12

168 37 35
                                    

Gelak tawa dari dua insan itu terdengar sangat merdu. Keduanya terlihat sangat bahagia. Kedua insan itu bernama Choi Beomgyu dan Jung Eunha. Kedua bocah itu terlihat sedang bermain bersama.

"Kamu kalah, Gyu. Sini kamu deket-deket aku!" ujar Gadis kecil berusia sembilan tahun tersebut.

Choi Beomgyu, bocah lelaki berusia tujuh tahun tersebut hanya memanyunkan bibirnya karena merasa sedih. Aish... Kenapa Beomgyu harus kalah dalam permainan Ular Tangga ini, sih?

"Ih kenapa kamu manyun-menyun kayak gitu? Sini deket-deket aku, supaya aku mudah kasih hukuman ke kamu!" ujar Eunha yang nyatanya merasa kesal kepada Beomgyu yang sedari tadi hanya duduk diam dan tak mau mendekati Eunha.

Beomgyu yang masih memanyunkan bibirnya melirik gadis kecil tersebut kemudian mulai mendekati Eunha.

"Nah gitu, dong. Dari tadi coba nurut," ucap Eunha. "Udah, kamu gak usah manyun-manyun. Kayak anak bayi aja, tau."

Beomgyu yang mendengar perintah Eunha pun akhirnya tidak memanyunkan bibirnya. Ah tolong... Beomgyu sedang sedih sekarang.

Eunha tersenyum puas karena Beomgyu sudah berada di dekatnya.

"Oke, Kamu bakal tahan, 'kan sama hukuman nya?" tanya Eunha.

"Iya, Kak," jawab Beomgyu.

Eunha tersenyum sangat lebar kali ini. Lalu memandang Beomgyu dengan pandangan usil. Beomgyu yang melihat ada sesuatu yang aneh dengan pandangan gadis itu pun mulai merasa waspada.

Eunha mengangkat kedua tangannya kemudian menggerak-gerakan jemari mungilnya dan gadis kecil itu masih saja tersenyum usil.

"Aku udah lama mau lakuin hal ini ke kamu. Hihihihi,"

Beomgyu meneguk air liurnya karena sudah merasa panik. Ah Dia menduga pasti Eunha akan melakukan sesuatu hal terhadap Beomgyu.

"Siap-siap, Gyu. Hahaha,"

Badan Beomgyu sudah ketar-ketir tak menentu, namun Eunha sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Beomgyu dapat melihat ada asap hitam pekat di belakang Eunha serta kedua mata Eunha yang mengkilat dan... Oh tidak! Eunha juga punya tanduk berwarna merah di kepalanya! Pokok nya, aura jahat tengah meliputi gadis bersurai panjang itu.

"Ja-Ja-Jang--an, Jangan, Kak...," ujar Beomgyu dengan suara yang nyaris berbisik.

Sampai akhirnya, jari mungil Eunha sampai pada daun telinga lelaki itu. Lalu gadis itu mulai menjewer telinga bocah menggemaskan tersebut tanpa ampun. Selanjutnya, Beomgyu langsung berteriak karena merasa sakit.

"KAKAK! AMPUN KAK! ADUH SAKIT KAK! TELINGA KU SAKIT!"

"Hahahaha aku seneng banget, hahaha. Lucu deh kamu kalo aku giniin,"

Memang, Eunha memang gadis kecil yang sangat mirip dengan kaum psikopat.

Namun Beomgyu tak dapat melawan atas segala perlakuan Gadis itu kepadanya. Beomgyu hanya memilih untuk pasrah daripada ia harus melawan namun Eunha akan semakin menjadi-jadi.

Jadi Yang Beomgyu harapkan sekarang adalah... Kakak perempuannya yang datang untuk menyelamatkan dirinya. Semoga saja, Kakak Beomgyu mendengar jeritan sang adik yang tengah menderita.

"KAKAK!! HUHUHUHUAAAAA! SAKIT KAK!" jerit Beomgyu.

Dan Eunha masih saja tertawa sembari menjewer telinga Beomgyu.

"HUAAA! SAKIT!"

Jeritan Beomgyu membuat seseorang gadis yang ada di dalam kamar keluar dari kamar. Gadis itu memandang Beomgyu yang tengah menangis tertahan kemudian gadis itu pun mendatangi Beomgyu.

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang