendengarnya. Cowok itu sampai terbatuk karena tertawa. Kenny yang di sebelahnya ikut terkekeh dan membantu Aldo dengan mengusap-usap punggung cowok itu.

"Wah bentar lagi tuh Do," ujar Benji terdengar ambigu.

"Apanya monyet," balas Aldo ngegas ketika batuknya sudah reda.

"Apa kek,"

Saat ingin melewati pintu kantin mereka melihat gerombolan siswi yang sedang berdiri di sana. Beberapa dari mereka ada yang menatap Deven dan Kenny dengan tatapan kagum, ada juga yang salting karena kedipan manja dari Benji dan Aldo.

"Kak Deven nikah yuk," cicit salah satu siswi yang memakai kacamata.

"Istighfar neng," balas Deven dingin kemudian melanjutkan langkahnya.

"Ajigile merinding gue dengernya," ujar Aldo.

"Frontalnya ngelewatin batas suci tuh cewek," ujar Benji menggeleng pelan.

Mereka memilih tempat yang sedikit pojok dan Benji yang bertugas memesan makanan teman-temannya.

"Tumben nih kantin sepi," tanya Aldo melihat sekeliling.

"Mungkin lagi pada siap-siap mau sholat dzuhur," jawab Kenny. Ini alasan mengapa mereka suka berteman dengan Kenny, karena jiwa toleransi cowok itu yang bagus.

"Tuh sholat Do," ujar Deven melempar sedotan ke wajah Aldo.

"Lo juga Jaelani," balas Aldo.

Tak lama Benji datang bersama Babe –penjual mie ayam di Genara dengan nampan berisi pesanan teman-temannya.

"Salju khas Sinabungnya kak," ujar Benji seramah mungkin. Cowok itu duduk di samping Aldo.

"Makin siang makin gak beres," gumam Deven.

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang