20✓

59 6 0
                                    

Drrrtt... Drrrtt...

Ura masih menunggu jawaban sang adik namun ponselnya kembali berdering sebelum Atan menjawab pertanyaan Ura.

Kak Adam is calling...

Ura menolak panggilan dari Adam dan masih fokus kepada sang adik. Setelah Ura memberi kode kepada Atan untuk segera menjelaskan. Atan pun memulai untuk menjelaskan.

"Maafin Atan sebelum nya kak..."

Ting...

Sebelum Atan melanjutkan pembicaraan nya Atan menghentikan sejenak karena perintah sang kakak untuk berdiam sebentar.

Kak Adam

Dimana?

Adam is calling...

Ura menjawab panggilan suara dari kak Adam.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" balas Ura.

"Kenapa kak?"

"Dimana?"

"Cafe dekat SMA Bintang Pelita"

Tut...

Panggilan diputuskan begitu saja. Ura pun kembali meletakkan ponselnya di dalam tas.

"Cepet jelasin ke kakak sekarang!" Pinta Ura.

"Maafin Atan sebelumnya kak, karena Atan gak jujur sama kakak. Sebenarnya mau jujur dari awal cuma aku takut kak. Ibu sama Om Ardi sudah bercerai, ibu tidak bekerja lagi dan kami hidup serba kekurangan saat ini kak" jelas Atan seraya menundukkan kepalanya.

Ura yang mendengar penjelasan dari Atan bener-bener merasa terkejut. Ia belum bisa berkata apa-apa untuk menanggapi penjelasan sang adik.

"Maaf kak, ibu sengaja mengajak Atan tinggal bersama ibu, karena ibu meminta Atan untuk bekerja dan putus sekolah. Walau terkadang Atan sesekali masih datang ke sekolah jika ada waktu senggang" ujar Atan lagi.

"Kenapa?"

"Kenapa Atan gak pernah jujur sama kakak? Apa gunanya ada kakak? Inget Atan gak sendirian!" Lanjut Ura yang mulai terbakar emosi. Ura memang hidup serba kecukupan namun, tidak dengan kondisi adiknya saat ini.

"Maaf sekali lagi kak. Atan gak mau bikin kak Ura sedih, Atan mau kakak bahagia" ujar Atan seraya menundukkan kepalanya.

"Jujur kakak sedih setelah tau kamu gak cerita dari awal!!"

Aina hanya bisa diam menyaksikan dua kakak beradik ini. Aina bingung harus melakukan apa. Ia hanya bisa menenangkan Ura.

"Ibu dan Om Ardi resmi bercerai kak. Ibu sudah tidak memiliki apa-apa sekarang. Maafin Atan, Atan bingung harus melakukan apa kak... Atan sayang ibu, kakak bahkan ayah. Atan terlalu banyak merepotkan kakak dan ayah" jelas Atan dengan wajah sendunya.

"Kakak maafkan. Maafkan kakak juga terlalu emosi. Kakak sama ayah sayang sama Atan dan satu hal Atan tidak pernah merepotkan kakak dan ayah sama sekali"

Tidak lama kemudian tiba-tiba datanglah sosok Adam di tengah-tengah ketiganya yang sedang asik mengobrol. Tentu Ura sedikit terkejut atas kedatangan Adam yang tiba-tiba.

"Loh kak?"

Adam yang baru tiba langsung menduduki tempat duduk tepat di samping Aina, yang bersebrangan dengan Ura.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" balas ketiganya serentak.

"Apa kabar bang Adam?" Tanya Atan seraya menjabat tangan Adam dengan gaya sesama lelakinya.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang