sejak dari usia tujuh tahun, Choi Beomgyu sudah mengerti dengan yang namanya Cinta. Selain mengerti, Beomgyu juga sudah merasakan cinta. Ia mencintai seorang gadis yang usianya lebih tua dibanding dirinya sendiri. Iya, sejak kecil Beomgyu sudah mencintai Eunha.
Eunha itu anak dari keluarga Jung dimana keluarga Jung dan Choi itu sudah sangat lama bersahabat sejak SD. Setiap Kali Beomgyu melihat Eunha hatinya begitu menghangat apalagi jika Gadis tersebut tersenyum ke arahnya. Namun senyuman Gadis tersebut seakan menhilang untuk selama-lamanya. Oleh karena perjodohan itu.
Beomgyu sih menerima saja perjodohan itu. Namun, Eunha sama sekali tidak menerima perjodohan tersebut, Gadis itu terpaksa. Karena masing-masing dari kedua orang tua mereka sudah merencanakan perjodohan ini sejak mereka SMA dan berjanji akan menjodohkan anak mereka jika berbeda jenis kelamin.
Seiring berjalannya waktu, acara pertunangan keduanya pun dilaksanakan. Beomgyu yang masih kelas dua SMA pun menerima dengan senang hati tunangan ini. Berbeda jauh dengan Eunha yang sangat terpaksa.
Eunha hanya ingin menurut kepada kedua orangtuanya daripada membuat mereka marah kepadanya.
Sudah satu tahun keduanya tunangan, Beomgyu makin mencintai Gadis tersebut. Akan tetapi Eunha tetap sama sekali tidak mencintai Beomgyu.
Seperti sepasang suami istri setiap hari keduanya beradu mulut Karena Eunha yang terus keluar dari rumah setelah pulang dari kampusnya dan Beomgyu yang selalu ingin ditemani Gadis itu di rumah. Sampai sekarang itu belum juga kesampaian.
Beomgyu hanya takut jika Eunha akan pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Ia ingin Gadis itu juga mencintai dirinya penuh tulus. Tapi sampai sekarang itu belum kesampaian juga.
***
Sesudah pulang dari sekolah, Beomgyu masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di kasur. Pikirannya Lagi-lagi menerawang kemana-mana. Ia bingung, mengapa sifat tunangannya itu bisa berubah. Kadang gadis itu pemarah, kadang gadis itu perhatian, kadang gadis itu menjadi orang terhangat dan mencintai lelaki itu. Kadang juga, gadis itu menyakitinya. Beomgyu makin bingung.
"Padahal semalam Kakak udah perhatian sama Aku, tapi hari ini jadi menjauh lagi. Gimana yah caranya supaya Kak Eunha tuh selalu nempel sama Aku?"
"Gak mungkin kan aku kasih lem kebadannya supaya nempel ke Aku,"
Beomgyu tertawa setelah sadar dengan apa yang Ia bicarakan. Kadang Beomgyu itu tidak jelas juga. Pikirannya.
"Kok Kakak Eunha belum pulang juga?"
Hening sesaat. Beomgyu kembali terdiam sampai akhirnya sebuah suara memecah suasana sepi.
"Beomgyu! Lo udah pulang belum?"
Beomgyu beranjak dari kasurnya ketika ia mendengar suara dari orang yang tengah dipikirkannya. Beomgyu keluar dari dalam kamarnya dan tersenyum ketika melihat Eunha sudah pulang ke rumah.
"Kakak!" panggil Beomgyu yang membuat Gadis tersebut menoleh ke arah lelaki berumur delapan belas tahun tersebut.
"Lo Ternyata udah pulang, Gyu. Syukurlah," ujar Eunha.
"Kakak juga baru pulang dari kampus?" tanya Beomgyu yang dibalas anggukan kepala Eunha.
"Sama siapa?" tanya Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate (Hiatus)
Fiksi Penggemar"Aku akan selalu sabar dan menunggu", "Aku yakin, kau perlahan-lahan akan mencintai ku",