💫PART 16💫

1.5K 162 11
                                    

Tengah malam Yena terbangun karena haus. Ia bangun dan menyalakan lampu kamarnya. Mengusap matanya pelan menyesuaikan cahaya di kamarnya. Berjalan pelan keluar dari kamarnya menuju dapur.

Ia menyalakan lampu di dapur dan segera mengambil minum. Saat ia tengah minum, Jisung muncul disana mereka saling menatap dengan Yena yang masih minum.

Setelah minum Yena hanya diam di tempatnya. Dia menunggu Jisung menghampiri nya. Ia tahu Jisung bangun karena haus juga. Dan tempat minum itu berada di samping Yena.

Mau tak mau Jisung menghampiri Yena. Yena masih bertahan dari diamnya sambil menatap Jisung yang tengah minum. Jisung tahu dia sedang diperhatikan tapi ia diam.

Sejujurnya ia gugup ditatap seperti itu.

Selesai minum Jisung ingin kembali ke kamarnya, tetapi tangannya ditahan oleh Yena. Jisung hanya diam menatap Yena. Dengan pelan Yena menarik Jisung agar duduk di meja makan. Mereka duduk saling berhadapan. Tak satupun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan.

Jisung menatap kesembarang arah agar ia dapat menghindar dari tatapan Yena yang terus menatapnya.

"Jisung ah" panggil Yena pelan. Jisung masih diam.

Yena meraih sebelah tangan Jisung untuk ia genggam. Jisung ingin menepis tapi tak bisa. Yena menggenggam tangannya erat.

"Jisung ah, lihat aku" Jisung masih diam.

"Kenapa kau tak mau melihat ku? Kau masih marah?"

"Jisung ah li-"

"Aiss noona tak mengerti, noona yang menyuruh ku untuk membuang perasaan itu tapi noona malah membuat jantung ku berdetak kencang" Jisung mengatakannya dengan penuh kesal.

Bagaimana tidak, seharian dia berusaha menghindar dari Yena tapi gadis didepannya ini membuat jantuknya berdetak. Dengan menatapnya dan menggenggam tangannya erat.

Yena yang mendengar itu terkekeh pelan. Jisung semakin frustrasi kekehan Yena makin membuat jantungnya tak henti berdetak.

"Kau lucu saat jatuh cinta" ujar Yena masih dengan kekehannya.

Jisung terdiam menikmati pandangan di depannya. Sungguh Yena sangat manis jika tertawa.

"Aku ingin kau mengatakan lebih jelas tentang perasaanmu"

Yena menegakkan tubuhnya menatap Jisung lembut. Jisung melakukan hal yang sama. Ia belum melakukan apa yang Yena minta. Ia masih ingin menatap Yena.

Jisung menghela napas sebentar. Meluruskan pandangan matanya kearah Yena. Ia mencoba untuk tidak gugup saat ini.

"Aku... Aku menyukai noona. Ah tidak aku mencintaimu. Aku tahu ini salah tapi.."

Jisung memotong pembicaraannya. Ia hanya ingin melihat reaksi Yena ia takut jika reaksi Yena seperti yang terjadi siang tadi. Tapi nyatanya Yena masih diam menatap Jisung lembut.

"Jika noona menyuruh ku untuk menghilang perasaan ini, maaf aku tidak bisa. Entahlah, aku begitu mencintai noona hingga sulit untuk ku menghilangkannya."

"Sejak kapan?"

"Sejak awal, sejak pertama kali aku bertemu noona"

Jisung mengatakannya sambil menundukkan kepalanya tak berani melihat reaksi Yena. Yena yang mendengar itu tersenyum kecil. Ia masih menggenggam tangan Jisung. Diusapnya pelan agar Jisung tak takut padanya.

"Aku mengerti,  Mau bagaimanapun perasaan tak pernah salah. Jadi, aku tidak akan menyuruh mu berhenti. Tapi.."

Yena menggantungkan kalimatnya. Dapat ia lihat Jisung yang menegakkan lagi kepalanya menatap penuh harap kearah Yena. Matanya memancarkan binar memohon.

NOONA // Jisung NCT 🐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang