“Selain matematika, aku juga lemah dengan senyumanmu”
Dua puluh lima menit berlalu. Setelah menanyakan alamat rumah Echa, kini Gio dan Echa telah sampai di rumah minimalis bernuansa putih.
Echa bergegas turun dari motor Gio sambil merapikan rambutnya yang agak berantakan lantaran tertiup angin. Ia berdiri menatap Gio gugup.
Setelah lama menatap Gio ia baru menyadari sesuatu yaitu luka di sudut bibir Gio yang sudah agak mengering. Ia sedikit meringis melihatnya, batinnya bertanya tanya. Apakah tidak sakit?
"Eng.. Makasih ya kak udah anterin Echa pulang." seraya tersenyum manis.
"Hmm."
"Mau mampir dulu kak? Sekalian obatin lukanya."
"Gak usah udah mau magrib. Gue balik dulu." Gio mengulas senyum tipis.
'Kak Gio plis jangan senyum, dede gak kuat hiks' batin Eca.
"Yauda hati hati ya kak, jangan ngebut."
Gio mulai menyalakan motornya lalu perlahan meninggalkan perkarangan rumah Echa. Echa hanya diam memandang Gio yang mulai menghilang dari hadapannya. Lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri lantaran sudah sangat gerah.
***
Motor sport yang dikendarai oleh Gio memasuki halaman rumah. Ia memasukkan motornya kedalam garasi. Kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Saat tiba diruang tamu ia disambut suara cempreng khas Laura —adik Gio yang masih berusia 4 tahun.
"Abanggggggg..." sambil berlari teriakan menggelegar ia tujukan kepada Gio yang sudah ia tunggu kepulangannya. Lantas langsung memeluk abangnya.
"Hai sweetheart adik abang yang manis." ucap Gio lalu menggendong adiknya menuju sofa.
"Abang bibilna kenapa kok berdalah?" tanya Laura dengan logat cadel.
"Gapapa kok, tadi abang jatuh."
Saat tengah asik bercanda ria dengan Laura. Suara dehaman seseorang dibelakang mengejutkan kedua nya membuat ia berhenti lalu menoleh. Gio sampai memegang dada nya lantaran terlalu terkejut.
EHMMM
Disana berdiri sang bunda tercinta tengah menatap kearah Gio tajam. Gio yang ditatap seperti itu hanya mampu meringis. Lalu menolehkan matanya menatap Laura dan membisikan 'Laura masuk kamar dulu gih, abang mau kena amuk macan.' Sang adik mengangguk lucu sambil tertawa.
Perlahan tapi pasti Gio menghampiri Kinan dengan langkah patuh bak anak manis yang penurut. Tersenyum manis kemudian mencium punggung tangan sang bunda lalu mengecup pipi kanannya.
"Bagus, pulang pulang pada bonyok kaya gitu. Tawuran lagi?" tanya Kinan sambil menjewer telinga si sulung yang nakal nya minta ampun. Gak ada kapoknya.
"Aduhh..Sakit bun..Lepasin dong." kata Gio memasang muka melas sambil meringis kesakitan.
Tak tega dengan muka melas dan kesakitan sang anak Kinan melepaskan jewerannya dari telinga Gio.
"Kali ini bunda maafin. Awas lain kali kaya gitu lagi."
Kinan sebenarnya tidak melarang anaknya untuk ikut tawuran. Karna ia berpikir Gio masih muda jadi wajar saja, yang penting masih tahu batasan. Yang membuat ia marah yaitu Gio pulang dengan keadaan bonyok yang menghiasi wajah tampannya membuat Kinan khawatir.
"Makasih bun, sayang bunda." balas Gio memeluk singkat Kinan. Ini yang membuat Gio sangat sayang bundanya, selain Kinan penyayang ia juga tidak pernah marah padanya, dalam arti benar benar marah.
"Udah sana kamu bersih bersih terus obatin lukanya."
"Siap bun, Gio naik ke kamar dulu ya."
"Hmm."
***
Selepas bersih bersih dan mengobati lukanya Gio membaringkan diri dikasur king size miliknya. Kemudian membuka ponsel lantaran banyak notifikasi masuk.
no savage no end [5]
jovan ganteng tp boong
GIO ANJENGGG
Kmn aja lo?!
Lg adu jotos main kabur kabur ajaalvin fakboi
Sepupu lo van
Udah kaya jelangkung tau gakfarrel pradita
2reynand syahputra
3alvin fakboi
Mana nih anaknya
Woi muncul gak lo?!erlangga giovano
Ngtrin echa balik.jovan ganteng tp boong
WHATTT?!alvin fakboi
Sumpah demi ape lo ngtrin degem gue.
Kok bisa sih?erlangga giovano
Bisa lahfarrel pradita
Lo hutang penjelasan besok sama kita!jovan ganteng tp boong
2reynand syahputra
3alvin fakboi
4read
Gio meletakkan ponsel miliknya di atas nakas. Memandang langit langit kamar seraya berpikir. Sejak kapan ia mau berurusan dengan makhluk ribet berwujud perempuan? Ada apa dengan Gio sebenarnya? Entahlah Gio sendiri bingung dengan apa yang ia rasakan.
Disisi lain ia nyaman saat bersama Echa. Echanya yang polos, lugu, menggemaskan dan lemot membuat ia betah berada di samping gadis itu.
Lama berkutat dengan pikirannya akhirnya ia memutuskan untuk memejamkan mata terlelap ke alam mimpi.
—————————————
Tbc
jangan lupa vote & komen!❤
see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SKUT SEBELUM BACA!] Ketika Erlangga si sulung nakal yang tidak pernah mau berurusan dengan perempuan harus dipertemukan dengan Keysha si bungsu yang lugu nan menggemaskan karena sebuah insiden. Pertemuan klise yang membuat Erlangga lang...