11

123 40 38
                                    

Sedari tadi Beomgyu hanya duduk di samping ranjang sembari memandang lekat wajah damai Eunha yang terlihat sangat pucat. Seraya diri-nya itu menahan gejolak untuk melakukan sesuatu terhadap gadis itu. Kan jika Beomgyu tidak bisa menahannya, bahaya nanti.

Tangan kanannya terangkat untuk mengusap wajah pucat tersebut sampai jemarinya pun merasakan permukaan kulit yang lembut tersebut. Lalu tangan Beomgyu itu beralih tepat di bibir mungil yang nampak sangat pucat. Beomgyu tersenyum ketika tangannya yang terus mengusap bibir Eunha.

Dari bibir beralih ke dahi. Beomgyu kembali mengusap dahi Eunha kemudian mengecup dahi gadis itu agak lama. Sembari menutup kedua netranya Beomgyu membatin.

Ku harap, Kakak bisa merasakan cinta dari Ku.

Berhenti mengecup dahi Gadis itu, Beomgyu lagi-lagi mengusap rambut Eunha. Menyalurkan sentuhan sayangnya terhadap gadis yang terlelap.

Entahlah rasa itu mulai muncul lagi. Beomgyu pun memberhentikan aktivitas nya yang membelai Eunha lalu meneguk Salivanya. Merasa sudah siap, lelaki itu mendekatkan dirinya kepada gadis yang tertidur itu sampai-sampai jarak keduanya pun terkikis dan wajahnya semakin ia dekatkan ke wajah gadis itu.

Merasa sudah sangat dekat, Beomgyu pun memejamkan kedua matanya. Dan semakin mendekatkan wajahnya terhadap gadis itu dengan mulut yang sedikit terbuka tentunya.

"Beomgyu ...,"

Beomgyu membuka kedua matanya ketika mendengar suara Eunha. Kemudian memandang wajah yang lesu tersebut dengan penuh belas kasihan--memandang wajah Eunha dengan jarak yang begitu dekat--Beomgyu kembali membelai rambut Eunha.

"Kakak, masih sakit gak?" tanya Beomgyu.

"Sedikit, Gyu," ujar Eunha lirih. "Kamu tadi mau ngapain mukanya di deketin ke Aku?"

"Gak papa," jawab Beomgyu.

Beomgyu tersentak ketika kedua tangan Eunha berada tepat di lehernya. Beomgyu memandang gadis itu penuh tanya.

"Kak?" panggil Beomgyu.

Eunha hanya tersenyum kecil sembari masih memandang Beomgyu dan mengalungkan kedua tangan di leher lelaki itu.

"Kamu mau, hm?" tanya Eunha.

"Mau apa?" tanya Beomgyu.

"Tidur sama Aku," jawab Eunha.

"Maksudnya?"

"Maksud Aku ... Baring gitu di samping aku,"

"Kakak gak marah apa?" Tanya Beomgyu.

"Kenapa marah? Ayo cepetan!"

Beomgyu mengangguk lalu membaring kan dirinya tepat di samping tunangannya. Rasanya agak ... Aneh. Padahal semalam keduanya sudah tidur dalam satu ranjang.

"Kalo perut ku sakit lagi, Kamu harus elus, ya? Biar perut ku gak sakit lagi," ujar Eunha.

"Iya, Kak," balas Beomgyu.

"Beomgyu...,"

Beomgyu menoleh ke arah Eunha yang tepat ada di sisi kanannya.

"Iya, Kak?"

"Hm... Gue ...,"

Yah, Beomgyu merasa kecewa. Kenapa harus pakai kata 'Gue' lagi?

"Kenapa, Kak?" tanya Beomgyu karena penasaran.

"Gue suka sama lo," ujar Eunha.

Beomgyu yang mendengar pengakuan Eunha pun tentunya tersentak. Jantungnya sudah disko, asal kalian tahu saja. Tak menyangka jika Eunha perlahan menerima dirinya dalam waktu yang sangat cepat. Eunha juga sama, Ia merasakan bahwa jantungnya tengah berdisko di dalam tubuhnya. Keduanya sama sama merasakan suhu hangat yang menjalar ke seluruh tubuh.

Mate (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang