You never disappear
from my memory▫ ▫ ▫
Dia terbangun dari tidur malamnya setelah mendengar bunyi alarm yang ada di sana. Usai mengumpulkan cukup nyawa, ia segera pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Tak lama kemudian ia keluar dengan wajah yang terlihat lebih segar daripada sebelumnya. Ia lalu menuju dapur, membuka kulkas, mengambil salah satu botol dan meminumnya. Setelahnya duduk di sofa dan menyalakan Televisi. Beberapa kali dia menekan remote, mencari saluran yang dirasa menarik untuknya. Pada akhirnya ia memilih untuk melihat saluran berita.
"Sempat tak pernah terdengar kabarnya, kini putri dari ... "
Masih asyik mengamati berita tersebut, tiba-tiba ponselnya berbunyi, mengalihkan perhatiannya.
"Halo" Ucapnya setelah menggeser ikon berwarna hijau yang terpampang di layar ponselnya.
"Baik, saya akan ke sana"
Sambungan telepon terputus, ia langsung mematikan televisi dan segera pergi memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setengah jam berlalu, kini ia sudah berada di salah satu rumah sakit yang ada di kotanya.
"Apa Dokter Reno ada?" Tanyanya kepada salah seorang suster.
"Ada, anda sudah ditunggu beliau di ruangannya" Setelah mendengar jawaban Suster tersebut, ia langsung melangkahkan kakinya ke tempat yang ia tuju.
"Selamat pagi Dok, anda mencari saya?" Ia bertanya setelah memasuki ruangan Dokter Reno.
"Iya, saya ingin meminta tolong"
"Minta tolong apa Dok?"
"Hari ini mendadak saya ada seminar di luar kota, ada beberapa pasien yang sudah membuat janji dengan saya. Bisakah kamu menggantikan saya hari ini? kalau kamu bisa, saya akan memberitahu mereka" Tutur dokter Reno.
"Bisa" Sahutnya yakin, lagipula ia tak ada jadwal hari ini.
"Baiklah, terimakasih Dokter Rayn"
Rayn mengangguk, ia kemudian pergi dari ruangan Dokter Reno dan beralih memasuki ruangan miliknya. Setelah memeriksanya daftar pasiennya sebentar, ia kembali meletakkan daftar tersebut. Rayn lalu melihat jam tangannya yang menunjuk angka 08.37. Sedangkan pasien pertama akan datang satu jam lagi. Rayn akhirnya memilih untuk pergi mengisi perutnya terlebih dahulu.
Setelah lulus dari SMA Antariksa tujuh tahun lalu, Rayn memutuskan untuk masuk ke salah satu Universitas ternama, ia mengambil jurusan Kedokteran dan menempuh Pendidikan Kesehatan Jiwa. Kini sudah satu tahun lebih ia bekerja sebagai Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di sebuah Rumah Sakit. Ya, ia menjadi seorang Psikiater sekarang.
Tentunya kalian harus tahu bahwa alasannya jelas karena Flora. Yah, Rayn ingin membantu orang-orang yang mengalami hal yang sama dengan gadis itu.
Berbicara tentang Flora, ia jadi teringat sosok gadis itu di sela-sela makan paginya kini. Sebenarnya tidak hanya Flora, ia juga teringat yang lainnya. Aaro, Saras, Oliv juga Yofan dan Vero. Entah bagaimana kabar mereka sekarang. Yang ia dengar bahwa Aaro ikut menyusul Flora ke Belanda dan kuliah di sana. Sedangkan Saras dan Oliv masih tinggal di kota yang sama dengannya, begitu juga dengan Yofan dan Vero.
Meski ia tak hanya memikirkan Flora, tapi tetap saja sosok Flora yang paling menyita ingatannya. Kira-kira bagaimana kabar gadis itu saat ini? Yang jelas ia sangat merindukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flora [Complete]
Teen Fiction[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] "Dia Flora, si silent princess yang tetap kuat berdiri meski harus menerima luka dari setiap kisahnya" ***** Ini kisah tentang Flora, yang hidupnya terbiasa dengan hal yang disebut sebagai penderitaan, masalah, dan segala h...