19✓

62 7 0
                                    

Setelah acara lamaran resmi yang hanya dilakukan oleh dua pihak keluarga. Saat ini, Ura sedang berada di kamar almarhumah Bundanya. Malam ini ia putuskan menginap di rumah nenek nya. Sedangkan sang Ayah menginap di rumah orang tuanya yang berada tepat di sebrang rumah orang tua dari almarhumah bundanya.

"Congratulation kak. Semoga acaranya lancar sampai hari-H ya" ucap seorang gadis yang berusia 5 tahun lebih muda di bawah usia Ura.

"Kamu ngagetin aja" balas Ura.

"Tadi udah ketuk pintu dan ucap salam tapi gak ada yang nyaut jadi masuk deh" balas gadis itu.

Gadis itu adalah adik sepupu Ura. Anak dari Tante Ara, gadis itu bernama Aina. Aina memiliki adik kembar berjenis kelamin laki-laki.

"Makasih yah na. Bunda mana?"

"Bunda di kamar kak. Kenapa? Ada yang mau dibicarain sama Bunda?"

"Enggak kok. Kenapa belum tidur?"

"Sengaja. Mau ucapin selamat buat kakak. Aku seneng deh dengernya kakak aku yang paling cantik mau nikah"

"Masih lama tau. Tapi makasih loh yah" balas Ura seraya terkekeh dan mengacak rambut adik sepupunya dengan gemas.

"Hehehe gak sabar ya" goda Aina.

Ura terkekeh dengan godaan sang adik sepupunya. Tante Ara, Ura biasa memanggilnya Bunda Ara. Kebiasaan itu ia lakukan sedari kecil karena permintaan sang Tante sendiri.

"Oiya kak. Bang Atan mana? Kok tadi gak ada"

"Ciyee kangen ya sama Atan"

"Apaan sih kak. Males amat" bales Aina.

"Bilang aja kamu kangen sama Atan"

"Ish apaan sih kak. Ngapain bang Atan dikangenin, rugi banget"

"Eleeehh.... Besok kakak mau ketemu Atan kamu mau ikut?"

"Ikut...." Balasnya dengan semangat.

"Ih gimana sih katanya gak kangen, huuu dasar jaimm!!!"

"Kak udah dong jangan nyebelin. Aku cuma kesepian aja gak ada yang diajak berantem selain bang Atan" tuturnya dengan menundukkan wajahnya.

"Kalau rindu bilang aja kali na... Gak usah gengsi"

"Tau ah nyebelin!!" Balasnya seraya berdiri hendak meninggalkan Ura di kamarnya.

"Besok pulang sekolah aku jemput kamu!" Teriak Ura.

Sedangkan Aina mengintip di selah pintu yang hendak ditutup nya dan mengacungkan jempolnya. Ura pun sontak tertawa melihat tingkah sang adik. Walaupun hanya sebatas sepupu, tapi Ura merasakan ikatan seperti adik kandung sendiri.

Ting...

Kak Adam
Assalamualaikum

Waalaikumsalam

Lagi apa?

Duduk

Besok bisa ketemu pas jam makan siang?

Lain waktu ya kak

Kenapa?

Setelah membaca pesan dari Adam. Ura memutuskan meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia pun bergegas untuk tidur. Bagi Ura, hari ini adalah hari yang penuh kejutan.

Sedangkan Adam yang sedang merasa bahagia justru belum bisa memejamkan matanya. Dirinya selalu memikirkan Ura.

Adam terus memandangi ponselnya "kenapa gak di bales sih Ra?" Gumam Adam lirih.

Adam sama sekali tak menyangka bahwa dirinya akan melamar gadis yang ia sukai. Mungkin orang-orang tak akan tahu jika Adam menyimpan perasaan untuk Ura. Namun, Adam belum tahu pasti bagaimana isi hati Ura sendiri.

***

Hari ini adalah liburan semester untuk Ura. Ura sudah rapih dan akan menjemput Aina di sekolah. Hari ini Ura meminta ijin kepada Bunda Ara untuk mengemudikan sepeda motor milik Bunda Ara, dan ijinnya pun di terima dengan berbagai syarat.

"Yuk kak" ajak Aina setelah bertemu dengan Ura.

"Kemana?"

"Katanya mau ketemu bang Atan"

"Ciye gak sabaran" goda Ura.

"Ishh"

Kemudian motor yang dikemudikan oleh Ura pun melaju. Tempat yang mereka kunjungi adalah sekolah Atan.

Sesampainya di sekolah Atan. Ura segera mencari Atan namun nihil rencananya gagal. Namun, ia berhasil menemui salah satu teman dekat Atan yang bernama Aksa.

"Mpok nya Atan yakk?"

"Iya bener. Atan nya mana?"

"Atan mah tadi cabut kak"

"Maksudnya?"

"Iya dia kan kalo hari Senin suka cabut kak. Soalnya dia kan sibuk di cafe tempat dia kerja"

"Atan kerja?"

"Lah emang Mpok kagak tau?"

Ura menggelengkan kepala sedangkan Aina menyimak betul percakapan keduanya.

"Kalau boleh tau dimana ya?"

"Kagak jauh kok kak. Deket SMA Bintang Pelita" balas Aksa.

"Kalau gitu makasih ya" ujar Ura seraya bergegas meninggalkan Aksa yang diketahui teman dekat adiknya itu.

Ura langsung mengemudikan sepeda motor milik tantenya itu dengan kecepatan rata-rata.

Tidak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Ura tiba di tempat tujuannya. Ia dan Aina pun bergegas memasuki area cafe tersebut. Dilihat di tempat parkiran motor tidak ada motor milik Atan sang adik.

Saat ia masuk ke dalam cafe nya dan hendak ingin duduk pada salah satu tempat yang kosong matanya menangkap sosok sang adik yang sedang membawa sebuah nampan dengan makanannya. Sudah Ura pastikan bahwa adiknya adalah seorang pelayan cafe tersebut.

Ura memilih untuk duduk terlebih dahulu. Atan yang belum menyadari kehadiran sang kakak.

"Kak itu bang Atan" ucap Aina.

Ura mengangguk. Sebenarnya Ura belum tau pasti apa yang telah terjadi dengan adiknya. Sampai-sampai adiknya harus meninggalkan jam pelajaran demi menjadi pelayan cafe.

Atan pun menuju no meja yang di tempati oleh Ura. Atan memberikan buku menu kepada Ura. Namun, Atan terkejut mengetahui jika yang datang adalah Ura. Sebelum Atan pergi untuk menghindari Ura. Ura sudah mencegahnya terlebih dahulu.

Atan pun duduk tepat di samping Ura.

Ting...

Kak Adam
Assalamualaikum. Ura dimana?

Ponsel Ura berdering, Ura melirik sebentar dan memasukkan ponselnya lagi ke dalam slimbag nya.

"Atan jujur sama kakak sekarang!" Pinta Ura dengan tegas kepada Atan. Aina hanya bisa memandang dengan seksama pembicaraan yang akan dimulai antara dua kakak beradik ini. Atan hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Maaf kak" balas Atan dengan lirih namun dapat terdengar oleh Ura dan Aina.

"Kenapa tan? Kenapa bisa sampai kayak gini? Apa yang kakak gak tau? Apa yang terjadi? Jelasin tolong" ucap Ura seraya memegang kedua tangan sang adik.

"Kamu janji sama kakak buat cerita semuanya. Jadi ini sebab kamu gak ada kabar? Ini sebabnya? Apa yang terjadi sebenarnya Atan?" Sambung Ura lagi. Ura yang ceria mampu meneteskan air matanya karena melihat kondisi sang adik. Walaupun adik tiri namun Ura tak mementingkan itu.

"Sabar kak" ucap Aina menenangkan Ura.

.
.
.
.
.
Bersambung...

29 Juni 2020

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang