♪ ♬ 04 ♬ ♪

5.4K 484 11
                                    

Sejak masih kuliah, Alfi sudah tinggal sendiri. Anak rantau. Alfi ngekost sendiri sampai ia bertemu dengan Teguh dan menjadi kekasihnya. Enam bulan menjalin hubungan, Alfi menerima tawaran Teguh untuk tinggal bersama, hingga kini, hampir dua tahun berjalan, Teguh juga rumahnya adalah satu-satunya tempat untuk Alfi pulang.

Perbedaan usia mereka hmpir lima tahun, Alfi bisa mengenal Teguh dari temannya. Mereka menjadi semakin akrab dan saat itu Alfi rasa, Teguh memiliki rasa juga padanya. Alfi menyatakan cinta, tidak canggung, Alfi sudah menjadi gay sejak SMA. Meski saat menyatakan cinta pada Teguh saat itu buat Alfi panas dingin. Ia takut ditolak, dan buat Teguh menjauh, tapi nyatanya tidak. Teguh menjadi kekasihnya, hingga kini.

Teguh bilang, Alfi kekasih laki-laki pertamanya. Tidak seperti Alfi, entah Teguh sudah menjadi kekasih ke berapa. Selama bersama, hubungan mereka menjadi rahasia. Alfi yang menempel dengan Teguh diangap seperti adik yang menempel dengan kakaknya. Karena memang seperti itu kelihatannya.

“Yaang.”

“Mmh.. yaa?”

Teguh tidak menjawab, tangan kirinya terus memilin-milin tonjolan kecil di dada Alfi, sementara tangan kanannya masih mengurut pelan kejantanan Alfi, naik dan turun, sesekali mengusap ibujarinya di ujung penis Alfi, buat Alfi mengerang lebih kencang.

Seks di antara keduanya bukanlah hal yang aneh lagi, sudah seperti makanan sehari-hari. Alfi menikmati perannya sebagai penerima, Teguh yang nantinya akan memberikn segala kepuasan untuk Alfi.

“Yaang, masukin..”

“Sekarang? Aku baru aja mulai loh.”

“Aa~aaah, Yaang, sekarang.”

Senyum Teguh ditarik menyeringai, ia bangkit dan lekas memposisikan penisnya sendiri. Alfi yang berbaring inisiatif melebarkan kakinya, memberi ruang untuk Teguh berada di antara kakinya. “Kalo sakit, bukan salah aku loh.”

“Gak akan sakit.. masukin Yaang.”

“Oke.” Dan senyum Teguh malah makin menyeringai.

“Aaaak!” Alfi mengerang kencang, tubuhnya melenting. Sesuatu yang lebih besar masuk ke anusnya, dan itu bergetar sangat kencang. “Y-yaang!” Alfi mau protes, tapi kakinya lebih dulu ditahan Teguh, sementara tangannya hanya bisa mencengkram seprei. “L-lepas Yaang. Aku gak mau.”

“Sesekali Yaang, biar gak bosen.”

“Gak ma- nggh Yaaaang! Aaakh~ aaakh, lepaash~!”

Tapi bukannya mengindahkan permintaan Alfi, Teguh malah semakin memperdalam vibrator berbentuk penis di anus Alfi. Gerak meliuk vibrator di anus Alfi jelas membuat Alfi tidak nyaman. Ini kali pertama Alfi dimasuki benda lain selain penis. Airmata bercucuran tapi Alfi tidak berhenti mengerang.

Teguh merangkak naik, menggenggam tangan Alfi dan mencium Alfi dengan mesra. Memasukan lidahnya ke dalam rongga mulut Alfi, mencari lidah Alfi untuk ikut menari bersama. Desahan Alfi harus terputus-putus karena ciuman. Sesekali Teguh melepas ciumannya, membiarkan Alfi mengambil napas. Lalu ia menciumnya lagi, melumat bibir Alfi dan melakukan hal yang sama.

“Aakh.. aakh.. Yaang.. aku mau kamu aja.. nggh.”

No Baby, panggil aku Daddy.” Teguh mengecup kenig Alfi yang dibanjiri keringat, ia tatap mata sayu Alfi. “Kamu harus berlajar safe word, karena aku gak akan berhenti.”

“Y-yaang.. aakh.. udah..”

Safe word.” Tekan Teguh sekali lagi. “Kalo kamu ucapin safe wordnya, aku bakal berhenti, aku turutin yang kamu minta. Selain itu, aku gak akan berhenti.”

Our Secret Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang