15✓

61 6 0
                                    

Tiga hari setelah Alif mengungkapkan perasaan nya kepada Ura. Hari ini adalah matkul Adam di kelas Ura. Semenjak Adam balik ke Indonesia Ura sering sekali bertemu Adam baik di sengaja maupun tidak disengaja.

Ujian mata kuliah yang diampu oleh Adam selesai di kelas nya Ura. Tidak terasa sebentar lagi akan liburan semester. Ura menyusun rencana-rencana liburan.

"Baik terimakasih. Saya harap hasil ujian kalian semua memuaskan"

"Aamiin" ucap mahasiswa dengan serentak.

"Maaf jika dalam semester ini saya banyak kekurangan" sambung Adam.

"Saya cukupkan sampai disini. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh" ucap Adam yang langsung meninggalkan kelas.

Ura merasa lega karena ujian akan berakhir. Adam yang baru keluar ruangan kelas Ura melihat Alif yang berdiri di depan kelas Ura. Alif mencium punggung tangan Adam dengan hormat. Lalu setelah itu Adam meninggalkan Alif yang masih pada posisinya. Adam sudah tau betul apa tujuan Alif, pasti akan bertemu dengan Ura.

Ura yang baru keluar tentu terkejut dengan keberadaan Alif "Ura" ucap Alif.

"Assalamualaikum kak" balas Ura, di samping Ura ada kedua sahabat nya Rosa dan Abel.

"Waalaikumsalam, Ra" balas Alif.

"Sibuk gak Ra?" Tanya Alif.

Ura melihat pada kedua sahabatnya dan kedua sahabat nya sama-sama mengangkat bahu.

"Kenapa kak? Ada yang perlu dibantu?"

"Eum mau ngomong aja berdua bisa?"

Ura melihat kepada kedua sahabat nya yang masih membisu "yaudah Ra, gua sama Rosa duluan ya" pamit Abel kepada Ura. Sebelum Ura menahan kepergian kedua sahabatnya, Rosa dan Abel sudah melangkah pergi.

"Gimana ra?" Tanya Alif lagi.

"Oke"

Alif pun langsung berjalan menuju kantin dan Ura mengikuti di belakang Alif. Mereka pun duduk berhadapan dengan Ura yang menundukkan wajahnya. Ura belum menyiapkan jawaban untuk soal pendekatan dengan Alif.

"Mau pesan?" Tanya Alif.

"Eum... Langsung aja kak. Mau bicara apa?" Tanya Ura to the point.

"Okeh... Gimana soal perkenalan kita bisa dimulai?"

"Maaf kak sebelum nya bukan Ura gak mau kenal lebih dekat dengan kakak. Tapi bisa kan kalau kakak terlebih dahulu temui Ayah. Ura udah janji sama Ayah, kalau misalnya ada cowok yang suka sama Ura, Ura harus kasih tau ke cowok itu supaya temui Ayah dulu"

"Oke kalau gitu. Aku bisa ke rumah kamu kapan?" Tanya Alif.

"Hah?" Ura terkejut.

"Iya. Aku bisa ke rumah kamu kapan dan temui Ayah kamu?"

"Nanti Ura kabarin deh kak. Kalau gitu Ura duluan. Maaf ya kak. Assalamualaikum" ujar Ura seraya berdiri, tanpa mendengar balasan dari Alif, Ura sudah meninggal kan Alif pada posisinya.

***

Malam hari yang belum begitu larut. Aga dan Ura melakukan makan malam bersama hanya berdua. Setelah Ibu Surti selesai memasak beliau langsung pulang ke rumahnya.

"Sayang gimana sama ujian kamu?" Tanya Aga.

"Alhamdulillah lancar jaya yah" balas Ura.

"Oiya gimana soal perjodohan kamu udah pikirin?"

"Ura udah ada jawaban nya kok yah. Insyallah Ura terima. Ura gak mau ngecewain Ayah bahkan nenek, kakek, opa dan Oma" jelas Ura.

"Tapi Ayah lebih mementingkan kebahagiaan kamu sayang"

"Ura bahagia kalau liat Ayah bahagia kok" ucap Ura seraya tersenyum.

"Ura cuma punya Ayah yang harus Ura bahagia kan sampai kapan pun" sambung Ura lagi.

Aga memeluk sang putri yang masih duduk di kursi meja makan. Aga mengusap kepala Ura yang tak tertutup hijabnya.

"Tapi Ayah yakin Ura akan bahagia" ujar Aga seraya mengecup kening sang anak.

Ura sudah yakin dengan keputusan nya. Jika nanti Alif datang ke rumahnya pasti Ayah nya akan bilang bahwa Ura sudah ada yang meminangnya. Itu akan menjadi urusan Ura yang terakhir. Kebahagiaan orang-orang tersayang nya lebih penting.

"Yah Ura ke teras ya" pamit Ura seraya berlari kecil menuju teras. Ura memakai piyama dan hijab instan nya. Lalu Ura duduk di bangku yang ada tepat di teras rumah Ura.

Ura berseluncur di dunia Instagram nya. Ura membuka akun milik Adam. Terlihat disana beberapa foto Adam tapi tak terlalu banyak.

"Bukti cinta yang paling besar adalah saling mengajak untuk mendekatkan diri pada Allah" gumam Ura lirih.

Tulisan yang ada pada bio sang pemilik akun. Adam adalah sosok idamannya, sosok yang tak bisa ia gapai sampai kapan pun. Setelah ia bertemu dengan orang yang akan menjadi kekasih halalnya, Ura akan menempatkan Adam pada masa lalunya.

Ura melihat ke arah luar rumahnya. Ada sosok Adam yang sejak tadi melintas di dalam pikirannya. Ura menghampiri Adam yang akan masuk dalam rumahnya.

"Ciye abis ngapel yaaa" goda Ura.

Adam tak memperdulikan Ura sedikit pun "Mana ceweknya kok gak ada kak?"

"Kenapa dia belum tidur?" Tanya Adam dalam hati seraya masih sibuk untuk memencet tombol bel rumahnya.

"Kak, kapan nikahnya jangan lupa undang Ura ya" ujar Ura lagi yang masih dengan nada menggodanya.

"Kamu duluan bukannya"

"Loh kok aku?"

"Kan kamu dilamar sama Alif kan?" Adam melontarkan pertanyaan yang tak diyakini pada dirinya sendiri. Karena hari lalu ia samar-samar mendengar ucapan Ura kala di makam Bundanya.

"Hahahah iya kakak bener...." Ura menggantung kata-katanya, terbesit ide jahil di kepalanya.

"... Iya kak Adam bener. Kak Adam kalau Ura nikah duluan gpp kan?" Ujar Ura seraya menaik turunkan alisnya.

"Jadi diterima?" Tanya Adam.

Ura mengangguk tak yakin, sebab Ura berbohong pada Adam "serius?"

Ura mengangguk tak yakin lagi, mulut Adam membentuk huruf o "oke... Selamat" ujar Adam.

Rasanya saat ini juga Ura ingin tertawa melihat ekspresi Adam yang tak percaya dengan Ura. Lagian kenapa harus dipercaya, yang Ura ucapkan pun tak ada benarnya.

Adam mencari kebenaran di mata Ura, namun Adam urungkan karena ia merasa lemah jika lama-lama harus menatap mata Ura. Ura yang entah sejak kapan telah ia cintai.

"Tenang aja kak. Nanti kan acaranya pasti di rumah Ura, jadi nanti rumah kak Adam kena deh tuh tenda biru pernikahan Ura heheh" ujar Ura terkekeh.

Adam tak berekspresi sama sekali, bahkan tak membalas apa yang Ura ucapkan. Namun, Adam mendengar semuanya. Mungkin dirinya dan Ura tidak ditakdirkan bersama.

Pintu gerbang rumah Adam terbuka. Terlihatlah pak Asep yang menjaga 24 jam rumah Adam.

"Saya duluan"

Ura menganggukan kepalanya "Selamat malam!!" Ucap Adam lagi yang segera menuju mobilnya.

Ura terdiam mendengar ucapan selamat malam yang terlontar dari Adam. Ura melambaikan tangannya ke arah Adam, sebuah tanda perpisahan.

"Malam juga kak" ujar Ura teriak, entah akan terdengar atau tidak.

.
.
.
.
.
Bersambung...

Tunggu part selanjutnya yaa gais ❤️😍maaf pending update, stay terus ya gais. Jangan lupa vote dan coment nya❤️

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang