KOOKV | 26👑

5.6K 442 55
                                    

Tap disini lalu kirim 💙💙
Biar rameee 😭

.
.
.


Btw ini udah bau-bau end ya guyss

.
.
.

Happy reading 😊

...

"Udah lo jangan nangis lagi, tambah jelek tuh muka" ucap Jimin kepada perempuan di sampingnya.

Mereka duduk di tempat duduk pinggir taman yang terletak di pertengahan kota.

"Gue udah capek, gue mau putus aja, tapi kenapa dia malah main kasar gitu" gerutu perempuan mungil itu dengan isakan tangisnya.

Jimin meraup wajahnya kasar, "gue gapaham lagi jalan pikiran lo, bukannya kemarin-kemarin lo bilang mau mempertahankan disaat gue nyuruh lo nyerah? "

Perempuan itu menatap Jimin dengan tatapan sendu lantas kembali menangis dengan kencang.

Untung sepi.

"Jangan nangis lagi, udah malem" lantas Jimin melepaskan jaketnya dan menaruh di atas kepala perempuan itu.

"Min, pipi gue sakit" ucap perempuan itu dari balik jaket yang ada di atas kepalanya.

Dengan cepat Jimin membuka jaket yang di atas kepala perempuan itu dan benar saja Jimin baru sadar ada memar di pipi sebelah kiri perempuan itu.

"DIA NAMPAR LO?! "

Perempuan itu ciut ketakutan, entah mengapa perasaannya tidak enak.

"l-lo tenang aja, ini memar biasa kok, malah ini bisa dibilang engga terlalu kasar dari yang kemar—"

"lo harus putus sama dia" ucap Jimin dengan nada seriusnya.

"tapi dia—"

Tidak ada suara yang terdengar, napas pun sempat terhenti karena saking terkejutnya.

"lo milik gue, mulai malam ini"

Ciuman kilat itu sempurna membuat gadis mungil itu tersipu malu.

Dapat dirasakan didalam diri gadis itu ada sebuah desiran yang menggelikan, rasanya ingin tersenyum dan tertawa.

"M-maaf gue cium lo, argh gue gak bisa berpikir jernih" ucap Jimin serasa menampar pipinya dengan keras.

Perempuan itu dengan cepat berdiri dan menahan nya, "lo ngapain sih? Gue gapapa, mulai malam ini gue milik lo, begitu pun sebaliknya...?"

Cukup ragu mengatakan hal ini, namun gadis ini yakin jika ia sudah jatuh hati pada kelembutan yang dimiliki oleh Jimin.

Sungguh akan menyesal pemuda yang bernama Suga itu karena menolak perhatian dari Jimin, begitulah pikiran gadis ini.

"Iyaa, j-jangan rusak rambut keren gue" ucap Jimin seraya menahan tangan gadis itu saat mengelus kasar rambut gelap jimin.

"Makasih udah repot-repot dengerin cerita gue, tapi apa gue pantes memiliki lo? "

Jimin berhenti dan segera memberikan senyuman hangat kepada gadis dihadapannya.

"tentu pantas, hanya saja memang lebih cepat dari sebelumnya, apa lo mau jadi wanita gue 2 tahun kedepan? "

"huh?! Jadi sekarang gue ja—"

Jimin berdecih sebal, "sungguh enggak punya rasa peka lo jadi cewek, bilang mau aja susah, yaudah lo mau jadi pacar gue kagak? Terus dua tahun lagi lo jadi istri gue, setelahnya lo bakal jadi ibu dari anak-anak kita, apa lo bersedia? "

Truth or Dare | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang