8

169 42 48
                                    

Sedari tadi Beomgyu tak hentinya untuk tersenyum. Senyumannya merekah ketika melihat gadis pujaannya yang tengah sibuk memasak. Ah, jika begini ... Beomgyu merasa benar-benar menjadi seorang suami dari Jung Eunha. Lelaki itu merasa sangat senang, Gadis Jung tersebut mulai mencintainya.

"Ssshhh ...," sembari memasak, gadis tersebut juga tengah memegang lehernya sambil juga meringgis kesakitan.

Beomgyu yang melihatnya hanya bisa menahan tawanya. Ah, gara-gara Beomgyu Eunha menjadi kesakitan seperti itu.

"Kak," panggil Beomgyu.

"Hm?" jawab Eunha yang tidak melihat ke arah Beomgyu.

"Kak, Aku boleh manggil Kakak Sayang atau Baby, gak? Biar lebih gemesin gitu,"

"Gak boleh!" balas Eunha sarkas. Yang tentunya membuat Beomgyu menciut. Yah, padahal kan Beomgyu mau memanggil Eunha dengan sebutan Sayang, Baby, atau pun Dear. Ah, terserahlah--Supaya lebih mesra.

"Makannya Bareng sama temen Lo yang bakal dateng ke sini aja, ya?"

"Lah, kok gitu sih?"

"Biarin. Kan seru kalo makan banyak orangnya," balas Eunha.

Sekali lagi, Beomgyu memanyunkan bibir nya. "Yah padahalkan Aku maunya makan berdua sama Kakak."

"Yaelah, kita mah sering udah berdua,"balas Eunha.

"Serah kakak deh. Sebagai calon suami yang berbakti sama calon istri harusnya Menuruti apa pun yang Calon istri mau,"

"Ah, bisa aja Lu!" balas Eunha.

Beomgyu hanya tersenyum kecil lalu berdiri dari posisi duduk dan melangkah menuju si Gadis yang tengah sibuk memasak. Lalu melingkarkan kedua lengannya pada perut gadis itu dan memeluk erat Gadis itu serta menaruh dagunya pada pundak sebelah kanan Eunha.

"Woi, ganggu aja Lu setan! Gue lagi masak juga. Hush sana!" Eunha yang merasa sedikit terusik pun berkata penuh tekanan kepada remaja itu.

"Gak mau! Aku mau peluk Kakak. Karena Aku lagi pengen. Setiap ngelihat Kakak, Aku selalu pengen peluk Kakak," ujar Beomgyu sembari menutup kedua matanya.

Eunha mendengar setiap perkataan Anak SMA itu sembari memasak. Posisinya pun masih sama dengan Beomgyu yang masih memeluknya dari belakang. Entah mengapa lama-kelamaan Eunha menjadi merasa nyaman dengan posisi seperti ini walau awalnya merasa risih.

"Kak," panggil Beomgyu dengan suara lirih yang mampu membuat Eunha merinding.

"Apa?"

"Kak, mulai dari sekarang jangan potong rambut Kakak jadi pendek lagi. Aku pengen rambut Kakak panjang kayak dulu,"

"Ah ... Oke. Gue bakal panjangin rambut Gue lagi. Sesuai dengan permintaan Lo," balas Eunha.

Lagi-lagi Beomgyu tersenyum karena puas dengan jawaban Eunha. Lelaki itu memandang wajah cantik nan imut tunangannya dari samping.

"Cantik," lirih Beomgyu. Namun, Eunha masih bisa mendengar suara lirih lelaki itu.

Seakan membeku, itu yang Eunha rasakan. Serasa bisu, itu yang Eunha alami. Merasa sangat berbunga, itu yang Eunha rasakan Sekarang. Semua itu menjadi tercampur aduk. Bagaimana tidak, Beomgyu dengan sangat tidak sopannya mencium pipi kanan gadis itu. Agak lama bibir lelaki itu berada pada pipinya. Membuat Pipi Eunha memanas. Gadis itu segara mematikan api pada kompor gas nya.

"Kak, Aku cinta banget sama Kakak. Asal Kakak tahu, Aku udah gak sabar untuk menjadi suami Kakak," ujar Beomgyu. Bahkan bibirnya masih saja berada pipi Eunha. Heh, dasar Beomgyu.

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang