“Dear? Kamu udah mau berangkat?”
Evan menoleh cepat, melihat Alfi di ambang pintu masih berantakan bekas bangun tidur. “Aku harus ke studio sekarang. Tadi dapet telpon dari Mas Surya katanya kosannya Aga kemalingan, beberapa barang studio yang dibawa Aga juga ikut ilang, jadi aku harus ngurus itu.”
“Mas Aga? Kok bisa Dear? Kapan?”
“Aku gak tau Sayang, tapi aku harus berangkat sekarang. Gak papa ya? Kamu dateng siang juga gak papa, istirahat aja dulu. Oke?”
Alfi cuma bisa mengangguk kaku. Sebenarnya ia jadi agak gagap juga mau mengatakan apa ia tidak tau. Evan menciumnya buru-burur, bibir, kening dan pucuk kepalanya, lalu pamit sambil terburu-buru juga, buat Alfi makin bengong. Sampai Evan benar-benar hilang dari pandangan, Alfi baru sadar. Cek handphone. Pasti sudah ramai dibicarakan soal kosan Aga yang kemalingan ini.
Kejadiannya saat Aga masih di Jepang. Aga memang tidak dapat kabar apapun dari pemilik kosan atau bahkan teman satu kosnnya, mengingat Aga memang juga tidak begitu mengenal orang-orang yang ngekos di sekitarnya. Pun, hanya beberapa kamar saja yang menjadi korban. Kamar Aga menjadi salah satunya.
Kemarin waktu Aga pulang diantar Bayu, sampai di kosan Aga langsung tidur, ia tepar. Tidak sempat mengecek ini-itu. Pun, saat paginya kosan Aga masih terlihat seperti biasanya, hanya barang bawaan dari Jepang saja yang agak berantakan. Aga sadar kamarnya kemalingan saat ia masuk kamar mandi, jendela ventilasinya itu ia rasa janggal, dan benar, tidak terkunci. Cepat Aga mengecek barang-barangnya, hampir semua barang elektronik milik Aga juga milik studio lenyap. Aga panik bukan main, orang pertama yang ia telpon, Surya, baru polisi.
Kini di studio Surya sedang pusing, ditemani Dany dan Eldy yang sama pusingnya. Bukan seberapa banyak kerugian atas hilangnya barang-barang studio yang Aga bawa, tapi di laptop yang Aga bawa, ada berkas-berkan penting termasuk kontrak dan MOU lainnya. Takut disalah gunakan. Aga memang bukan Kepala Animator, tapi ia sudah dipercaya Surya dan Dany untuk menyimpan. Karena memang mereka tau, daerah kosan Aga memang terkenal amannya, karena dijaga oleh Satpam 24 jam. Tapi siapa sangka bisa kecolongan juga?
Aga dan Evan masih di kosan bersama polisi yang mengurus. Evan yang dingin dan terkenal tegas ini benar-benar hampir meluapkan emosinya di depan pemilik kos juga para satpam yang berjaga. Kejadiannya sudah dua hari yang lalu, kenapa penghuni kamar kos yang lain yang juga kemalingan tidak melapor polisi? Malah hanya sekadar mengatakan “Saya kemalingan.” Disitu Evan kesalnya. Mungkin kehilangan mereka tidak seberapa, tapi tetap, yang namanya kemalingan harus diusut sampai tuntas. Terlebih untuk orang seperti Evan, yang mau segalanya serba rapih, jelas.
Kasus kemalingan ini diurus oleh pihak yang berwajib, Evan kembali ke studio. Baru satu langkah masuk ke studio, aura dingin langsung menyebar dimana-mana. Bahkan pegawai yang berlalu di lobi saja sama sekali tidak menyapa Evan. Takut. Membiarkan Evan dan Aga masuk ke lift dan menghilang dari pandangan mereka. Di lantai dua, pintu lift terbuka, mata keduanya langsung tertuju pada orang yang sama bengongnya di depan pintu lift.
“Mas Aga!” kata Alfi cepat, langsung masuk berdiri di samping Aga, mengabaikan Evan yang memang sedang menguarkan banyak-banyak aura dinginnya. “Kata Mas Eldy, kemalingannya pas kita di Jepang?”
“Iya. Parahnya tuh gak ada yang nagsih tau gue Fi. Seenggaknya ada kabar kalo ada yang kemalingan itu. Ini nggak sama sekali. Ya gue santai aja lah selama di Jepang. Lo sama gue terus kan? Tau kan kita selama di Jepang gimana?”
“Iya.” Angguk Alfi cepat. “Terus lagi diurus sama polisi?”
“Iya Fi, semoga aja cepet selesai. Barangnya juga bisa balik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Way (BL 18+) [COMPLETE]
RomanceAlfi lulusan desain grafis sedangkan Evan wakil direktur di studio game tempat Alfi melamar kerja. Ini cerita tentang kehidupan Alfi yang beradaptasi dengan status barunya sebagai animator game dan Evan yang harus terlibat langsung dengan berbagai m...