MCW -38-

594 52 1
                                    

"Maaf pak"

Yura berbicara selembut mungkin saat Ia berada di ruangan taeyong.

"Pak? Berikan saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya"

Taeyong tetap diam menatap wajah yura dengan tatapan yang datar.

Taeyong masih nemikirkan apakah Ia harus mengganti sekretaris lagi? Atau Ia harus belajar bahwa tidak seharusnya semua orang yang Ia rekrut menjadi sekretaris terlihat sempurna di depan matanya.

"Saya rela lembur pak... Asalkan jangan pecat saya..."

"Pak....?"

Taeyong tetap tidak nenjawab, tetapi saat Ia diam terlalu lama, akhirnya mulut nya itu pun terbuka untuk mengatakan sepatah kata.

"Win win"

Kata win win membuat yura kebingungan...

"Kau tak ingin kerja di perusahaan win win? Bukan kah win win mengincar mu?"

"Ehm... Nggak pak... "

"Nggak? Ahahahahha.... Nggak?"

Taeyong tertawa atas jawaban yura barusan.

"Come on yura! Kau bahkan tidak tau ini!"

Yura mengerutkan keningnya. Otaknya terlalu sulit mengerti semua perkataan taeyong yang di lontarkan untuknya

Taeyong berdiri mendekati yura...

"Kau tidak tau apa yang win win incar darimu?"

Langkah taeyong semakin mendekat ke arah yura.

"Aaahh... Sejauh ini, win win hanya ingin berteman. Itu Saja pak"-yura

Taeyong berdiri tepat di hadapan yura, Dan menatap yura dengan amat keseriusan.

"Dia sangat membutuhkan tubuhmu untuk memuaskan nya."-taeyong

Taeyong mengecilkan nada bicaran nya dan berbisik pada yura.

"Kau tidak akan pernah tau bagaimana dia sebenarnya. Berhentilah menentang ini, dan sadarlah kau itu sedang dengan orang yang salah"-taeyong

Yura hanya diam mematung saat mendengar pernyataan taeyong barusan.

"Baiklah, kembalilah ke ruangan mu."-taeyong

Yura pun pergi tanpa nenjawab apapun. Langkah nya sangat cepat untuk pergi dari ruangan itu.

Perasaan ini benar benar masih sangat membingungkan. Yura menggangap bahwa taeyong hanya ingin menyingkirkan musuh nya itu. tapi Ia sangat yakin juga kalau taeyong mengetahui segalanya yang tidak Ia ketahui.

"YURA!"

Teriakan Samuel dari meja resepsionis membuat yura menoleh kearahnya.

Samuel pun menghampiri yura sambil membawa berkas di tangannya.

"Kau menangis?"

Samuel memperhatikan mata yura yang berkaca kaca.

"Tidak, berikanlah padaku!"

Tangan yura merebut berkas dari lengan Samuel.

"Kau tidak apa apa? Baiklah, aku akan menemani mu."

"Tidak, aku akan memberikan berkas ini padamu setelah semuanya sudah selesai"

"Kau bisa cerita padaku. Ada apa?"

Yura menatap Samuel, Ia pun menghela nafas nya pelan pelan.

"Ayok kita berbicara sebentar saja.."-Samuel

Cool Man //-Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang