13. Weekend

32.8K 2.8K 367
                                    

budayakan vote and komen ya guys.

Gio masih asik bergelut dengan dunia mimpinya sampai sinar matahari pagi memasuki celah gorden menyorot permukaan wajah cowok ganteng satu ini dengan selimut tebal yang masih menggulung tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio masih asik bergelut dengan dunia mimpinya sampai sinar matahari pagi memasuki celah gorden menyorot permukaan wajah cowok ganteng satu ini dengan selimut tebal yang masih menggulung tubuhnya.

Jam dinakas menunjukan pukul 9 pagi, tapi tak ada tanda tanda ia ingin bangun, hanya suara dengkuran yang terdengar itu artinya ia masih terlelap di alam bawah sadarnya.

Hingga suara ponsel berdering mengusik tidurnya.

Drrrrttt..Drrrrtt

Gio mengeliat pelan, matanya mengerjap berusaha menyesuaikan cahaya. Lalu ia mengambil ponsel nya yang terletak diatas meja untuk melihat siapa mengganggu tidur gantengnya ini.

Alvin fakboi is calling

"Awas aja sampai gak penting." gumamnya sambil menggeser tombol berwarna hijau, menjawab panggilannya.

"Lama banget angkat telfon lo bangsat." teriaknya diseberang sana.

"Waalaikumsalam."

"Eh iya hehe, Assalamualaikum ya ahli kubur."

"Sialan. Ngapain lo pagi buta gini telfon, ganggu tidur ganteng gue aja."

"Lo lupa? Gue sama yang lain udah pada kumpul di cafe dan lo baru bangun? Damn you Gio!"

Seketika Gio langsung menepuk keningnya lumayan keras. Astaga ia sampai lupa, kemarin ia dan teman temannya memang janjian di caffe untuk sekedar nongki. Kegiatan mereka saat weekend.

"Oke tunggu. Gue siap siap dulu."

Tut.

Sambungan dimatikan sepihak oleh Gio. Ia tak peduli jika Alvin disebrang sana mengumpati dirinya. 

Gio mengucak pelan matanya dan merenggangkan otot. Sedetik kemudian setelah nyawa terkumpul barulah ia bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. 

Tak menunggu waktu lama untuk membersihkan dirinya, sekarang ia sudah rapih menggunakan celana jeans hitam dan kaos hitam polos yang dipadukan jaket denim army miliknya. Tak lupa pula ia menyemprotkan sedikit parfum beraroma mint khas Gio.

Lalu ia mulai melangkah turun menuju ruang keluarga. Disana sudah terdapat ayah, bunda dan adiknya tengah duduk sambil menikmati teh hangat dan sepiring biskuit.

"Pagi." sapanya sambil mengecup pipi bunda dan adik cantiknya.

"Pagi sayang." balas Kinan.

"Pagi abang ganteng." celetuk Laura yang dibalas cubitan di pipi Laura karena gemes oleh Gio.

"Bun,Yah, Gio izin keluar. Mau nongki santuy sama curut curut."

Setelah mendapat balasan anggukam dari sang bunda dan tak lupa pesan jangan pulang larut malam. Ia langsung berlari menuju garasi untuk mengambil motor kesayangannya. Lalu mulai melajukan motor membelah padat nya ibu kota.

Erlangga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang