"Operasi Byun Heerin berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu reaksi obat biusnya habis."
Taeyeon dan Wendy tersenyum haru, sementara Baekhyun dan Chanyeol terlihat saling merangkul. Dokter Choi pamit dari sana, menyisakan para orang tua yang nampak begitu tenang.
"Aunty, gimana sama Heerin?" Tiba-tiba Mark datang dan bertanya dengan nada menggebu-gebu. Sontak Baekhyun berjalan mendekatinya dan ikut merangkul sangat keponakan.
"Heerin baik-baik aja. Mungkin bentar lagi sadar," sahut Taeyeon disertai senyum tipis.
Cklek!
Sekarang di hadapan mereka ada sosok Jaemin dengan jas putihnya. Laki-laki itu tersenyum manis, membuat Wendy diam-diam menahan hasrat agar tidak mencubit pipinya.
"Halo, Tante, Om!" Jaemin menyapa. "Eh, ada Bang Mark juga hehe," lanjutnya sembari menyengir kuda ketika mendapati Mark yang wajahnya terlihat lempeng. "Heerin udah sadar. Dan nanti akan kami pindahkan ke ruang rawatnya. Jadi, kalian nggak usah khawatir lagi. Heerin perempuan yang kuat."
"Makasih, Na."
"Sama-sama, Tante Wendy! Yaudah, saya pamit dulu, nanti saya balik lagi. Oh iya, Heerin baru boleh dijenguk kalau sudah pindah ruangan, ya." Jaemin mengakhiri penjelasannya dengan senyum cerah, lalu ia pergi dari sana.
Mereka terdiam sejenak.
"Mau makan, Wen?" tanya Taeyeon tiba-tiba, yang ditanya pun mengangguk lalu berjalan bersama menuju kantin rumah sakit, sebab mereka belum sarapan sejak tadi.
Sebelum benar-benar menjauh, Taeyeon menyempatkan diri untuk berbalik dan menatap pada suaminya. "Papa nggak mau makan?"
Baekhyun melepas rangkulannya dari Mark lalu menarik lengan Chanyeol untuk mengekori istri mereka.
"Titip Heerin, Mark!" seru Baekhyun dari kejauhan. Mark menghela nafas, lalu mendudukkan diri di kursi tunggu depan ruangan.
Beberapa orang berlalu-lalang di depannya hingga satu suara yang menyapa membuat Mark mendongkak dengan tatapan terkejut.
"Ini bapak yang di taman tadi?"
Mark tersenyum tipis. "Iya." Jawaban yang sangat singkat, padat, dan tidak jelas.
"Bapak lagi nungguin istrinya, ya?"
Perawat ini cantik, anggun, dan ramah. Namun, sayangnya banyak tanya.
"Bukan. Lagi nunggu sepupu saya."
"Ohh, yaudah kalo gitu saya permisi dulu, Pak." Yeri baru saja hendak melangkah pergi, sampai ketika Mark menahannya dengan suara berat.
"Kamu mau nemanin saya minum kopi ke kafe seberang?"
🍂🍂🍂
Jisung mengerutkan dahi kala mendapati depan ruang operasi kini sepi. Tidak ada orang tuanya dan orang tua Heerin di sana. Mark juga tak nampak di mana-mana.
Laki-laki itu pun duduk dengan mata mengamati pintu di sampingnya yang masih tertutup rapat. Ia mengecek ponselnya, mencari kalau-kalau ada info dari Wendy tentang keadaan Heerin. Namun, nihil.
Karena bosan, ia pun menghubungi Chenle.
"Le, di mana?"
"Amrik."
"Ngapain?"
"Mau liat Ariana Grande."
![](https://img.wattpad.com/cover/222777078-288-k731744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED [Park Jisung]✓
FanficPark Jisung, mahasiswa tingkat akhir yang dipaksa menikah dengan bocah ingusan baru tumbuh gigi. Byun Heerin, gadis kelas 12 SMA yang dipaksa menikah dengan laki-laki baru puber penuh emosi. Tinggal dalam satu atap tidak membuat keduanya saling men...