Another Section: Forest

107 40 2
                                    

Tanpa sengaja, aku meninggalkannya
Membuatnya menjadi penuh luka.
-Forest Nayandra Anderson

▫ ▫ ▫

April 2012

Anak kecil itu membuka pintu rumahnya seraya berteriak kecil memberi tahu ibundanya bahwa ia telah pulang.

"Mama, Forest pulang" Ucapnya, sambil berharap Ranti tidak akan memarahi nya karena ia pulang terlalu malam. Ia terlalu asyik bermain di rumah Aaro hingga menjadi lupa waktu.

Beberapa saat berlalu, tak ada jawaban yang biasa ia dengar. Tak terlihat pula tanda-tanda keberadaan mamanya.

Prang

Suara keras itu mengejutkannya. Perlahan ia berjalan mencari si sumber suara. Samar-samar juga terdengar suara yang ia tebak adalah suara mamanya.

Forest semakin mendekat ke ruangan itu. Ruangan yang menjadi sumber suara tadi berasal. Pintunya sedikit terbuka membuat Forest dapat mengintip apa yang terjadi di dalam sana.

Dilihatnya pecahan gelas yang berada di lantai. Yang ia yakini merupakan asal suara pertama yang ia dengar tadi. Awalnya Forest ingin masuk menghampiri kedua orang tuanya. Tetapi ia urungkan niatnya setelah menyadari bahwa mereka tengah saling beradu argumen.

"Kamu itu egois dan hanya mementingkan diri kamu sendiri. Kamu tak lihat saya mengurus anak-anak sendirian di rumah" Ucap mamanya terlihat marah.

Kenan menoleh, menatap tajam Ranti "Itu kan memang tugas kamu! Mengurus rumah dan anak-anak. Sedangkan saya bekerja untuk menafkahi kalian"

"Tapi tetap saja. Kamu juga seharusnya membantu saya. Kamu tak lihat, Forest itu nakal, susah untuk diatur. Sedangkan Flora sangat cengeng dan selalu ingin bersama dengan kamu. Mereka begitu merepotkan. Saya lelah" Ranti balik membalas.

Forest yang mendengarkan itu berusaha untuk tidak menangis. Apa selama ini Forest terlalu nakal sampai mamanya bilang seperti itu.

"Kamu tidak perlu mengeluh, itu tugas kamu!" Kenan menekankan ucapannya.

"Mereka berdua juga kan anak-anak kamu! Kamu seharusnya membantu saya! Jangan malah terus-terusan berada di kantor seakan menghindari saya!"

"Saya di kantor karena pekerjaan. Kamu pikir semua kebutuhan kamu siapa yang akan memenuhi jika saya tidak bekerja di kantor"

Keduanya terus bertengkar tanpa tau ada Forest di sana. Forest yang sudah tak tahan pun pergi seraya menutup telinganya, enggan mendengar ocehan dari Mama Papanya. Dan semenjak hari itu. Kehidupannya di rumah menjadi menakutkan.

Sebulan sudah ia lalui bersama dengan ketakutan atas pertengkaran yang sering ia saksikan. Jika ditanya apa Flora mengetahuinya. Tidak. Pertengkaran itu terjadi ketika malam saat Flora sudah tertidur. Sedangkan Forest, ia sering terbangun dan tidak pernah bisa tidur nyenyak sejak saat itu.

Akhir-akhir ini Forest lebih sering menghabiskan waktu di luar rumahnya. Sebisa mungkin ia akan menginap di rumah Aaro demi menghindari rumah yang terasa menakutkan bagi Forest. Ia amatlah membenci rumah saat ini. Dan tentu saja penyebabnya adalah kedua orang tuanya.

Hari masih terus berlanjut dengan Forest yang terus menahan rasa takutnya sendirian. Kini kakek neneknya yang berada di Belanda tengah berkunjung ke Indonesia. Tepatnya dirumah Keanu, jadi Forest dan Flora ikut berada di sana untuk menemui mereka.

Flora [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang