18

102 34 4
                                    

  Beomgyu merenung. Kedua matanya yang sayu, hidung mancungnya yang memerah dan kedua pipinya yang basah membuat Beomgyu terlihat begitu menyedihkan. Lelaki berusia empat belas tahun tersebut hanya berdiam diri di dalam kamarnya.

Hatinya begitu sangat Sepi sekitarnya juga terlihat sangat sepi. Dalam menit-menit tertentu lelaki itu menangis dalam diam.

Seseorang mengetuk pintu kamar Beomgyu. Beomgyu pun hanya melihat ke arah pintu kamarnya dan setelahnya berkata.

"Masuk aja," ujarnya dengan nada suara yang lirih.

"Beomgyu Sayang. Kok kamu gak ikut makan sama kita? Kak Yuju sama Papa nyariin kamu lho," ujar wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Choi Beomgyu.

"Beomgyu gak selera makan Ma," ucap Beomgyu sembari menarik cairan kental yang nyaris saja keluar dari dalam lubang hidungnya.

"Kenapa? Biasanya kamu paling doyan makan," ujar sang ibu.

Beomgyu menggelengkan kepalanya. "Beomgyu mau makan tapi Mama harus suapin Beomgyu."

Sang ibu tersenyum. "Oke deh kalo gitu. Tapi kamu harus benar-benar makan ya."

"Iya Ma,"

Ibu dari Beomgyu itu pun menyuapi sang anak dengan ikhlas. Dan tersenyum kecil ketika melihat sang anak yang sekarang tidak lesu.

"Kok kamu akhir akhir ini jarang main sama Eunha sih, sayang? Kenapa?" tanya sang ibu.

Beomgyu mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya kemudian menelannya secara pelan.

"Anu ma... Hm...,"

"Mama lihat Eunha lebih sering main sama anak tetangga itu. Tetangga baru kita,"

"Iya, aku tau,"  balas Beomgyu.

"Kamu sedih yah pas tau kalo kak Eunha punya temen baru?"

Beomgyu menganggukan kepalanya dengan lemah. "Rasanya kak Eunha tuh jauh dari aku."

Sang Ibu tak membalas perkataan sang anak ia hanya memandang anak nya penuh prihatin.

***

Beomgyu yang bosan pun akhirnya keluar dari dalam rumah. Tentunya lelaki itu tersenyum sangat lebar sambil membawa kotak bekal berukuran sedang. Ia akan pergi ke rumah Eunha.

Sesampainya di rumah Eunha Beomgyu pun di sambut oleh ayah dari Eunha.

"Om. Mama ada buat kue tadi. Dan ini mama mau bagi ke Om, tante sama kak Eunha. Semoga suka, ya,"

Ayah dari Eunha tersenyum lalu mengacak surai hitam Beomgyu. "Makasih ya. Kalian emang tetangga kami yang Paling baik. Haha."

"Iya Om. Sama sama," ujar Beomgyu sambil memberikan kotak bekal berisi kue itu kepada ayah Eunha.

"Ayo Beom. Kamu masuk ke rumah," ujar ayah Eunha sambil mengambil kotak bekal tersebut.

"Oke Om," balas Beomgyu.

Ayah dari Eunha pun masuk ke dalam rumah dan Beomgyu menyusul masuk ke dalam rumah keluarga Jung.

"Beomgyu mau makan, gak? Tante ada di dapur tuh. Nanti kalo Beomgyu mau makan tinggal bilang sama Tante ya,"

"Iya, Om," jawab Beomgyu. "Oh iya. Kak Una di mana ya Om?"

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang