[10] Jadian

1.2K 224 441
                                    

Setelah acara BBQ selesai tadi, Deven mengajak Ghea untuk ngobrol di balkon apartemen gadis itu, berdua. Ditemani langit malam yang terang penuh bintang.

"Kenapa sih? Gitu banget ngeliatinnya," tanya Ghea risih karena daritadi Deven tak berhenti menatap dirinya.

"Gak papa, suka aja," balas Deven.

Ghea mengedikkan bahunya. Gadis itu kembali bersandar pada pembatas balkon, menatap hamparan nyala lampu-lampu gedung yang tampak indah bersinar.

Deven dapat melihat jelas wajah Ghea dari samping. Rambut yang sudah ia gerai indah itu tertiup angin malam yang dingin. Menambah kesan cantik yang tertangkap basah oleh manik mata Deven.

"Dev," panggil Ghea tanpa repot menolehkan kepalanya pada Deven.

"Iya?"

"Lo pernah ngerasa kesepian gak?" tanya Ghea serius.

"Maksudnya?" tanya Deven balik.

"Iya gitu. Ada di tempat yang ramai, tapi lo tetep ngerasa sendiri," balas Ghea.

Deven memegang pundak Ghea, memutar badan gadis itu sampai menghadap padanya.

"Kenapa lo ngomong gitu?" tanya Deven.

"Gue nanya. Bukannya jawab malah nanya balik," ketus Ghea.

"Pernah," balas Deven.

"Gimana rasanya?" tanya Ghea lagi sambil menghela napasnya. "Ga enak ya," ujar gadis itu sambil menatap hiruk pikuk jalanan di bawahnya.

"Lo kenapa?" tanya Deven lembut.

Baru kali ini ia melihat karakter lain dari Ghea. Ghea Syafira yang dikenal jutek dan galak itu ternyata memiliki banyak cerita yang bahkan sepertinya orang terdekat gadis itu pun tidak mengetahuinya.

"Gimana rasanya dapet perhatian dari orangtua lo?" tanya Ghea.

"Lo kenapa? Cerita sama gue," tanya Deven khawatir.

Ghea tertawa melihat ekspresi Deven. "Apaan sih lo, gue cuma nanya Dev," ujar gadis itu disertai dengan kekehan kecil.

Deven tahu itu cara Ghea untuk menyembunyikan sesuatu. Begitulah manusia dengan karakternya masing-masing. Saat mereka merasa sedih atau sedang punya masalah, ada yang suka mengumbar atau membagikan ceritanya pada orang lain, dan ada juga yang lebih memilih untuk menyimpannya sendirian.

"Gak lucu Ghe," ujar Deven malas. "Kalo ada masalah tuh cerita," ujar Deven lagi.

"Gak mau," ujar Ghea.

"Kenapa?" tanya Deven. "Walaupun lo sering jahat ke gue, tapi gue tetep baik buat dengerin lo cerita," ujar Deven

"Nyebelin banget sih lo," ujar Ghea memukul lengan Deven.

Deven tertawa melihat wajah kesal Ghea. "Kenapa Ghea Syafira?" tanya Deven lagi.

"Gak papa, gue pengen tau aja gimana rasanya. Dari dulu gue jarang banget dapetin itu," ujar Ghea tersenyum paksa.

Ghea mengalihkan pandangannya dari Deven. Mencoba menghindar dari tatapan teduh Deven yang membuat siapapun akan nyaman begitu melihatnya.

"Eh liat sini," titah Deven memegang pundak Ghea.

"Apapun yang terjadi tetep semangat, lo pasti bisa lewatin. Gue bakal selalu dukung lo, gue ada buat nemenin lo dan.... Gue sayang sama lo," ujar cowok itu tulus.

"Gue harus percaya gak nih? Lo kan fakboy," ujar Ghea. Gadis itu selalu punya caranya sendiri untuk mencairkan suasana, mencoba menutupi apa yang sedang ia rasakan dari banyak orang.

OSIS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang