13

126 37 29
                                    

Beomgyu hanya bisa terdiam ketika yang lebih tua masih memeluknya erat. Namun disisi lain, Beomgyu juga merasa sangat nyaman ketika ada di posisi seperti sekarang. Walau badan Eunha itu jauh lebih kecil, namun entah mengapa badannya yang mungil itu dapat menyalurkan kehangatan yang menyeluruh ke tubuh Beomgyu. Beomgyu amat sangat menyukainya.

"Gue ngerasa kalo Lo tambah dewasa, Gyu. Gue ngerasa Lo udah ada aura menjadi seorang pria untuk gue, bukan aura sebagai anak remaja," ucap Eunha. "Ya, walaupun kadang Lo usil juga kayak anak TK."

"Usilnya cuman sama kakak," ujar Beomgyu.

"Iya, dong," balas Eunha.

Nampaknya gadis itu tengah mencari posisi ternyaman di bagian tubuh yang paling muda. Sampai-sampai kepalanya itu tak bisa untuk diam barang sebentar saja. Beomgyu pun menjadi agak risih karena tingkah laku Eunha.

Beomgyu terkejut ketika sebuah tangan mungil masuk ke dalam pakaiannya, maksudnya ada sebuah tangan yang tengah menyentuh bagian tubuh depannya. Tangan itu tentu milik Eunha. Beomgyu memandang gadis itu yang nyatanya tengah menutup kedua mata sembari masih mengelus tubuh bagian depan Beomgyu.

Dan mengejutkannya lagi, tangan Eunha memegang perut lelaki itu. Tentu saja Beomgyu merasa sangat geli akan tetapi disisi lain, lelaki itu sedikit merasa terangsang. Tapi dengan kekuatan sang Pencipta, Beomgyu akan menahan gejolak aneh yang tiba-tiba datang.

Tunggu saatnya ya Beomgyu. Jika kalian sudah menikah kalian akan bebas melakukannya. Oke.

Ketahuilah, nafsu lelaki itu jauh lebih besar daripada nafsu perempuan. Parahnya lagi, laki-laki tak bisa menahan nafsu sedangkan perempuan tentu masih bisa menahan nafsu. Jadi, berhati-hatilah dengan kaum lelaki.

Namun, itu tak berlaku bagi Jung Eunha. Tidak sadar saja Dia, bahwa perlakuan kecilnya itu dapat membuat Seorang Choi Beomgyu bergairah untuk melakukan sesuatu.

"Eungh... Khak... Mmpphh, kak kakak ngapain kayak gitu?"

Setelahnya Eunha berhenti melakukan aktivitasnya dan mendongak menatap lelaki itu lalu memanyunkan bibirnya.

"Lo gak punya otot perut gitu, Gyu?" tanya Eunha.

"Belum punya, Kak," jawab Beomgyu.

"Yah andaikan Lo punya. Hm...,"

Beomgyu tersenyum penuh arti pasalnya lelaki itu tengah memikirkan sesuatu.

***

Ini sudah sehari setelah kejadian Eunha yang menjewer telinga Beomgyu karena Beomgyu kalah di permainan ular tangga melawan Eunha.

Hujan deras datang tanpa permisi untuk membasahi bumi, siang yang awalnya terik berubah menjadi mendung berangin dan berakhir dengan hujan.

Eunha pun berlari menuju ke rumah Beomgyu yang berjarak sangat dekat dan yang ada di sebelah rumahnya. Tanpa menggunakan payung, Eunha menerobos hujan.

"BEOMGYU!" panggil Eunha dari luar jendela kamar Beomgyu.

Sesekali gadis kecil itu tertawa ketika melihat Beomgyu yang sepertinya tengah murung di depan jendela.

"BEOMGYU! INI AKU!" panggil Eunha.

Dapat di lihat, bahwa Beomgyu terkejut ketika melihat Eunha yang ada di luar rumahnya. Bocah lelaki itu sampai-sampai membelalakan kedua matanya sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang