Hari yang bersejarah bagi Ura telah tiba. Hari pernikahan nya bersama Adam. Sosok yang memang telah membuat Ura jatuh cinta sejak masa kecilnya. Ura akan membuang fikiran-fikiran buruknya yang pernah terlintas. Sempat ia memikirkan bahwa ia tak akan pernah berjodoh dengan Adam. Namun, Tuhan berkehendak lain. Tuhan telah menghendaki Adam untuk menjadi suaminya.
Ura mencoba menenangkan hatinya yang sedikit tidak terasa tenang. Rasanya seperti mimpi. Hari ini ia akan mengakhiri masa gadisnya. Setelah itu ia akan menjadi seorang istri dari Adam.
"Kak Adam udah Dateng kak. Sepertinya sebentar lagi ijab Qabul nya akan di mulai kak" ucap Aina dengan sangat antusiasnya.
Ura terdiam, sekita jantung nya kembali berdegup lebih cepat dari biasanya. Suara sang ayah sudah masuk ke dalam pendengaran Aira. Rasanya tidak karuan dan campur aduk, ini kali pertama Aira merasakan perasaan seperti ini.
"SAH"
Alhamdulillah
Kini Ura telah resmi menyandang status menjadi istri dari seorang Adam Maulana Pratama. Kehidupan baru akan segera Ura mulai. Diusianya yang masih sangat muda sudah resmi menjadi seorang Istri.
Adam yang baru saja mengucapkan ijab qobul dengan lantang rasanya begitu lega. Sebelumnya ia begitu merasa nervous, khawatir jika ia salah menyebutkan nama atau yang lainnya.
Ura di tuntun oleh adik sepupunya - Aina dan juga adik tirinya - Atan. Ura perlahan melangkah kan kakinya menuju kearah Adam berada. Adam menatap sang istri dengan raut wajah yang sangat bahagia.
Hari ini menjadi hari bahagia bagi Adam dan Aurora. Hari ini tercatat sudah hari bersejarah bagi keduanya. Keduanya sama-sama merasakan hati yang terus berbunga-bunga.
***
Malam hari telah tiba. Adam dan Ura masih dalam satu ruangan yang sama dan masih sama-sama membisu. Tak ada satu pun yang memulai pembicaraan. Seusai resepsi pernikahan nya mereka berdua sama-sama langsung menuju kamar Ura yang berada di kedaiaman Ayah dari Ura.
Keduanya saling diam, Adam yang masih menatap layar pipihnya dan menggenggam nya dengan setia. Sedangkan Ura duduk menyandar pada kepala ranjang dengan memilin ujung hijabnya.
Hati Ura masih menyimpan banyak pertanyaan untuk Adam - suaminya. Wanita yang belum beberapa lama ini ia lihat dan sedang berjalan bersama Adam masih dipertanyakan dalam benak Ura.
"Loh belum tidur?" Tanya Adam yang sudah bangun dari duduknya dan menatap Ura yang masih terdiam dengan bersandar.
"Belum"
"Kenapa?" Tanya Adam seraya mendudukkan diri disisi ranjang.
"Belum ngantuk"
Adam hanya menganggukkan kepalanya sesekali.
"Kak?"
Adam melihat ke arah Ura yang memanggilnya seraya menaikkan alisnya.
"Ura boleh tanya sesuatu?"
"Boleh. Mau tanya apa?"
Kini Adam lebih hangat dari sebelumnya. Sikap Adam yang dingin membuat Ura merasa enggan mengajak bicara Adam. Namun, sikap Adam sudah menghangat. Ura merasa lebih nyaman dengan Adam yang memiliki kehangatan.
Ura menjelaskan apa yang Ura ingin tanyakan pada Adam. Respon Adam tersenyum dan sesekali terkekeh.
"Kamu cemburu ya?" Tanya Adam.
"Enggak kok" balas Ura.
"Bohong. Udah jujur aja kalo cemburu, lagian cemuburu itu gak dosa kok" balas Adam dengan sedikit menggoda sang istri.
"Udah ah, Ura ngantuk. Mau tidur" ucap Ura mengakhiri percakapan mereka dan menyingkap selimut agar menutupi badannya sampai batas leher.
"Kok munggungi suami sih? Dosa tau!" Ujar Adam.
Mendengar ucapan sang suami, Ura langsung membalikkan tubuhnya yang tadi membelakangi Adam. Terkejut nya Ura ketika melihat wajah Adam yang terlalu dekat dengan wajahnya.
Ura membelalakkan matanya "Aaaaaaaa" sedetik kemudian dia berteriak dengan sangat kencangnya.
Ura berpikir sejak mulai kapan suaminya merebahkan dirinya dan menghadap ke arah Ura pula. Ura kan masih malu-malu
"Uraaa!!" Suara yang datang dari luar kamar Ura.
"Ura, Adam?? Ada apa?" Tanya Ayah Aga dari luar kamar Ura.
Adam yang tidak tau harus menjawab apa, menyerahkan semua kepada Ura dengan mengacuhkan pertanyaan yang terlontar dari sang Ayah mertua.
"I..yaa.. Ay....aaah Ura gapapa kok" balas Ura sedikit bertiak dan dengan suara yang terbata-bata
"Oh oke" balas Aga yang kemudian menatap pintu kamar sang anak dan sedikit menerbitkan senyum lalu menjauhkan diri dari kamar sang putri.
"Kak Adam sih" dumel Ura yang wajahnya sudah ditekuk.
"Kok saya? Bukannya kamu yang teriak?"
"Iya tapi Ura kaget karena wajah kakak yang Deket banget" balas Ura.
"Ya emang nya salah ya kalau wajah kita deketan? Kan kita udah halal Ra" ujar Adam.
"Tau ah sebel" putus Ura yang kemudian merebahkan diri lagi dan menutup tubuhnya dengan selimut lalu memejamkan matanya.
Adam yang melihat tingkah sang istri hanya bisa tersenyum. Ia terlalu gemas dengan tingkah sang istri. Senyum Adam malam ini kembali merekah.
"Good night my wife" ucap Adam seraya mencium kening sang istri dan mengusap lembut kepalanya yang masih terbalut hijab.
***
"Ura, bangun yuk subuhan dulu" ujar Adam seraya mengguncang tubuh Ura sedikit.
"Enghhh"
"Yuk bangun Aurora" ujar Adam lagi sesekali menepuk-nepuk pipi sang istri.
Ura membuka matanya dan sesekali mengerjapkan kedua matanya. Dilihat lah sosok pria yang sudah menjadi suaminya ini.
"Maaf Ura capek banget"
"Iya udah gapapa, sekarang siap-siap untuk sholat subuh" ujar Adam dengan suara nya yang begitu lembut bagi Ura.
Ura terdiam sesaat, entah dia mau bilang apa pada Adam. Dia malu untuk mengungkapkan nya.
"Hey, kok malah bengong sih"
"Emhh..."
"Kenapa?"
"Ura gak bisa sholat" ujar Ura dengan wajah polosnya.
Adam menatap bingung wajah sang istri. Ia belum mencerna ucapan sang istri dengan baik dan benar.
"Loh kenapa? Ura sakit?"
"Enggak bukan gitu. Ura... Emhh Ura la....gi....."
"Ura lagi??? Lagi apa maksudnya. Coba ngomong yang jelas sama saya" balas Adam.
"Ura lagi halangan" ucap Ura seraya menundukkan kepalanya. Ura merasa malu untuk mengungkapkan hal tersebut.
Adam mengelus puncak kepala Ura dan mengelus kedua pipi Ura. Lalu kemudian mencium kening Ura sekilas.
"Maa syaa Allah istri saya gemes banget sih" ucap Adam.
"Yaudah kalau begitu saya sholat dulu ya ke masjid. Istri baik-baik yah" ucap Adam yang kembali mencium kening Ura.
Lalu Ura mencium punggung tangan sang suami "Assalamualaikum" ucap Adam.
"Wa'alaikumussalam" balas Ura yang menatap kepergian sang suami ke masjid.
Rasanya hati Ura sangat bahagia. Rasa gemuruh di dalam hatinya kembali tiba. Diperlakukan sedemikian rupa oleh orang yang diam-diam ia kagumi rasanya sungguh luar biasa.
"Aaaa bundaaa..... Ura kayaknya jatuh cinta sama pesona suami Ura dehhh....." Teriak Ura dalam hatinya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...Gaisss maaf banget masih banyak kekurangan:'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
SonstigesGadis yang memiliki keceriaan dalam keseharian nya. Gadis yang pintar dalam menyimpan perasaannya kepada seorang yang sangat disukainya. Gadis itu percaya jika jodoh tak akan kemana. Gadis itu bernama Aurora Melati Raditya, anak dari Bagas Raditya d...