15 : Seharusnya

1.4K 217 5
                                        

Beberapa dialog menggunakan bahasa Jawa. Translate-nya bisa dicek di komentar

---

Heerin baru saja turun dari dalam mobil saat Jisung berhenti tepat di depan gerbang sekolahnya. Ia menyandang tali ransel di sebelah bahu kemudian berjalan menjauh, sebelum Jisung menyerukan namanya.

"PARK HEERIN!"

Semua menoleh, termasuk penjual sate kambing yang awalnya sibuk menampar-nampar kipas listrik.

Heerin berhenti dengan mata terpejam. Di tempatnya, ia menggeram rendah persis harimau. Ia lelah. Lelah harus meyakinkan hatinya agar 'tidak baper'. Tapi, lagi-lagi Jisung mengacaukan segalanya. Kemarin saja, contohnya. Tiga kata dan sejuta makna.

'I love you'?

Hell, no! Kalian harus tahu, setelah Jisung berhasil memporak-porandakan perasaannya, laki-laki itu malah tertawa geli.

"Just kidding, haha."

Heerin memandangnya datar. Jika kondisinya sedang dalam keadaan sehat walafiat, ia pasti akan menonjok perut Jisung secara bertubi-tubi.

"Ututu, jangan marah dong. Gue janji, gue akan berusaha untuk mencintai lo dan pernikahan ... kita." Dari senyum dan tatapannya yang tulus, Heerin tahu jika Jisung saat itu sungguh-sungguh.

"Park Heerin! Gue manggil lo dari tadi!"

Heerin menarik nafas dalam seraya berbalik untuk menatap langsung pada Jisung yang telah berdiri di belakangnya. Laki-laki itu dengan santai menyentuh kedua bahunya. Tanpa diduga, Jisung menunduk lalu mengecup dahi Heerin. Perlu digaris bawahi, ia melakukan ini DI DEPAN SEMUA ORANG.

Yang mana hal itu berhasil membuat seluruh aliran darah dalam tubuh Heerin serasa naik ke kepala hingga wajahnya lebih merah dari krayon anak TK.

"Semangat belajarnya, baby."

Oh my God, jika ini adalah ajal bagi Heerin, maka ia akan ikhlas lahir batin.

🍂🍂🍂

Sret!

Gyuri menutup resleting ranselnya ketika Ryujin datang dengan segelas thai tea original di tangannya. Wajah gadis itu heboh dan penuh histeria.

"Kenapa lo?"

Ryujin tidak menjawab, melainkan sibuk menarik-narik tangan Gyuri.

"Ihh, apaan sih?!" Gyuri berontak hingga kemudian Qei datang untuk melerai keduanya.

"Lo berdua rebutan apaan sih? Thai tea?"

Gyuri menggeleng dengan kerutan di dahinya, merasa bingung juga dengan kelakuan Ryujin.

"Lo berdua ikut gue!" Kini, Ryujin menarik tangan kedua temannya hingga merelakan gelas thai tea-nya untuk dititip di meja Gyuri.

Langkah kaki mereka terburu-buru dengan Ryujin memimpin di depan. Ketika tiba di ujung koridor yang menghubungkan antara taman sekolah dan gerbang depan, mereka berhenti karena menyaksikan adegan romansa yang diperankan oleh sahabat mereka.

Jisung masih menempatkan bibirnya di atas kening Heerin, sementar gadis itu memejamkan mata.

Ryujin, Gyuri, dan Qei terperangah di tempat. Sepertinya tidak hanya mereka, melainkan ada Mark juga yang baru turun dari mobilnya seketika melongo saat melihat kejadian itu.

FORCED [Park Jisung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang