3✓

75 7 0
                                    

"Ura, kamu dijemput?"

"Iya nih bel, tapi mana ya Atan kebiasaan lama banget" balas Ura seraya melihat jam yang menempel di tangannya.

"Yaudah aku sama Rosa duluan ya" ujar Abel.

Ura menganggukan kepalanya "Duluan sistaaah" ujar Rosa seraya menepuk pundak Ura.

"Iya kalian berdua hati-hati" balas Ura melambaikan tangan kepada keduanya.

Ura duduk di bangku dekat gedung fakultas nya. Sudah hampir 15 menit ia menunggu sang adik.

"Duh lama banget sih" gumam Ura.

"Ura, nunggu dijemput?" Ucap seseorang yang berada di sampingnya. Ia langsung melihat ke arah datangnya suara.

Pria itu memandang lurus tanpa melihat ke arah Ura sedikit pun "kalau gak niat nanya gak usah nanya kali" batin Ura.

"Ura??" Ucapnya lagi.

"Iya"

"Mau bareng?"

"Gak kak"

"Kenapa?"

"Aku nunggu Atan aja" balas Ura seraya menundukkan kepalanya karena Ura merasa ditatap oleh Adam.

"Kalau gitu aku duluan ya ra" ujar Adam.

"Iya" balas Ura.

Kemudian Adam beranjak pergi dan Ura menatap lekat punggung Adam. Menatap punggungnya saja sudah membuat debaran di jantungnya, bagaimana jika menatap mukanya.

Ura mencoba menghubungi Atan. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari Atan. Ura berdiri dari tempat duduknya. Ia mulai khawatir tak tau harus berbuat apa. Hal itu tak luput dari penglihatan Adam yang belum mengemudi kan mobilnya. Adam melihat Ura dari dalam mobilnya.

Akhirnya Ura memutuskan untuk beranjak dari tempatnya dan menuju ke gerbang kampus. Ia berpikir akan naik kendaraan umum untuk berkunjung ke rumah Ibu.

Ura memutuskan untuk naik angkutan umum menuju ke rumah Ibu tirinya. Saat di jalan ia kebingungan mungkin ia salah naik angkutan umum.

"Duh gimana ya" gumam Ura.

Ura sebelum nya belum pernah pergi sendiri dan naik angkutan umum jadilah ia bingung seperti ini.

Kebingungan Ura tak luput dari penglihatan Adam yang sengaja mengikuti Ura. Adam merasa dirinya khawatir ketika melihat Ura yang entah ingin kemana.

"Mau kemana sih kamu ra" gumam Adam.

Ura mencoba untuk menelpon Ayah nya namun tak dapat dihubungi. Ia kemudian menelpon Atan yang tidak dijawab panggilan suara darinya.

"Halo ibu?"

"Iya Ura. Ada apa sayang?"

"Ibu rumahnya dimana sih. Ura udah di jalan tapi Ura gak tau harus kemana lagi"

"Loh kamu sama siapa sayang?"

"Sendiri Bu"

"Atan kemana?"

"Gak bisa dihubungi. Ayah juga sama" ucap Ura dengan bibir cemberut.

"Ibu lagi ada klien nih. Kamu lebih baik pesen ojek online terus kamu pulang sayang. Berkunjung nya diganti lain hari aja oke. Ibu lagi bener-bener sibuk sekarang" jelas Sezza.

"Oke Bu. Terimakasih Bu" balas Ura seraya memutus sambungan telponnya.

Ketika Ura hendak membuka aplikasi ojolnya seketika juga ponsel nya mati. Ponselnya kehabisan daya pada baterainya.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang