Setelah kejadian hari itu. Ura sangat dijaga betul oleh sang Ayah. Aga semakin posesif kepada Ura putri semata wayangnya itu.
Sedangkan Atan, ia mendapat hukuman karena lalai menjalankan tanggung jawabnya untuk menjaga Ura.
"Untung nak Adam ada saat itu. Kalau tidak Ayah gak tau harus gimana lagi" ujar Aga.
Saat ini Ura, Aga dan Atan sedang menikmati waktu senggang mereka dikala pagi weekend seperti ini dengan duduk bersama di ruang keluarga. Aga berada di tengah-tengah antara putra dan putrinya.
"Maafin Atan ya Ayah. Atan bener-bener lupa"
"Jangan kamu ulangi lagi anak nakal" balas Aga seraya menjewer telinga Atan.
"Maafin Ura juga ya Ayah. Ura gak sabaran nunggu Atan" ujar Ura yang masih setia dalam rangkulan sang Ayah.
"Maafin Ayah gak bisa jaga kamu. Untung ada nak Adam" balas Ayah.
"Udah Ayah dan kak Ura gak usah drama dulu. Kita weekend mau ngapain nih?" Ujar Atan dengan semangat.
"Enaknya ngapain ya?" Tanya Ura.
"Kita bikin resep baru aja yuk Ayah" ide Ura.
"Boleh. Emang mau bikin apa?" Tanya Aga.
"Apapun yang bisa dibuat cemilan sama buat hilangin bete" ujar Ura.
"Setuju" teriak Aga dan Atan bersamaan.
Mereka bertiga beranjak untuk ke dapur dan mulai berkutat di dapur dengan menu-menu baru resep dari Ura.
***
Adam sedang berada di rumahnya ia saat ini sedang berbincang dengan sang kakek. Membahas bisnis, pendidikan, bahkan soal jodoh.
"Adam bagaimana soal perjodohan yang kakek pernah tawarkan ke kamu?" Tanya kakek Ali.
"Adam ikut kakek aja. Kalau itu pilihan yang terbaik dari kakek, Adam setuju"
"Wah Alhamdulillah, kakek akan segera bicara dengan Opa Adi sahabat kakek"
"Iya kek siap" balas Adam seraya tersenyum.
"Yasudah kakek ke kamar dulu" ucap kakek seraya meninggalkan Adam di ruang keluarga.
Adam sedang memikirkan siapa yang akan menjadi istrinya kelak. Adam berharap semoga istrinya adalah wanita Sholehah dan mampu berbakti pada dirinya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Adam yang langsung berdiri dari duduknya lalu menghampiri pintu utama rumah nya.
"Ada apa?" Tanya nya dingin.
"Ini ada sedikit cemilan buatan Ura, Ayah dan Atan"
"Terimakasih" balas Adam yang menerima pemberian dari Ura.
"Maa syaa Allah Ura makin lama makin cantik" gumam Adam dalam hati. Ucapan Ura selanjutnya membuat Adam tersadar dari lamunan saat menatap Ura.
"Eum kalau gitu Ura permisi" ujar Ura seraya pamit.
Adam mengangguk kan kepalanya sebagai tanda jawaban. Ia melihat punggung Ura yang sudah menghilang. Adam tersenyum menatap kepergian Ura. Adam pun kembali masuk ke dalam rumah nya.
Saat Ura sedang keluar dari gerbang rumah Adam. Ura melihat ada mobil berhenti tepat di gerbang Adam. Ura memberikan senyum kepada gadis yang baru keluar dari mobil tersebut.
"Permisi. Apa benar ini kediaman Kak Adam?" Tanya gadis itu kepada Ura.
"Oh iya mba benar sekali"
"Kalau gitu terimakasih ya" balas nya seraya tersenyum.
"Pasti dia senang deh aku kasih kejutan" gumamnya lirih namun mampu didengar oleh Ura.
Ura tak memperdulikan itu, ia kembali untuk Kembali ke rumahnya. Ia masuk ke dalam rumah kemudian kembali ke dalam kamarnya. Setelah ia berkutat di dapur selama satu jam bersama Ayah dan adiknya ia sedikit lelah. Ura merebahkan dirinya di atas ranjang nya.
"Siapa cewek tadi?" Gumam Ura.
Ura tak terlalu memperdulikan itu, ia kemudian memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya.
***
Ura sudah berada dalam perjalanan menuju rumah Ibu bersama dengan Atan. Sebelum berkunjung Ura sempatkan diri untuk ke supermarket.
Ura membeli beberapa cemilan dan oleh-oleh untuk Ibu Sezza. Walaupun Ibu dan Ayah nya sudah tak bersama namun jalinan baik harus terus terjalin.
"Biar Atan yang dorong troli nya kakak ambil barang yang mau dibeli aja" ujar Atan.
"Asyiaap" balas Ura seraya mengacungkan jempol.
Kemudian dia berjalan menuju tempat yang terdapat barang yang akan dibeli. Saat sudah hampir selesai, terakhir tujuan Ura ke tempat buah-buahan. Namun, tak sengaja ia melihat Adam tapi Adam tak sendiri namun bersama gadis yang kemarin Ura temui. Ura lihat-lihat mereka sangat dekat dan bahkan Adam tak sedingin biasanya. Memang ketika Adam menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke Indonesia ia lebih dingin dengan Ura. Bicara seperlunya saja dengan Ura. Itu membuat Ura jadi lebih menjauh dari Adam.
"Kak" ucap Atan seraya menepuk pundak ura.
"Ah... Iya" balas Ura dengan sedikit terkejut.
"Udah?"
"Udah nih" balas Ura.
Namun, belum sempat ia meninggal kan tempat buah-buahan. Ada suara seorang gadis yang menyapa Ura seraya tersenyum.
"Hai. Kamu yang kemarin ya. Terimakasih ya sudah kasih tau aku" ucapnya.
Ura tersenyum "iya mba" balas Ura.
"Kenalin. Nama aku Ana" ujar nya seraya menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ura.
Ura menaikkan kedua alisnya, Ura sedikit bingung. Namun, kemudian Ura menyodorkan tangannya untuk membalas jabatan tangan dari mba Ana "Ura, mba" balas Ura.
"Salam kenal" balasnya lagi dengan senyuman.
Ura pun ikut tersenyum kemudian Ura menatap orang yang baru saja tiba di belakang Ana.
"Udah yuk" ucap kak Adam "Ura" ucapnya lagi.
"Assalamualaikum kak"
"Waalaikumsalam" balas Adam.
"Yaudah Ura, kami berdua duluan ya" ucap Ana seraya mengalungkan tangan nya ke lengan Adam.
Ura mengangguk dan Atan merangkul pundak Ura "udah yuk kak" ucap Atan yang di balas anggukan oleh Ura.
Ura mengikuti langkah Atan yang mendorong troli belanjaannya itu. Ura menatap pandangan ke depan seraya berpikir.
"Siapa wanita tadi? Apa itu istri kak Adam" gumam Ura dalam hati.
"Tadi siapa kak?" Tanya Atan.
Ura menggeleng kan kepalanya "mba Ana"
"Siapa mba Ana itu?"
"Gak tau juga" balas Ura.
Setelah menyelesaikan belanja kemudian keduanya beranjak pergi dari supermarket dan menuju ke rumah Sezza.
.
.
.
.
.
Bersambung...Sampai jumpa di part selanjutnya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
RandomGadis yang memiliki keceriaan dalam keseharian nya. Gadis yang pintar dalam menyimpan perasaannya kepada seorang yang sangat disukainya. Gadis itu percaya jika jodoh tak akan kemana. Gadis itu bernama Aurora Melati Raditya, anak dari Bagas Raditya d...