Section Eleven: Misunderstand

141 54 0
                                    

misunderstanding can
make you hate, what you like💫

▫ ▫ ▫

Sejak semalam, pikiran Flora sangat amat kacau. Masalah terus datang menghampirinya. Ia benar-benar lelah dengan semua ini. Ia sempat tak ingin berangkat ke sekolah. Tetapi, jika ia tetap berada di rumah, ia akan semakin merasa pusing. Jadi ia memutuskan untuk berangkat ke sekolahnya.

Saat ini Flora sudah berada di sana. Keadaan masih sepi. Di kelasnya saja baru ia seorang yang datang.
Tetapi baru beberapa saat ia damai di kelasnya, tiba-tiba telinganya menangkap sebuah suara yang sedikit menganggu. Seperti suara seseorang yang sedang berlari kearahnya. Dan benar saja, dihadapannya kini sudah ada seseorang yang sama sekali tidak asing baginya.

"Flo! Gue nyariin lo tau" Kata Rayn sambil mencoba untuk menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan. Sedangkan Flora hanya menatapnya datar. Ia sedang malas melayani Rayn dengan segala ocehannya.

"Lo ga papa kan?"

"Gue khawatir banget sama lo. Dari kemaren siang lo ngilang gitu aja" Lanjut Rayn yang kini sudah duduk di bangku miliknya.

"Gue ga papa" Flora menyahut.

"Chat gue kenapa ga lo bales?" Tanya Rayn kemudian.

"Lo chat gue?"

"Iya, ngespam malahan"

Oke, ternyata semalam bunyi notifikasi pesan yang berulang kali terdengar dikarenakan pesan spam dari Rayn. Flora memang tidak mengetahuinya, ia tidak sempat membuka ponselnya semalam.

"Gue ga buka HP, jadi ga tau" Balas Flora yang sekarang membuka ponselnya.

"Lain kali dibuka Flo. Sekalian save tuh nomor gue. Susah tau gue dapetin nomor lo" Kata Rayn lagi. Sepertinya semakin hari ia semakin banyak berbicara. Sedangkan Flora hanya menjawab dengan anggukannya saja.

Sesaat, Rayn menyadari ada yang sedikit berbeda dari Flora. Ia merasa Flora terlihat sedikit lebih murung.

"Lo kenapa?"

Flora menoleh, melihat tepat ke manik mata milik Rayn. Tidak lama, karena setelahnya Ia langsung memutus kontak mata tersebut.

"Kenapa apanya?"

"Lo ada masalah apa? Lo ga mau cerita ke gue?" Rayn bertanya dengan nada yang terdengar bahwa ia mengkhawatirkan Flora.

Flora tak menjawab, selama ini ia menerima untuk berteman dengan Rayn. Semua kata-kata yang Rayn lontarkan dulu membuat ia merasa yakin. Tetapi untuk menceritakan tentang hal yang dialami olehnya, ia ragu.

"Flo" Panggilan Rayn membuyarkan pikiran Flora.

"Gue ga papa, Ray" Jawab Flora, mencoba untuk meyakinkan kepada Rayn bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya.

"Bener?"

Flora mengangguk yakin. Membuat Rayn mau tak mau merasa yakin juga.

Ia kembali ingin bertanya, memastikan pemikirannya kemarin. Namun baru ingin bertanya teman-teman sekelasnya mulai masuk membuat Rayn mengurungkan niatnya.

Flora [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang