23

132 28 3
                                    

Setelah kepulangan dokter  yang memeriksa kesehatan Beomgyu, Eunha pun pergi menuju dapur ia tengah membuat sarapan untuk dirinya dan Beomgyu.

Benar juga dugaannya ternyata Beomgyu demam gara-gara ia bermain hujan semalam. Makanya gadis itu memutuskan untuk izin kuliah melalui sahabatnya, Yerin yang akan memberikan surat izin kepada dosen. Mengingat juga jika ia bersikeras kuliah di saat Beomgyu sakit, maka tak ada yang mengurusi lelaki tersebut.

Setelah selesai dengan kegiatan masak, gadis itu menaruh bubur yang ia masak di piring lalu gadis Jung tersebut berjalan menuju kamarnya.

"Beomgyu, lu makan dulu ya,'' ujar Eunha setelah masuk ke dalam kamar.

Beomgyu yang tengah berbaring di kasur pun menolehkan kepalanya ke arah gadis yang berjalan menuju dirinya.

"Makan?" tanya Beomgyu.

Gadis tersebut mengangguk lalu duduk di bibir kasur. Beomgyu mengubah posisinya menjadi duduk ketika si gadis sudah berada di sampingnya sambil membawa piring, sendok dan segelas air.

Beomgyu melirik ke arah piring yang berisi bubur nasi tersebut kemudian mengerucutkan bibir tipisnya.

"Yah ... Kok bubur aja?"

"Lo lagi sakit Gyu. Kalo orang sakit harus makan bubur. Kalo misalnya udah mendingan baru boleh makan yang lain," balas Eunha lalu menyendokan satu sendok bubur dan mengarahkan sendok di depan Beomgyu.

"Gak mau~,"

"Harus mau Beomgyu. Supaya lo bisa minum obat dan cepet sembuh,"

"Aku gak mau makan bubur kakak! Gak enak! Rasanya tawar ih!"

"Beomgyu... Gue mohon lo harus makan. Jangan kayak gini dong Gyu. Lo gak mau sembuh?" ujar Eunha dengan menatap Beomgyu memelas.

"Gak mau. Aku gak mau sembuh!" jawab Beomgyu. "Biarin aja aku terus sakit supaya kakak bisa rawat dan jagain aku!"

Karena kesal Eunha pun memukul pelan bibir yang muda lalu menatap tajam ke arah yang muda. Sedangkan yang muda hanya menyengir ketika mendapat perlakuan dari yang tua.

"Beomgyu harus makan pokoknya!" paksa Eunha.

"Gak mau, kak! Aku gak suka makan bubur,"

"Beomgyu. Please deh. Lo harus makan Gyu walau pun makanannya gak enak," ujar Eunha. "Gue buat bubur kayak gini supaya lo mudah ngunyah makanan."

"Emangnya aku kayak kakek dan nenek yang gak punya banyak gigi? Aku masih muda dan aku masih bisa ngunyah," ujar Beomgyu.

"Pokoknya lo harus makan Beomgyu!"

"Gak mau kak. Aku gak mau makan bubur. Gak mau!"

"Ayolah Gyu. Makan, ya? Supaya lo sehat,"

Beomgyu menggelengkan kepalanya secara cepat. "Gak mau!"

"Harus mau, Gyu. Lo harus makan. Emangnya lo gak laper apa?"

Beomgyu menutup kedua matanya lalu melipat kedua tangannya di bawah dada.

"Gyu, makan ya. Lo harus ma--,"

"KALO AKU BILANG GAK MAU YA GAK MAU KAK!"

Kehabisan kesabaran Choi Beomgyu pun membentak seorang Jung Eunha di saat kondisi kesehatannya tidak membaik. Sedangkan Eunha yang tengah memaksa Choi Beomgyu pun menaruh kembali sendok yang ia pegang di piring lalu terdiam sebentar.

Beomgyu kembali membuka kedua matanya lalu menatap Eunha yang masih berada di sebelahnya. Di saat itu pula Eunha berdiri lalu menaruh piring dan gelas di meja kemudian berjalan menuju luar kamar.

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang