Section Three: Chance

210 61 8
                                    

Give me a chance🍁

▫ ▫ ▫

Beberapa waktu berlalu, tak terasa sudah hampir 2 bulan Rayn bersekolah di SMA Antariksa. Dia sudah benar-benar dapat menyesuaikan diri di sekolahnya itu. Meski begitu, misi rahasianya untuk mengubah Flora masih belum terlaksana. Sepertinya akan susah baginya. Ini sudah hampir dua bulan, dan jangankan berteman. Untuk berbicara dengan Flora saja sangat susah. Apakah ia benar-benar bisa melaksanakan misinya.

Seperti biasa, ketika Rayn mengajak Flora berbicara tak pernah ada balasan. Terkadang hanya ada tolehan dan lirikan, atau malah tidak ada respon sama sekali. Namun meski begitu, Rayn tidak mudah menyerah, di setiap ada kesempatan maka ia akan mengajak Flora berbicara. Walau lama-kelamaan ia merasa seperti berbicara dengan patung.

▫ ▫ ▫

Bell pulang berbunyi lebih cepat dari biasanya. Membuat para siswa bersorak kegirangan. Mereka semua kemudian berbondong-bondong untuk pergi pulang kerumahnya masing-masing.
Seperti halnya Rayn, ia sudah berada di luar kelasnya. Namun, ketika ia sudah hampir sampai di parkiran, ia kembali berbalik menuju kelas dikarenakan ponselnya tertinggal di laci meja miliknya.

Saat sudah sampai di kelas, ia berpapasan dengan Flora yang baru akan keluar kelas. Tanpa ada kata sapaan atau apa pun itu, Rayn melangkah pergi ke meja nya dan mengambil ponselnya, lalu setelahnya kembali berjalan meninggalkan kelas yang sudah kosong itu. Saat ia sampai di luar ia melihat Flora berjalan tak jauh di depannya. Dia melihat sesuatu hal yang sedikit mencuri perhatiannya, dan setelah menyadarinya, Rayn segera berlari menyusul Flora.

Flora yang sedang berjalan pun kaget karena merasa ada seseorang yang tiba-tiba berhenti di belakangnya. Flora menengok dan melihat Rayn yang berada dekat di belakangnya, mungkin hanya berjarak 40 Cm darinya.

Ia yang awalnya terkejut pun mulai menunjukan tatapan tajamnya yang diarahkan kepada Rayn. Berbanding terbalik dengan Rayn yang malah menunjukan senyuman lebarnya.

Mengabaikan Rayn, Flora kembali berpaling hendak berjalan, namun sebelum itu Rayn menghentikannya.

"Tunggu"

Mendengar perkataan Rayn, Flora langsung menghentikan langkahnya. Sedetik kemudian ia kembali dibuat terkejut ketika Rayn yang berada di belakangnya tiba-tiba mengikatkan sesuatu di pinggangnya. Yang ternyata adalah hoodie yang tadi dipakai oleh Rayn. Flora menoleh, masih dengan rasa keterkejutannya. Ia hendak marah dengan Rayn yang tiba-tiba bertindak seperti itu. Namun belum sempat ia melontarkan kata-kata, Rayn sudah berbicara terlebih dahulu.

"Lo ... Lagi PMS kan ya" Kata Rayn dengan nada yang sedikit ragu.

Flora yang sadar dengan perkataan tersebut langsung membulatkan matanya. Ekspresi dingin di wajahnya langsung menghilang, digantikan dengan semburat merah yang muncul di pipinya.

Rayn yang melihat jelas perubahan ekspresi tersebut langsung kembali berkata.

"Ga papa, ga papa. Ga ada yang liat kok. Yaa.. kecuali gue" Kata Rayn dengan sedikit cengiran di akhir kalimatnya.

Namun meski begitu tetap tidak mengubah perasaan Flora.

"Di sini udah ga ada orang tapi di sana masih banyak" Kata Rayn lagi sambil melihat kearah halaman sekolah yang akan mereka lewati untuk sampai ke gerbang depan.

Flora [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang