In the end, I returned
to my previous self🌬▫ ▫ ▫
Tanpa di ketahui Aaro, Flora sengaja pulang sendirian kerumahnya. Berjalan limbung, sesekali hampir terjatuh karena tak memperhatikan jalanan. Setibanya ia dikamarnya, Flora langsung mengambil botol berisi obat berwarna putih yang terletak di meja belajarnya. Dibukanya botol tersebut guna mengeluarkannya isinya, tak hanya satu, tapi empat butir obat Flora keluarkan, yang kemudian langsung Flora minum begitu saja.
Sedangkan Aaro kini melangkahkan kakinya dengan tempo cepat ketika tak menemukan Flora di tempat yang sebelumnya. Ia sedikit panik, takut Flora melakukan hal yang nekat lagi.
Karena tak kunjung menemukan Flora disekitar taman, Aaro langsung pergi menuju rumah Flora. Segera setelah ia sampai, Aaro tak lagi menekan bell atau mengetuk pintu, ia langsung masuk begitu saja. Lagipula tak akan ada yang memarahinya.
Keadaan rumah benar-benar sepi, Aaro yakin uncle nya tidak ada dirumah. Dengan cepat Aaro pergi menuju kamar Flora yang ada di lantai atas.
Dan rasa lega langsung timbul padanya. Syukurlah, Flora disana, tengah tertidur lelap di kasurnya. Tak ingin mengganggu, Aaro pun segera pergi setelah sebelumnya membenahi posisi selimut Flora.▫ ▫ ▫
Esoknya Flora terbangun dengan perasaan yang amat kacau. Seandainya saja ia bisa memutar ulang waktu, maka Flora akan memilih untuk tidak pernah mengenal Rayn. Kalau akhirnya seperti ini, bukankah lebih baik ia mengabaikan kehadiran Rayn sejak awal. Ia menyesal, sangat menyesal. Rayn membencinya bahkan tanpa alasan yang jelas. Kecuali dengan semua perkataan Rayn yang menganggapnya sebagai manusia yang haus perhatian. Tetapi mengapa Rayn sampai menganggapnya seperti itu. Apa kesalahannya.
Seperti biasa ia akan selalu berangkat ke sekolah. Meskipun harus bertemu dengan Rayn, Saras, ataupun Oliv. Tapi itu lebih baik, dari pada hanya berdiam diri di rumah. Lagipula Flora tak ingin menghindar dari mereka.
Hari ini, Flora kembali duduk sendirian di bangkunya. Rayn memilih untuk berpindah tempat duduk di samping Yofan, karena kebetulan sekali Vero tak berangkat ke sekolah. Meski begitu, Flora tak peduli, untuk apa pula ia harus peduli.
Kegiatan sekolahnya pun dimulai. Awalnya semua baik-baik saja, sampai akhirnya sebuah kejadian besar bermula ketika ia hanya berniat untuk keluar dari kelasnya. Ia awalnya hanya ingin pergi ke perpustakaan setidaknya untuk membaca atau sekedar mencari ketenangan, namun saat ia hendak ke sana, Oliv menghampirinya. Pada akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke perpustakaan. Ia mengabaikan Oliv, tetapi Oliv terus mengikutinya. Membuatnya tak tau harus melangkah kemana. Sampai akhirnya ia malah pergi ke ujung koridor, hendak menaiki tangga yang menghubungkan kelas IPS dengan IPA yang terletak di lantai atas. Tetapi baru empat anak tangga ia naiki, sebuah tangan mencekalnya.
"Flo, gue mau ngomong"
"Lepasin tangan gue" Balas Flora, seraya mencoba untuk melepaskan tangannya.
Sedangkan Oliv masih terus memaksa "Gue mau ngomong dulu sama lo"
"Ga ada yang perlu kita omongin" Tutur Flora seraya menghempaskan tangannya, membuatnya terbebas dari genggaman Oliv.
Ia lalu kembali menaiki anak tangga.
"Tunggu Flo" Oliv masih tetap mengejarnya. Namun disaat Oliv hendak melangkahkan kaki, ia terpeleset dan terjatuh ke lantai. Menyebabkan Oliv tak sadarkan diri. Flora yang melihat itu jelas terkejut. Baru saja ia ingin menolong namun orang lain sudah lebih dulu menghampiri Oliv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flora [Complete]
Teen Fiction[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] "Dia Flora, si silent princess yang tetap kuat berdiri meski harus menerima luka dari setiap kisahnya" ***** Ini kisah tentang Flora, yang hidupnya terbiasa dengan hal yang disebut sebagai penderitaan, masalah, dan segala h...