16✓

56 6 0
                                    

Sabtu pagi yang dinanti setelah melalui proses yang begitu panjang. Hari ini Ura sudah bersiap untuk ke kampus. Bukan untuk mengikuti mata kuliah, karena mata kuliah pada semester satu ini sudah selesai. Hari ini adalah hari pelaksanaan baksos yang diadakan pada fakultas Ura. Ura adalah salah satu panitia yang ikut berkontribusi dalam acaranya.

Tidak mudah bagi Ura yang baru berpengalaman. Banyak hal-hal baru yang ia temui. Bahkan ia juga lebih sering bertemu dengan Adam. Adam yang menjadi bintang tamu pada acara baksos selalu melakukan interaksi dengan Ura. Hampir setiap hari bertemu Adam walaupun dengan waktu yang tak begitu lama. Cukup mampu membuat debaran di jantung Ura.

Tepat pukul 08.00 acara dimulai. MC menuntun acara dengan sebaik mungkin. Rangkaian-rangkain acara berjalan dengan baik.

"Saya kapan ke podium nya?" Tanya Adam yang sedang melipat lengan bajunya sampai siku.

Ura melihat Kertasari yang berisi rowndown acara "tunggu, bapak jangan kemana-mana. Sehabis sambutan bapak yang isi" ujar Ura memberi tahu. Namun Adam hanya menganggukan kepalanya beberapa kali sebagai jawaban.

Tiba saatnya Adam mengisi acara baksos ini "bapak siap-siap. Sebentar lagi dipanggil" ujar Ura memberitahu.

"Baik. Terimakasih Ura. Semangat" ucap Adam.

Ura mendengar lontaran dari Adam sedikit terkejut. Jarang sekali Ura mendapat kata-kata penyemangat dari orang yang disukainya "Terimakasih kembali" balas Ura lirih.

Rangkaian acara berjalan dengan baik. Dari awal pembukaan, acara puncaknya sampai acara penutup berjalan dengan lancar. Kini acara telah usai, panitia merapihkan aula dengan bergotong-royong.

Ura sedikit merasa lelah ia terduduk di bangku yang berada dalam aula. Ura mengusap keningnya yang berkeringat.

"Nih" ujar seseorang seraya memberikan sebotol air mineral.

Ura mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemberinya ternyata Adam "terimakasih pak" ujar Ura. Adam pun langsung meninggalkan Ura di tempatnya.

Ura tersenyum memandang punggung Adam yang lama-lama menjauh dari hadapannya.

"Hey" ujar seseorang seraya duduk tepat di samping Ura.

"Eh kak"

"Capek ya?"

"Ehehe lumayan"

"Thanks ya, buat partisipasi nya. Kalau gak ada kamu gak tau deh gimana"

"Iya kak sama-sama. Alhamdulillah juga bisa dapet pengalaman. Lagian kan banyak juga yang lainnya kak, gak cuma aku heheh"

"Syukur deh. Oiya acara udah selesai. Jadi gimana soal Ayah kamu? Bisa aku temui nanti malam atau besok?"

Ura diam mendapat pertanyaan dari Alif seperti itu. Ia belum sama sekali menemui Ayah nya. Ia belum sempat bicara dengan Ayahnya.

"Nanti Ura kabarin ya kak. Ura bener-bener belum sempet bilang sama Ayah. Ayah sibuk banget di kantor" ujar Ura jujur tanpa ada yang ditutupi.

Alif menganggukan kepalanya "oke deh. Gpp kok santai aja" balas Alif.

***

Sesampainya di rumah sudah menjelang petang. Ura sudah bersiap dengan piyamanya. Ia menunggu datangnya adzan Maghrib.

Seusai melaksanakan shalat Maghrib dan isya dengan sang Ayah. Ura dan Aga melakukan makan malam berdua. Hari-hari Ura selalu berdua dengan Ayah.

"Gimana acaranya lancar?" Tanya Aga.

"Lancar Alhamdulillah yah. Lumayan seru juga dapet pengalaman" balas Ura.

Saat ini keduanya sedang berada di ruang keluarga. Seusai makan malam keduanya sepakat untuk menonton film berdua, itung-itung Quality time antara Ayah dan anak.

"Alhamdulillah kalau putri kecilnya Ayah dapet pengalaman baru. Ayah seneng dengernya"

Ura menyandarkan kepalanya pada bahu sang Ayah dengan amat nyamannya. Entah kelak siapa yang akan menjadi tempat bersandar nya kemudian hari ketika dirinya telah menikah. Namun, Ayah tak akan pernah tergantikan bagi Ura.

"Oiya sayang. Besok ikut Ayah ya. Kamu kan sudah sepakat sama perjodohan kakek kamu" ujar Aga membuat Ura terkejut, ternyata sang Ayah masih mengingat soal perjodohan itu.

"Iya yah siap" balas Ura.

"Tapi yah, ada kakak tingkat Ura dia bilang suka sama Ura. Terus dia mau temuin Ayah. Menurut Ayah gimana?" Sambung Ura.

Aga melihat ke arah sang putri "siapa?"

"Ada kakak tingkat Ura. Ketua pelaksana acara baksos"

"Ayah kasih jawaban besok ya. Besok kita akan berkunjung ke rumah kakek Andre, ini soal perjodohan kamu. Besok kita bahas sama-sama dan besok Ayah putuskan untuk kakak tingkat mu itu" jelas Aga.

Ura menganggukan kepalanya tanda menyetujui kata sang Ayah.

Film yang ditayangkan sudah tak menarik hati Ura. Film ini adalah film kesukaan Ayah dan almh Bundanya.

"Ayah, Ura ijin ke teras ya"

"Loh kenapa? Bosen ya sama filmnya?"

"Iya heheh" ujar Ura seraya terkekeh.

"Yasudah Sanah. Mainnya di teras aja jangan jauh-jauh" ujar Aga.

Ura pun beranjak dari sofa yang menampung Ayah dan dirinya. Lalu ia kecup pipi sang Ayah dan meninggalkan Aga sendiri di ruang keluarga.

Ura sudah berada di teras dan duduk tepat di bangku teras. Ura memainkan ponselnya, melihat beberapa postingan foto yang berada pada akun Instagram nya. Tidak banyak namun dia berhasil memposting kebersamaan bersama rekan panitia baksos bahkan ada Adam juga.

Sedangkan Adam di rumahnya, ia sedang duduk bersama dengan kakek Ali dan Ana.

"Jadi besok kak Adam mau kerumah calon istri"

"Baru mau melamar" balas Adam dingin.

"Ohhh..."

"Kamu besok gak ada kegiatan kan?"

"Aku ada janji dulu sama rekan kerjaku kek. Nanti aku nyusul setelah dari cafe" jelas Adam.

"Jangan sampai terlambat ya" ucap kakek.

"Iya kek. Nanti Adam berangkat langsung dari cafe menuju ke rumah kakek Andre"

"Yasudah kalau gitu istirahat" ujar kakek seraya menepuk bahu Adam dan meninggalkan kedua cucunya.

"Kak Adam beneran Nerima perjodohan itu?"

"Iya"

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Iya kenapa diterima. Kalau aku liat kakak itu sebenernya suka sama Ura"

Adam terdiam dan membisu dengan tatapan dinginnya "iya kan?" Ujar Ana lagi.

"Iya apa?"

"Suka sama Ura"

"Enggak. Ngaco kamu!!" Ujar Adam mengelak.

"Jangan bohong deh kak. Aku bisa liat tau!!"

"Emang situ peramal" balas Adam.

"Ihh dia mah gak percaya banget sama adeknya. Yaudah mending tidur. Besok kan mau ketemu calon kakak ipar" ujar Ana menggoda Adam.

Adam melirik ke arah Ana yang meninggal kan sofa ruang keluarga.

"Apa gua udah yakin sama pilihan gua?" Tanya Adam dalam hati.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucap Adam lirih.

Dia akan melupakan Ura karena memang sebenarnya Adam tak memiliki hubungan apa-apa dengan Ura. Kecuali hubungan teman, tetangga, dan Ura adalah mahasiswinya.

Esok hari adalah hari baru bagi Adam. Adam akan melanjutkan kehidupan nya. Dirinya akan mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil mulai hari esok.

Semoga jodohnya kelak dapat menuntun dirinya ke jalan yang benar dan mencapai ridho Allah SWT, do'a yang selalu Adam panjatkan.

.
.
.
.
.
Bersambung...



Temen-temen yang berbahagia. Aku minta vote cerita ini dan ikuti part selanjutnya 😘

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang