H-2 sebelum pernikahan
Tepat pada hari Rabu, Ura berada di dalam kamar nya dengan sang Ayah yang sedang mengeringkan rambut sang putri. Hari ini Ura tidak pergi ke kampus sebab tidak ada dosen karena sedang berhalangan hadir. Sedangkan besok dan lusanya ia akan izin karena Ura akan menikah pada hari Jumat bersama dengan Adam.
Sedangkan Aga, memang sengaja tidak pergi ke kantor karena ingin menghabiskan waktunya bersama gadis kecilnya yang sebentar lagi akan menikah
"Putri Ayah selalu cantik" ujar sang Ayah yang masih sibuk mengeringkan rambut sang putri dengan hairdryer nya.
Ura tersenyum "Anak ayah Aga gitu loh" ujar mereka bersamaan. Lalu kedua nya terkekeh bersama.
"Ayah..."
"Hmm"
"Kalau Ura sudah menikah....." Ucap Ura yang menggantung kata-katanya. Sedangkan sang ayah mencoba untuk menyimak betul apa keinginan sang putri.
"Ura tinggal disini aja ya Sama Ayah" sambung nya lagi.
Aga mengehentikan kegiatannya yang memang sudah hampir selesai dan duduk tepat di samping sang putri.
"Sayang... Ketika kamu sudah menikah tanggung jawab ayah pindah ke tangan suami kamu. Jadi kamu harus ikut kemana suami kamu berada sayang. Tapi, bukan berarti Ayah gak sayang lagi sama Ura" ujar Aga seraya mengelus kepala sang anak.
Ura menundukkan wajahnya dan tak terasa bulir bening dari matanya jatuh ke pipinya. Aga memeluk sang putri kesayangannya.
"Lihat lah sayang gadis kecil kita akan menikah" gumam Aga bermonolog di dalam hati yang ditujukan untuk Aca yang sudah tidak lagi bersama di dunia yang sama.
Aga menangkup wajah sang anak "Sayang, sudah ya. Jangan menangis lagi, pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk kamu sayang"
"Ma..afin Ura, Ura belum bisa jadi Putri yang baik untuk Ayah. Selalu buat Ayah repot dan kesusahan..."
Ucapan Ura terpotong "sttt... Gak ada seorang anak yang merepotkan orang tua nya sayang" ucap Aga lalu memeluk sang anak lagi. Bahkan Ura sudah menangis sejadi-jadinya.
"Sudah ya sayang jangan nangis lagi. Sebentar lagi jadi seorang istri loh sayang"
Ura mengurai pelukan sang Ayah "Ayah harus janji sama Ura, Ayah gak boleh lupain Ura, gak boleh capek-capek, gak boleh sibuk-sibuk, gak boleh lupa makan, gak lupa jaga kesehatan, gak boleh .... "
"Iya iya iya sayang nya Ayah yang paling cantik tapi lebih cantikan almarhumah Bunda" potong Aga, sambil mengacak rambut sang putri kesayangannya.
"Iya deh iya Ura tau"
"Tapi anak Ayah ini juga cantik kok beneran deh" goda Aga seraya mencubit kedua pipi Ura.
"Ihh Ayah, Ura juga udah tau kalau Ura cantik hehehe" balas Ura yang langsung memeluk sang Ayah dengan erat, rasayang seperti tak ingin dilepaskan.
***
Sedangkan Adam, saat ini dirinya berada di kampus. Ia baru selesai mengajar, dan mengajar semester empat. Sudah sejak sebulan yang lalu perkuliahan dimulai kembali setelah liburan semester berlangsung. Adam berjalan menuju parkiran mobil yang berada di kampus.
"Adam..."
Tiba-tiba langkah nya terhenti oleh suara seorang wanita yang memanggilnya. Adam melihat sosok yang selama ini membuat dirinya jengah. Siapa lagi kalau bukan Riska, perempuan yang selalu mengejar Adam dari jaman SMA dulu.
"Adam.... Kangen ihhh, yuk ke mall jalan-jalan udah lama juga nih gak jalan-jalan, shopping, dinner yuk yuk yuk"
"Gak bisa!"
"Ihh kenapa? Kamu mau ada rapat?" Ucapnya seraya memeluk lengan kiri Adam dengan manja.
"Saya harus segera pulang!" balas Adam dengan nada dingin.
"Tolong lepaskan tangan kamu! Ini di kampus Ris!!" Tegas Adam.
Riska melepaskan tangannya dan mengerucut kan bibirnya "yaudah yuk jalan-jalan" ajak nya lagi.
"Kamu denger saya gak sih? Saya bilang saya gak bisa Ris!"
"Gak denger dan gak mau denger alasan kamu" balas Riska bodo amat dan langsung masuk ke dalam mobil Adam.
"Astaghfirullah" gumam Adam dalam hati seraya mengelus dada.
Saat ini Adam sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tentu masih ada Riska di samping kursi pengemudi.
"Loh yank, ini mah bukan ke arah mall tau"
Adam tak menggubris kata-kata dari Riska, ia sudah jengah dengan tingkah Riska selama ini. Apalagi dengan ucapannya yang barusan Riska memanggil Adam dengan sebutan "yank" sejak kapan nama Adam berganti jadi "yank".
"Adam kita ke mall loh, kok jalannya ke rumah aku sih" protesnya lagi.
Masih tidak menggubris ucapan dari seorang Riska. Kini mobil Adam berhenti tepat di depan gerbang rumah Riska.
"Turun!!" Tegas Adam.
"Kok pulang sih Adam... Kan aku bilang ke mall, kamu ini budeg atau gimana sih?" Protes nya lagi kesekian kalinya.
Adam sudah tak tahan lagi, ia keluar dari mobil dan membuka pintu mobil sebelah kiri dan menyeret Riska untuk keluar dari mobilnya.
"Awssss... Sakit sayang, kok kamu kasar sih!!"
"Stop!!... Sekali lagi aku tegaskan ke kamu Riska! Stop panggil saya sayang, stop hubungi saya, stop datangi saya. Cukup ya Riska kesabaran saya sudah habis!!" Ucap Adam sedikit tegas dan penuh penekanan setiap kata-katanya.
"Ta...pi.. Adam" belum selesai untuk bicara Adam sudah meninggal kan Riska dengan rasa yang begitu hancur.
Riska yang mendambakan Adam sejak SMA, tak pernah mendapatkan cinta Adam. Meski ia sudah mengemis-ngemis kepada Adam, tetap saja Adam sulit untuk ditaklukkan.
***
Malam hari dengan rintikan air hujan. Membuat suasana hati Ura menjadi lebih rindu dengan sang adik. Banyak kenangan yang Ura jalani dengan sang adik ketika turun nya hujan. Entah mandi hujan yang akhirnya akan dimarahi Aga sang Ayah. Entah meneduh ketika pulang sekolah, makan es saat hujan turun tanpa sepengetahuan sang Ayah dan masih banyak lagi kenangannya.
Saat ini Ura sedang melakukan panggilan video bersama sang adik. Sedangkan sang Ayah sibuk dengan laptopnya karena mengurus pekerjaan kantor yang tertunda.
"Atan jangan lupa datang yaa!! Pokoknya kakak tunggu loh. Kalau kamu gak dateng kakak gak mau mulai acara akadnya"
"Hahahah apaan sih kak. Masa cuma gara-gara aku gak dateng mau ditunda akadnya" balas Atan dengan tawanya di sebrang sana.
"Makanya dateng!! Ajak Ibu juga. Ini acara sekali seumur hidup kak Ura loh" ucap Ura lagi memperingati sekali lagi kepada sang adik.
"Siap peri kecil. Adik mu yang menggemaskan pasti dateng" balas Atan seraya tersenyum manis serta menampilkan deretan gigi-giginya.
"Hih menjijikan sekali kau" balas Ura menggoda Atan.
"Yaudah kak salam sama Ayah yaa. Bilang jaga kesehatan baik-baik"
"Iya nanti disalamin. Sekarang Ayah masih pacaran sama laptopnya. Kamu jaga diri baik-baik ya!!!"
"Siap boss!"
"Yaudah assalamualaikum. Jangan lupa dateng ke acara pernikahan kakak!"
"Iya kak siap. Waalaikumsalam"
Percakapan antara kakak-beradik itu pun berakhir. Ura menyampaikan salam dari sang Adik kepada Aga, Ayah mereka berdua. Aga pun tak lupa menanyakan kabar anak dari mantan istrinya itu.
Meskipun Atan tak tinggal bersama Aga saat ini. Aga akan memastikan sang putra akan kembali ke rumahnya lagi. Ia akan meminta hak asuh anak dan merawat Atan sebagaimana ia merawat Ura sampai akhirnya Ura menikah dan menemukan jodohnya.
.
.
.
.
.
Bersambung...Jangan lupa vote, karena dengan vote kalian itu tandanya kalian mensupport ku😍
Maaf kalau cerita nya tidak jelas😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
RandomGadis yang memiliki keceriaan dalam keseharian nya. Gadis yang pintar dalam menyimpan perasaannya kepada seorang yang sangat disukainya. Gadis itu percaya jika jodoh tak akan kemana. Gadis itu bernama Aurora Melati Raditya, anak dari Bagas Raditya d...