Section Two: Curious

219 63 3
                                    

I think, this curiousity
is makes me like you🌺

▫ ▫ ▫

Pagi yang cerah hadir untuk mengawali kegiatan di sepanjang hari. Sebagian besar orang sudah bersiap untuk memulai kegiatannya. Begitu juga dengan Rayn. Kini ia sedang sarapan bersama kedua orang tuanya, di rumah barunya.

"Gimana sekolah kamu Ray?" Tanya Ayahnya di sela-sela makan.

Rayn menelan makanan yang ada di mulutnya sebelum menjawab "Lumayan, Yah"

"Udah dapet temen?" Kini Mona --ibunya-- yang bertanya.

"Udah dong Ma, Rayn kan ga butuh waktu lama buat berteman sama orang" Jawab Rayn sedikit menyombongkan diri. Sedangkan Ibunya hanya tersenyum mendengar jawaban putra semata wayangnya itu.

Meski begitu, yang dikatakan Rayn memanglah benar. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyesuaikan diri, karena saat ini Rayn sudah akrab dengan semua teman kelasnya. Terkecuali dengan Flora.

Kegiatan sarapan akhirnya selesai. Rayn segera berpamitan dan berangkat menggunakan motornya. Saat ia sedang berada di depan rumahnya, Rayn melihat ke sekitar dan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Flora. Ia melihat Flora disalah satu rumah yang ada di sana. Ia mulai mengamati Flora yang saat ini sedang menaiki mobil, sepertinya akan berangkat ke sekolah juga, sama seperti dirinya.

"Dia tetangga gue ternyata" Monolog Rayn.

Jujur, Rayn sangat penasaran dengan Flora. Sejak bertemu Flora, entah kenapa membuat kadar ke kepoan nya menjadi meningkat tinggi. Mungkin karena sosoknya yang terlihat misterius dimata Rayn.

Tak lama setelahnya, mobil yang dinaiki Flora mulai berjalan. Rayn juga langsung menyalakan mesin motornya dan ikut pergi meninggalkan rumah.

▫ ▫ ▫

Flora dan Rayn akhirnya sampai di sekolah di waktu yang hampir bersamaan.
Sekolah masih sepi, baru ada beberapa siswa yang berangkat pagi dikarenakan tugas piket.
Disaat Flora berjalan menuju kelasnya yang juga kelas Rayn, maka secara tak sengaja Rayn mengekori Flora.

"Hei" Panggil Rayn. Sedikit mempercepat langkahnya berniat untuk menyamakan dengan Flora.

Tidak ada respon.

"Princess" Masih tetap tidak ada tanggapan.

"Flora"

Flora akhirnya menoleh kebelakang, namun hanya untuk menunjukkan ekspresi datar dan tatapan dinginnya. Setelahnya kembali memalingkan wajahnya.

Rayn benar-benar tidak habis pikir. Sedingin itukah? Bisa-bisa Ice Bear kalah dingin dengan Flora.

Rayn akhirnya dapat menyusul Flora yang tadi berjalan di depannya. Ia kini berjalan berdampingan bersama Flora. Meskipun begitu, Flora sama sekali tidak peduli.

"Hei, Flo" Rayn masih belum menyerah.

Tak ada tanggapan. Kehadirannya sama sekali tidak di pedulikan. Lama-lama Rayn kesal jika terus seperti ini.

"Lo bukan Ice Bear, jadi ga usah dingin banget gitulah" Rayn berbicara dengan nada yang terdengar sedikit menuntut.

Flora berhenti berjalan. Ia menoleh pada Rayn, dengan masih tetap menunjukan ekspresi datar miliknya.

"Yes akhirnya" Batin Rayn senang.

"Gue emang bukan Ice Bear, dan gue juga ga kenal siapa Ice Bear" Balas Flora dingin, lalu kembali berjalan meninggalkan Rayn yang tercengang karena mendengar jawabannya.

Flora [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang